Sebelum kecerita perkenalkan namaku Bonita umurku saat ii 19 tahun. Aku anak terakhir dari 4 saudara, semuanya adalah perempuan, kakakku yg 3 dan 4 mereka juga sama menjadi pembantu rumah tangga , sudah 1 tahun ini Aku bekerja di rumah majikanku yg masih muda baru mempunyai anak 1 berumur 3 tahun.
Majikan perempuanku yg kupanggil ibu Hani adalah seorang karyawati, sedang majikan laki-lakiku seorang PNS sebuah instansi pemerintah. Kehidupan di dalam rumah tangga majikanku dapat dikatakan harmonis, itu yg membuatku kerasan tinggal bersama mereka. Ibu majikan seorang perempuan yg baik, begitu pula dengan suaminya.
Saat Sabtu dimana ibu bekerja, sedang bapak setiap Sabtu dan Minggu libur. Di rumah tinggal bapak, Aku dan anaknya. Aku merasa tidak enak badan sejak hujan-hujanan kemarin waktu Aku pergi ke pasar. padahal malam harinya Aku sudah minum obat, namun hingga pagi hari ini Aku merasa sakit disekujur badan. Walau begitu tetap kupaksakan diri untuk bekerja, karena sudah kewajibanku sehari-hari dalam keluarga ini. Setelah anaknya tidur, kurebahkan diriku di kamar
Cuaca mendung bulan November, setengah terpejam sayup-sayup kudengar bapak memanggilku, namun karena badan ini terasa berat, Aku tak sanggup untuk bangkit, sampai bapak datang ke kamarku. Bapak terkejut melihat kondisiku, dihampirinya Aku dan duduk ditepi ranjang. Aku berusaha untuk bangkit walau kepala ini seperti dibebani ribuan batu, tiba-tiba tangan bapak menyentuh dahiku kemudian merengkuh bahuku untuk memintaku tiduran kembali.
Majikanku bilang kalau badanku demam, kemudian dia memijit keningku, mataku terpejam menikmati pijitan itu, terasa sakit di kepala dan lemas sekujur badanku. Setelah beberapa saat bapak menyuruhku untuk telungkup, akupun menurutinya. Kuraskana kain bajuku disingkap ke atas oleh bapak, kemudian tali pengait breast houlderqu dicopotnya. Aku terkejut, namun karena lemas Aku pasrah saja, kurasakan pijitan bapak dipunggungku.
Disinlah awal keanehan itu terjadi. Walaupun kondisi demam, namun perasaan itu tetap saja kurasakan, begitu hangat, begitu damai, begitu takut dan tapi akhirnya begitu nikmat, mata kupejamkan sambil menikmati pijatan bapak. Umur bapak sudah 30an dan kuakui kalau bapak mempunyai wajah yg awet muda. Disaat Aku merasakan pijitan bapak, tiba-tiba kurasakan resluiting celana pendekku di belakang diturunkan oleh bapak.
Aku ingin berontak dan membalikkan badan, namun ditolak oleh bapak dengan mengatakan bahwa bagian bawahpun harus dipijat, akhirnya Aku menyerah walau disertai rasa malu saat bapak melihat bokongku. Jujur, yang ada di dalam benakku tidak ada prasangka lain selain Aku dipijit bapak. Setelah agak lama, bapak menyudahi pijitannya dan Aku diberi lagi obat demam yg segera kuminum, bapak kemudian meninggalkan kamarku.
Sebelum tidur kuputuskan ke kamar mandi untuk buang air kecil. Seperti yg telah Aku ceritakan di atas, bahwa celana dalamku basah, dan ternyata bukan pipis. Aku raba dan rasakan ternyata berlendir dan agak lengket, Aku tidak tahu hubungan basah ini dengan pijatan bapak tadi. Aku tak mampu berpikir jauh, setelah dari kamar mandi, kuputuskan untuk tidur di kamar.
Sore hari gerimis turun, ketika Aku tidur, siang tadi ibu majikan dan anaknya pergi kerumah famili serta menginap di sana karena ada hajatan, sementara bapak tinggal di rumah sebab besok Minggu ada acara di kompleks. Setelah sesiang tadi Aku tidur, kurasakan badanku agak mendingan, mungkin karena pengaruh obat turun demam yg Aku minum tadi, sehingga Aku berani untuk mandi walau dengan air hangat. Selesai mandi terdengar suara bapak dari ruang TV memanggilku, Aku bergegas kesana.
Majikanku menanyakan keadaanku yg kujawab sudah baikan. kemudian bapak menyuruhku membuatkan teh hangat untuknya. Teh kubuat dan kuhidangkan di meja depan bapak, kemudian bapak menyuruhku duduk di bawah depan tempat duduk bapak, kuturuti perintahnya. Ternyata bapak sedang Menikmati TV, kemudian bapak memegang pundakku serta memijit perlahan-lahan dan bertanya apakah pijitannya enak, kujawab enak sekali sembari tersenyum.
Sambil tetap memijat bahuku kami berdua membisu sambil menonton TV. Lama-kelamaan perasaan aneh itu menjalar lagi, Aku merasakan sesuatu yg lain, yg ku tak mengerti perasaan apa ini, kurasakan sekujur rambut badanku meremang. Tiba-tiba kurasakan hembusan nafas di samping leherku, Aku melirik, ternyata wajah bapak telah sampai di leherku, Aku merasakan getaran-getaran aneh yg menjalar kesemua badanku, Aku tidak berontak, Aku takut, namun getaran-getaran aneh itu kurasakan begitu nikmat hingga tanpa kusadari kumiringkan kepalaku seakan memberi keleluasaan bapak untuk mencumbunyanya.
Aku memejamkan mata dan menikmati setiap usapan bibir serta lidah bapak di leherku. Getaran itu kini menjalar dari leher terus turun ke bawah, yg kurasakan badanku melayang entah kemana, tidak mempunyai beban, terasa ringan sekali seolah terbang. Otakku seakan buntu, tidak dapat berpikir jernih, yg kutahu Aku mengikuti saja karena pengalaman ini belum pernah Aku rasakan seumur hidup, antara takut dan nikmat. Tangan bapak masih memijat bahuku sementara dia masih mencumbui leherku, tak lama kemudian kurasakan tangan itu meraih kancing baju depanku dan membukanya satu persatu dari atas ke bawah.
Setelah semua kancing bajuku terlepas, kembali tangan bapak memijat bahuku, semua itu Aku rasakan dengan nikmat, perlahan tapi pasti kedua tangan bapak menyentuh ke dua payudaraku, Aku kaget. Kedua tanganku lalu memegang tangan bapak, bapak membisikkan supaya Aku Menikmati saja pijitannya, tanganku akhirnya terlepas dari tangan bapak. Lagi-lagi kurasakan sesuatu getaran aneh,hanya getaran ini lebih dahsyat dari yg pertama, payudaraku diremas, walau masih memakai bh.
Kemudian tangan bapak kembali kebahuku, ternyata diturunkannya tali bhku, perlahan-lahan diturunkan sebatas lengan, sementara ciuman bapak masih di leher, kadang leher kiri, kadang leher kanan. Aku melayang begitu hebat, dimana kedua tangan bapak meraih payudaraku dari bagian atas turun ke bawah, sesampai di pentilku remasan berubah menjadi pilinan dengan jari, Aku sempat membuka mata, namun hanya sesaat, getaran aneh berubah menjadi sengatan.
Sengatan kenikmatan yg baru ini kualami, dipilin-pilinnya kedua pentilku, tak sadar aku mendesah pelan. Secara tidak kusengaja, tangan kiriku meraba celana dalamku sendiri, kurasakan gatal disekitar kemaluanku, ternyata kemaluanku basah, Aku tersentak dan memberontak. Bapak kaget, kemudian menanyakan ada apa, Aku tertunduk malu. Setelah didesak Aku menjawab malu, kalau Aku ngompol. Bapak tersenyum dan berkata bahwa itu bukan ompol, lalu bapak berdiri dan membimbingku duduk di sofa.
Majikanku bertanya mengapa malu, yg kujawab bahwa ini pengalamanku yg pertama, kemudian bapak mengatakan ingin memberi pengalaman selanjutnya dengan catatan supaya Aku tidak menceritakan pengalaman ini pada siapa saja. Aku hanya mengangguk dan menunduk, tak berani kutatap mata bapak karena malu. Di luar hari sudah berganti malam, gerimis pun berubah menjadi hujan, namun aneh, hawa di ruang TV berubah menjadi hangat, apakah ini hanya perasaanku saja?
Sementara Aku duduk di sofa, bapak malah jongkok dihadapanku.
Aku segan dan menundukkan kepalaku. Tiba-tiba bapak maju menuju payudaraku dan menciuminya, seperti bayi menetek ibunya. Aku berkata malu, namun di jawab bapak untuk Menikmati saja. Sengatan itu kembali menyerangku ketika ciuman bapak berubah menjadi jilatan dan kuluman di pentilku, Aku kembali terpejam dan mengerang, tak kusadari tanganku berada di kepala bapak, mengelus dan sedikit meremas rambut bapak.
Aku tidak kuat menyangga badanku, perlahan dan pasti badanku terjatuh di sofa, bapak membetulkan posisiku sehingga tiduran disofa. Kemudian jilatan bapak berlanjut diperutku, sementara tangan kiri bapak di payudaraku, tangan kanan meraba dari betis naik ke paha serta menyingkap rok yg kukenakan. Aku sudah kehilangan akal sehat, hanya bisa diam dan Menikmati setiap jilatan dan elusan bapak.
Aku terkejut pada saat jilatan bapak sampai ke celana dalamku, Aku mengatakan bahwa itu kotor dan pesing, namun dengan sabarnya bapak menenangkanku untuk tetap saja Menikmatinya. Aku hanya terdiam dan pasrah, di antara takut dan malu serta rasa nikmat yg tak kuduga sebelumnya. Perlahan bapak membuka rok serta mencopot celana dalamku dan menciumi rambut kemaluanku.
Rasa geli berkecamuk di dalam dadaku, kurapatkan kedua pahaku menahan geli, namun keanehan terjadi lagi, lama kelamaan tanpa kusadari kedua pahaku membuka dan semakin lebar. Posisi ini memudahkan bapak untuk mencumbu lebih dalam. Tiba pada bagian tengah atas kemaluanku, kurasakan ujung lidah bapak menyengat yg lebih dahsyat lagi, tanpa kusadari kunaikkan bokongku ke atas ke bawah, Aku meracau tidak karuan, sukar kulukiskan dengan kata-kata perasaan ini.
Kurasakan dunia gelap dan berputar, sayup-sayup kudengar suara kecipakan di sekitar selangkanganku, hingga ada suatu desakan dari dalam kemaluanku, desakan itu tak dapat kutahan, sesuatu yg akan meledak keluar, seperti bila ingin pipis, namun ini lebih dari itu.
Tanganku tak dapat kukendalikan, kuremas rambut bapak sambil menekan kepalanya pada kemaluanku. Aku melonjak, mengejang. menahan, meracau, tiba-tiba sesuatu itu keluar dari dalam kemaluanku, kemaluanku basah… bahkan banjir… kurasakan Aku ngompol… Setelah itu badanku lemas, keringat membanjiri badanku, tulang-tulangku terasa lepas dari tempatnya… perasaan apa ini? antara nikmat… kebelet pipis… dan lemas
Kulihat bapak tersenyum dan mengelus rambutku, bapak menanyakan apa yg Aku rasakan. Kubalas dengan tatapan yg bertanya-tanya, namun Aku tidak dapat berkata-kata, diantara nafasku yg masih memburu, Aku hanya tersenyum dan memandangnya sayu. Bapak berlutut di sampingku, melepas sarungnya, meraih tanganku dan membimbingnya untuk memegang tengah celana dalamnya, kuturuti, kuraba dari luar celana dalam bapak, ini pun pengalaman pertamaku memegang kelamin laki-laki.
Kurasakan sesuatu menonjol keras ke atas di tengahnya, bapak Menikmati elusanku dan kuliirik mata bapak setengah terpejam.
Tak lama, dia menurunkan celana dalamnya, sesaat kuterpekik melihat benda yg baru kali ini kulihat. Kemudian Bapak mengajariku untuk mengurut benda itu dari atas ke bawah, Aku geli memegang benda itu, empuk tapi keras… keras tapi lentur… Bapak membangkitkanku dari rebahan, kemudian menyuruhku untuk menjilat benda itu, karena tadi bapak sudah menjiltati kemaluanku, apa salahnya kalau sekarang Aku menjilati kelaminnya, pikirku.
Pertama memang kujilati benda itu, lama-kelamaan kumasukkan benda itu ke dalam mulutku, Aku ingat masa kecilku ketika menjilati es krim. Benda itu berdenyut-denyut di dalam rongga mulutku, Aku merasa aneh namun senang, seperti anak keci mendapat makanan kesukaannya.
Tiba-tiba bapak mengerang sambil menarik kepalaku, benda itu berkeduk hebat, Aku heran ada apa ini, namun benda itu tak dapat kulepaskan, karena kepalaku ditahan tangan bapak, kemudian kurasakan suatu cairan hangat terasa di mulutku yg akhirnya daripada tersedak, cairan itu kutelan habis, terasa amis… gurih… sedikit asin.
Kulihat bapak mendengus, seperti habis lari jauh, nafasnya tersengal-sengal. Dia tersenyum dan memelukku, Aku merasa damai dalam pelukannya. Bapak mengajakku ke kamar mandi, sebelum kami masuk, bapak melucuti sisa pakaianku dan juga pakaiannya. Aku merasa heran, Aku menurut tanpa ada perlawanan, mungkin karena nikmat yg baru saja pertama kali Aku dapat.
Di dalam kamar mandi, bapak memandikanku, bapak menyirami rambut-rambut yg tumbuh di ketiak dan selangkanganku dan berpesan agar Aku tetap memelihara dan melarang mencukurnya. Pada saat bapak menyabuniku, getaran-getaran aneh menyerangku lagi. Geli bercampur nikmat menyelimuti seluruh badanku, sehingga tak terasa Aku mulai mendesah lagi, bapak bilang bila Aku tidak tahan keluarkan saja erangan itu, tapi Aku malu.
Setelah Aku selesai disabuni, bapak menyuruhku menyabuninya, dengan rasa malu kusabuni punggung sampai kakinya, pada giliran badan bagian depan, kulihat kelamin bapak yg tadinya lemas tampak kokoh berdiri.
Bapak mengatakan enak disabuni olehku, dia meraih wajahku dan mencium mulutku, Aku merasakan getaran semakin hebat ketika lidah bapak bermain di dalam rongga mulutku, Aku hanya terdiam dan Menikmati permainan lidah bapak, perlahan kuimbangi permainan lidah bapak dengan lidahku sendiri, kami saling berpagutan.Cerita Sex
Majikanku membimbing tanganku untuk menyentuh kelaminnya yg masih terbalut sabun, Aku merasakan licin serta mengocoknya. Payudaraku pun menyentuh dada bapak yg licin oleh sabun, terasa mengeras di kedua pentilku, kami berpelukan… berciuman dan saling bergesekan… aktivitas ini menimbulkan gelinjang kenikmatan yg tiada tara bagiku.
Setelah badan kami berdua tersiram air dan bersih dari sabun, bapak menyuruhku untuk menghadap wastafel setengah menunduk sembari kakiku direnggangkannya, bapak jongkok membelakangiku dan mulai menjilati bokongku, Aku menengok ke belakang dan bapak hanya tersenyum. Pada saat lidah bapak menyentuh dan mempermainkan duburku, Aku tersentak dan sedikit mengangkat kakiku, kurasakan kegelian bercampur dengan kenikmatan, Aku mendesah, kemaluanku basah dan lengket, sehingga tangan kiriku tak sadar meraba daging bulat kecil yg mengeras di tengah kemaluanku sembari mengosok-gosok dan menekannya, secara naluri bagian itu yg kurasakan dapat memberi kenikmatan yg tiada terkira.
Tak lama berselang Aku berasa ingin pipis lagi. Tangan kananku mencengkeram erat bibir wastafel, mengerang hebat, tangan kiriku kutekan kuat pada benjolan kenikmatanku, Aku meledak lagi, nafasku memburu tidak karuan, sesaat Aku merasa lemas dan seakan hilang pijakan tempatku berdiri. Bapak menangkapku kemudian membopongku menuju kamarku.
Direbahkannya diriku di tempat tidur, bapak duduk di tepi tempat tidurku sembari mengelus rambutku, tersenyum dan mengecup keningku, hatiku tentram, nafasku mulai teratur kembali. Setelah semuanya kembali normal bapak merebahkan dirinya di sisiku, tanpa bicara, bapak meraba payudaraku, serta menjilatinya. Getaran-getaran itu datang kembali menyerangku, Aku menggelinjang serta mengeluarkan suara- suara desahan, kuremas kepala bapak sembaru kutekan ke arah dalam payudaraku. Bapak naik ke atas badanku, menyodorkan kelaminnya untuk kujilat lagi, kuraih dan kukulum kelamin bapak seperti layaknya menjilati es krim, bapak memaju-mundurkan bokongnya sehingga kelamin bapak keluar masuk dalam mulutku.
Aku Menikmati keluar masuknya kelamin bapak di dalam mulutku. setelah beberapa saat, bapak
melepaskan kelaminnya dari mulutku. Bapak menggeser badannya, kedua pahaku di kesampingkannya, perlahan-lahan kelamin bapak didekatkan pada kemaluanku sambil berkata bila terasa sakit Aku harus bilang.
Pertama menyentuh kulit luar kemaluanku, Aku agak tersentak kaget, mulailah rasa sakit itu timbul setelah kelamin bapak mulai sedikit demi sedikit memasuki kemaluanku. Aku menjerit kesakitan yg kemudian diikuti dengan dicabutnya kelamin bapak, bapak mencium bibirku sembari membisikkan kata supaya Aku menahan rasa sakit tersebut sembari mempermainkan lidahnya di dalam mulutku.
Kemudian bapak mulai menusuk lagi, walau kemaluanku sudah basah total. tapi rasa sakit itu tak terkira, Aku tak sanggup mengaduh karena mulutku tersumbat mulut bapak. Tak terasa air mataku meleleh menahan sakit yg tak terkira, kedua tanganku mencengkeram erat pinggang bapak.
Akhirnya kelamin bapak berhasil menembus lubangku… diusapnya air mataku, kelamin bapak masih tetap tertancap dalam lubangku. Bapak berhenti menggoyang, setelah dilihatnya Aku agak tenang, mulailah bapak memaju-mundur kelaminnya lagi secara perlahan, Aku sempat heran, rasa sakit itu berangsur hilang digantikan dengan nikmat yang dahsyat.
Aku merasakan kemaluanku berkedut-kedut dengan sesuatu benda asing di dalamnya, sementara itu air lendirku juga sudah membasahi liang kemaluanku, sehingga rasa sakit itu hilang tergantikan oleh kenikmatan yg sukar dikatakan. Tidak begitu lama kemudian Aku merasa ingin pipis kembali, Aku peluk bapak, Aku naikkan bokongku seolah ingin menelan semua kelamin bapak. Aku kejang, Aku melenguh panjang, Aku menggigit bahu bapak, sesuatu yg nikmat Aku rasakan lagi, dunia berputar-putar, semua terlihat berputar, sangat kejadian ini nikmat sekali.