poker terbaik dan terpercaya
agen bola terbaik dan terpercaya
2011-06-27T19:34:00+01:00 ...
http://example.com/mypage Mon, 27 Jun 2011 19:34:00 +0100 ...
http://example.com/mypage 2011-06-27T19:34:00+01:00 ...
  • Judi Poker Terbaik

    HOT PROMO BONUS NEW MEMBER 30%

  • Poker Terbaik Uang Asli

    HOT PROMO BONUS DEPOSIT 10%

  • Bandar Poker Terbaik Uang Asli

    LAYANAN 24 JAM CS PROFESIONAL

Rabu, 28 Juni 2017

Istri Ku Seorang Pramugari Cantik

Istri Ku Seorang Pramugari Cantik

| CERSEX |



Namaku Rico, usia 25 tahun. Tampangku sih biasa-biasa aja, tetapi dari para wanita yang pernah pacaran denganku, mereka bilang wajahku enak dipandang (dan tentu saja mereka bilang selalu puas bercinta denganku kalau sudah merasakan keperkasaanku).

Kisah ini berawal dari perkenalanku lewat telepon dengan seorang pramugari satu perusahaan penerbangan terbesar di Jakarta. Saat itu aku mencari nomor telepon seorang teman lamaku di yellow pages yang bernama Nina yang tinggal di Jalan Mawar II. Aku menemukan nama tsb, tetapi beralamat di Bandung. Entah kenapa aku tertarik untuk mencoba menelponnya. Saat kutelepon yang menerima adalah pembantunya bernama Wati. Dia bilang Nina sedang terbang, setelah kuperjelas Wati menerangkan kalau Nina adalah seorang pramugari, sudah bersuami tetapi suaminya sudah tidak tinggal bersamanya lagi walau belum resmi bercerai (dari keterangan Wati aku yakin bahwa Nina ini bukan temanku yang aku cari tetapi karena Wati tidak keberatan ngobrol, aku jadi meneruskan obrolan).

Aku pun banyak bercerita kepada Wati bahwa aku punya kenalan pramugari bernama Ernie dan sering berkencan dengannya. Kami jadi terlibat obrolan akrab, malah Wati bilang jangan-jangan aku juga pernah berkencan dengan Nina. Aku pun mengiyakan dan menceritakan kehebatan Nina di ranjang, membuat Wati semakin berani bicara soal sex. Setelah 1 jam kami ngobrol, akhirnya Wati menyuruhku telepon besok sore karena Nina pulang besok pagi.

Besok sorenya aku telepon Nina, dia sedang tidur karena katanya cape setelah terbang jauh, tetapi dia mau menerima teleponku. Awalnya Nina heran karena tidak mengenalku, lalu aku bilang aku penggemarnya dan membuat dia tertawa.

“Memangnya aku ini artis terkenal? Punya penggemar?” Aku memperkenalkan diri dan bilang ingin kenal lebih dekat dan menjadi temannya.
“Tapi bukan teman tidur kan?” kata Nina dengan suara agak parau karena baru bangun tidur. “Aku gak mau jadi teman tidur, tapi enakan jadi teman lagi gak tidur” jawabku.
“Eh nakal, baru kenal udah ngomong begitu”
“Iya, maksudku tidak tidur kan lagi telepon, bukan lagi di ranjang”. Nina tertawa lagi.
“Kamu suka bercanda ya?”. Kami ngobrol kira-kira 10 menit dan aku bilang aku tidak mau mengganggu istirahatnya lebih lama dan berjanji untuk menelponnya lagi.

Setelah itu aku sering menelponnya, dan kami menjadi akrab serta mempunyai nama ejekan. Setelah 1 bulan kami hanya bicara lewat telepon, aku pun berani bilang ingin bertemu dengannya. Nina setuju tapi tidak mengijinkanku datang ke rumahnya. Dia hanya minta dijemput di daerah sekitar tempat tinggalnya. Saat bertemu, kami masih saling mengejek.

“Apa kabar, Boneng?”
“Baik” jawabku. “Aku tidak menyangka  ternyata kamu lebih parah dari Mini, maksudku Mini gemuk dan pendek, ternyata kamu kurus”
“Hahaha, aku kira kamu juga mirip Donok betulan” dia tertawa membalas ejekanku.

Harus kuakui walaupun dengan pakaian sederhana dan tanpa make-up Nina terlihat cantik dan tubuhnya langsing dengan buah dada yang sangat padat kutaksir berukuran 34B. Malam itu kami pergi ke Mall, dan makan Sushi Tei. Sejak saat itu dia selalu memberi jadwal terbangnya kepadaku dan selalu minta aku telepon bila dapat tugas domestik, atau kirim fax bila dia di luar negeri.

Cerita Dewasa. Satu bulan setelah pertemuan pertama, aku diijinkan mencium bibirnya. Mulanya aku bilang ingin memeluknya. Besoknya saat bertemu lagi aku juga bilang mau peluk dia. Kami berpelukan, kemudian aku mencium tangannya, memeluk dia lagi sambil berusaha mencium bibirnya. Nina menolak tetapi setelah itu dia pasrah saat kukulum bibirnya, tetapi Nina tidak membalas. Setelah ciuman pertama setiap bertemu kami selalu berciuman sampai sebulan berikutnya dia minta diantar ke suatu tempat dan kami sudah pulang jam 11 siang. Saat itu aku bertanya ingin kemana lagi.

“Terserah kamu mau kemana” jawab Nina.
“Kalau ke hotel gimana?” tanyaku.
“Memangnya kamu berani bawa aku ke hotel?’
“Siapa takut!”jawabku cepat. “Memang Nina berani?” balasku.
“Berani, tapi kamunya jangan macam – macam yah” Segera aku menuju satu hotel yang cukup baik di Bandung.

Sesampainya kami di kamar hotel, aku segera memeluk Nina dan menciumnya. Nina membalas dengan tak kalah bergairah. Bibir dan lidah kami saling mengulum dan menjilat. Nafas Nina semakin tak beraturan saat tanganku mulai menelusuri lekuk tubuhnya. Ciumanku mulai berpindah ke kuping dan lehernya. Ciuman dan gigitan-gigitan kecil di lehernya membuat Nina menggelinjang.

“Oouggghh..oouugggghh..aagggrrrhhh..” rintih Nina ketika tanganku mulai meremas buah dadanya.

Jariku mulai membuka kancing kemejanya. Ciumanku berpindah ke bahunya yang mulus kemudian ke buah dadanya sambil aku membuka bra-nya. Bagian atas tubuh Nina sudah tidak dilapisi oleh apapun. Aku mengulum puting buah dadanya yang masih berwarna merah muda, sedangkan tanganku meremas buah dada satunya. Tangan Nina bergerak liar membuka baju dan celanaku. Pada saat yang bersamaan kami sudah sama sama telanjang dan ciumanku semakin turun ke bawah, menjilati dan mengecup perut, paha, betis, dan ke pangkal pahanya. Nina menarikku ke ranjang saat aku mulai menjilati vaginanya.

“Aarrrgggghh.. oouuuugggghh..sshh..sshh..” rintih Nina dengan kenikmatan.
“Mmhhh..sshhh..sshhh” aku semakin nafsu menjilati vaginanya.

Aku memutar tubuhku ke posisi 69. Nina agak menolak tetapi aku tetap melanjutkan posisi itu dan memintanya menciumi penisku yang sudah membesar dan keras. Nina hanya mengecup saja, saat kuminta mengulum dia menolak dan minta ku merubah dengan posisi yang berhadapan lagi. Aku mulai mencium bibirnya lagi, lidah kami saling menjilat dan bibir kami saling mengulum. Nampaknya Nina sudah tidak tahan, tangannya mencari-cari penisku dan memasukkannya ke dalam vaginanya.

“Aaarrrggghhhh..” lenguh Nina saat penisku menghujam ke dalam vaginanya.

Tubuhku secara perlahan turun naik di atas tubuh Nina yang seksi dan mulus. Perlahan namun pasti kulihat perubahan di wajah Nina menunjukkan dia menikmati persetubuhan kami. Penisku keluar masuk dengan irama yang semakin cepat. Nina pun semakin menggeliat dan mendesah. Rintihan dan desahan kenikmatan Nina yang semakin membuatku bergairah berpacu untuk menuntaskan nafsu birahi Nina.

“Oouggghh.. aarrrgghhh..” Nina mendesis dan menggoyang pinggulnya mengikuti gerakanku.
“Mmhh..mmhh..” akupun merasakan nikmat yang luar biasa oleh goyangan Nina.
“Ayoo, sayang.. aku sudah tidak tahan..” Nina semakin cepat menggoyangkan pinggulnya dan memintaku mempercepat keluar masuk penisku. Tidak berapa lama kemudian, Nina memeluk bahuku. Nampaknya Nina segera mencapai puncak kenikmatannya.

“Aarrrggghh.. oougggghh.., aku keluarrr sayang.. mmhh.. aku keluar nih..” Nina menggigit bahuku saat dia orgasme.

Tubuh Nina mengejang beberapa saat, kemudian pelukannya perlahan melemah dan lepas dari tubuhku. Ku lihat dari mimik wajahnya yang puas. Nina mengecup bibirku beberapa kali sambil berbisik

“Sayang.., kamu hebat.., baru kali ini aku merasakan kepuasan dari laki-laki”
“Memang selama ini di rumah gak pernah puas ya? tanyaku.
“Iya, suamiku tidak bisa memberiku kepuasan seperti kamu. Dia selalu lebih dulu keluar, kadang-kadang baru ku goyang sebentar dia sudah tidak tahan” Nina menjelaskan keadaan suaminya itu.

Aku membayangkan tubuh Nina sedang dinikmati suaminya, membuat gairahku bertambah dan perlahan aku mulai menggerakkan penisku keluar masuk lagi. Nina mulai terangsang dan mengikuti gerakanku dengan memutar-mutar pinggulnya. Aku membalikkan posisi sehingga Nina berada di atas tubuhku. Nina semakin leluasa mengerakkan pinggulnya. Ronde kedua ini Nina semakin menikmati persetubuhan kami hingga tidak berapa lama kemudian ia mencapai orgasmenya yang kedua dan terkulai di atas tubuhku.

Aku segera membalikkan tubuhnya ke posisi di bawah. Tubuhku naik turun di atas tubuh Nina tanpa memberi kesempatan dia istirahat setelah mencapai orgasmenya yang kedua. Aku ingin segera menuntaskan permainan ini. Lahar di tubuhku menuntut minta dikeluarkan. Walau sudah 2 kali orgasme ternyata Nina masih mampu melayani gerakanku, malah kurasa Nina semakin hot mengoyangkan pinggul dan pantatnya.

“Aarrrggghhh..oooouuuuggghhhhhh..oouuggghh” rintih Nina.
“Sayang, aku tidak tahan lagi..” aku mengajak Nina menyelesaikan persetubuhan kami.
“Kita keluar bareng, sayanngg.., aku mau keluarr… Aarrrgggghh..mmmhhhhh..” Nina kembali mencapai orgasmenya.
“Aarrgghhhhhh.. Mmhhh.. Aarrrgghhhhh” aku memuncratkan air maniku ke dalam vagina Nina.

“Terima kasih, sayang..” Aku mengecup pipi dan kening Nina, juga mengecup di bibirnya.
“Sama-sama sayang, aku puas sekali” Nina membalas kecupanku.
“Ternyata pramugari mainnya hot juga yah?” kataku.
“Iya donk.., baru tau yah kalo pramugari hebat?” jawab Nina.
“Hehehe, pengen lagi donk” pintaku.
“Memangnya kamu masih kuat?”
“Lho Nina tidak ngerasain? Kan punyaku masih di dalam punya Nina” kataku.
“Idihh, koq masih keras saja sih?” tanyanya.
“Iya, punyaku kalau baru sekali keluar memang masih keras” jawabku
“Memangnya mesti berapa kali sih baru lemes?” tanya Nina penasaran.
“Paling sedikit 2 atau 3 kali” kataku
“Jadi sekarang mesti Nina bikin keluar lagi yah?”
“Yang tadi bikin gede dan keras bukannya Nina?” jawabku

Nina mulai menggoyangkan pinggul dan pantatnya yang kuimbangi dengan keluar masuknya penisku di dalam vaginanya. Di babak kedua ini Nina orgasme 2 kali dan aku keluar sekali. Setelah itu kami istirahat sebentar dan karena penisku masih tegang Nina kemudian mengulum dan mengisap penisku. Nampaknya Nina begitu menikmati kuluman dan hisapannya di penisku

“Naa.., aku keluaarr..aarrrggghhhh” aku menyemprotkan air maniku di dalam mulut Nina. Nina menelan semua air maniku yang keluar. Setelah itu penisku benar-benar mengecil dan kami pun tidur.

Hari itu kami lewati dengan 2 kali persetubuhan lagi berturut-turut dengan Nina orgasme 2 dan 1 kali, hingga kami check-out dari hotel jam 11.30 malam. Kuantar Nina pulang dan untuk pertama kali aku diijinkan masuk ke dalam rumahnya. Setelah berbincang beberapa saat, akupun berpamitan pulang setelah kami berciuman lagi.

Sejak saat itu aku selalu mengisi kesepian Nina setiap suaminya tidak berada di rumah. Setiap bertemu selalu kami lewati dengan permainan cinta yang panas, baik di hotel atau di rumah Nina, bahkan kemudian aku diijinkan menikmati tubuh Nina di atas ranjang di kamarnya. Saat itu aku bahagia dan puas sekali karena dari pagi sampai sore tak henti-hentinya kami bercumbu dan aku dimanja serta dilayani seolah-olah aku suaminya.

Suatu kali pernah terjadi saat kami bercinta di ranjangnya, suami Nina menelpon. Mula-mula telepon itu tidak diangkat karena kami sedang berciuman, tetapi saat penisku sudah di dalam vagina Nina, ada telepon lagi dan ternyata suaminya. Nina menjawab telepon itu sambil nafas dan suaranya tersendat-sendat karena aku tidak menghentikan gerakan keluar masuk penisku.

“Aku sedang olahraga” kudengar Nina menjawab pertanyaan suaminya.

Setelah selesai telepon kutanya suaminya bicara apa.

“Biasa, kalau lagi pingin gituan denganku, bilang kangen dan mau ketemu. Dia curiga, nafasku memburu. Dia tanya aku lagi ngapain, makanya aku bilang lagi olahraga. Hehehehe. Padahal aku lagi olah nafsu sama kamu” jelas Nina sambil tertawa manja, membuatku semakin bergairah menggeluti tubuh indahnya.

Tetapi pernah juga teleponku tidak diangkat oleh Nina. Saat itu suaminya memang sudah 2 hari berada di rumah. Aku berani telepon ke HP Nina karena sebelumnya dia menelponku dari HP-nya.
Setelah 2 kali teleponku tidak dijawab aku tidak mencoba menelponnya lagi. Setengah jam kemudian aku ditelepon Nina.

“Halo – halo , sori tadi aku gak jawab telepon kamu” kata Nina.
“Memangnya kamu lagi ngapain sih? Lagi enak ya?” tanyaku
“Iyah nih” jawab Nina.
“Pantes, teleponku dicuekin, lagi enak sih. Berapa kali tu? Sekarang dianya di mana?”
“Sekali saja. Dianya lagi di kamar sebelah”
“Dari tadi baru sekarang telepon, lama banget mainnya”
“Tidak ahhh, biasalah dia cuma bisa sebentar. Aku juga diam saja, Tidak goyang. Habis main dia tiduran dulu, baru keluar kamar”
“Tapi kamu orgasme kan?” ledekku
“Sama dia mana pernah aku orgasme” balas Nina.
“Aku iri dan cemburu nih” memang saat itu dadaku terasa panas oleh cemburu membayangkan tubuh seksi Nina digeluti suaminya.
“Sabar ya, sayang. Kalo dia sudah pergi nanti aku layani dan puasin kamu. Kan sebelum dia datang Nina juga kasih kamu duluan yang nikmatin tubuh Nina. Sudah dulu ya, nanti Nina kasih kangen dan sayang Nina buat kamu. Daahh.. mmuuaaccchh..”

Pernah juga Nina terbang selama seminggu, begitu Nina pulang aku menjemputnya di bandara. Masih dengan seragamnya Nina kuajak check-in ke hotel dan menuntaskan gairah dan nafsu kami yang terpendam lebih dari seminggu.

“Na.., aku kangen. Aku ingin bercumbu dengan pramugari yang cantik ini” kataku sambil bercanda.
“Ehhhh, tidak boleh, aku harus pulang dulu. Aku mau ganti pakaian” jawabnya. Setelah kurayu Nina akhirnya bersedia langsung check-in tanpa mengganti seragamnya dulu. Saat itu aku merasa benar-benar berkencan dengan pramugari karena Nina masih berseragam.

Setahun kemudian Nina menggugat cerai suaminya dan dikabulkan pengadilan. Sampai kini Nina masih menjanda tapi aku selalu memberi kepuasan dan kenikmatan untuk kebutuhan seks Nina. Ada keinginanku untuk segera menikahinya tetapi aku sendiri masih senang bercinta dengan wanita-wanita lain, termasuk juga beberapa pramugari yang kukenal setelah Nina. Nina memaklumi keadaanku karena dia sendiri kadang-kadang kewalahan melayani nafsu seksku, apalagi kalau aku sedang cemburu dengannya. Selain itu Nina juga masih aktif terbang sehingga sering meninggalkanku juga. Disaat Nina tugas dan aku ingin menyalurkan nafsu birahiku aku berkencan dengan wanita lain, mungkin ini yang menjadi pertimbangan Nina dan memaklumi keadaanku.

Tiga bulan kemudian, Akhirnya aku pun menikah dengan Nina dan kami pun semakin menikmati hubungan seks ini. Setelah kami menikah, kami pun hidup bahagia hingga saat ini dan kami pun sekarang memiliki 3 orang anak. Demikian Pengalamanku. 

Para Pembaca Cersex Ingin Mendaftar Dan Mencoba Keberuntungan Klik... Di Sini Ya

 AGEN JUDI BOLA SBOBET TERBAIK DAN TERPERCAYA


Senin, 26 Juni 2017

Seorang Mantan Guru Ku Yang Cantik

Seorang Mantan Guru Ku Yang Cantik

|    CERSEX    |



Namaku Indra, dan ini adalah ceritaku saat masih berumur 18 tahun. Saat berangkat ke Yogya untuk kuliah aku bertemu dengan Bu Denok dan Pak Jerry suaminya. Bu Denok adalah mantan guru ku saat SMP dulu.

Setelah bercerita panjang lebar mereka menawarkan padaku untuk tinggal di tempat mereka selama aku kuliah. Setelah mendapat ijin orang tuaku, akupun menerima tawaran baik mereka karena aku memang tidak punya kenalan di Yogya.

Setelah sebulan tinggal bersama aku tahu kalau Pak Jerry yang bekerja diluar pulau sering sekali berangkat, sementara kedua anaknya lebih memilih tinggal bersama neneknya dikalimantan untuk menyelesaikan pendidikan dasar mereka. Aku sering melihat Bu Denok melamun sepulang dia dari mengajar disekolah. Bu Denok juga sering cerita panjang lebar padaku tentang kesepiannya dirumah selama ini.

Dan aku selalu menjadi pendengar yang baik. Dibalik sikap baik yang kuperlihatkan, terpendam hasrat yang ada sejak SMP dan tumbuh lagi sejak pertemuan kembali dengan Bu Denok sekarang. Waktu SMP dulu aku paling bersemangat jika pelajaran Bu Denok, selain cara mengajarnya yang enak aku bisa mengintip BH yang dia gunakan.

Antara kancing didada dan kerah lehernya terdapat celah yang sering terbuka, sehingga jika diperhatikan secara teliti, orang pasti bisa melihat pakaian dalam yang ia gunakan. Dan selama penagamatanku Bu Denok selalu memakai BH warna Hitam. Itu selalu menjadi santapanku setiap mata pelajarannya. Bahkan aku selalu memperhatikan gerak-geriknya selama disekolah.

Waktu itu usianya 31 tahun, dengan wajahnya yang putih dan bentuk tubuhnya yang menawan membuatku selalu menjadikannya sebagai objek hayalan jika onani. Sekarang diusianya yang ke 36 tdak terlihat kalau Bu Denok telah memiliki 2 orang anak yang sudah SMP.

Malah menurutku ia terlihat lebih menawan, terutama pada bagian pinggul dan dada ukuran 36 B yang lekukannya semakin terbentuk. Itu semua karena program BL yang diikutinya tiap senin dan kamis sore. Awalnya aku cuma mengkhayalkan tubuh Bu Denok jika sedang bermasturbasi.

Kemudian aku melakukannya sambil memegang CD dan BH hitam milik Bu Denok, sampai akhirnya aku berani menguping jika Pak Jerry yang pulang dan sedang bercinta denagn Bu Denok. Sambil mendengar desahan dan erangan erotis dari dalam kamar, tanganku asik mngocok batang kontolku yang lumayan besar. Dan bila sudah keluar kubersihkan dengan CD atau BH Bu Denok yang akan dicuci besok.

Akhirnya muncul niatku untuk mencicipi lubang vagina Bu Denok yang pasti sangat keset dan terawat. Aku melakukannya setelah 4 bulan tinggal disana, saat itu hari kamis dan suaminya sudah berangkat seminggu. Aku menunggu didalam kamar sambil membayangkan “malam pertama” yang akan kulalui bersama Bu Denok. Saat dia pulang dari BL aku membukakan pintu rumah.

“Sore Ndra.. baru pulang?” Sapanya ramah dan tersenyum padaku. “Iya Bu.. baru aja” Balasku sambil mengangguk. Kemudian dia pergi kedapur membuat segelas susu lalu diletakkan datas meja makan. Kemudian ia masuk kamar untuk mandi. Saat dia mandi, kumasukkan serbuk tidur yang kubeli di apotik kedalam susu yang akan diminumnya.

Sekitar 45 menit kemudian Bu Denok keluar dari kamar, ia menggunakan daster motif bunga warna biru dengan panjang selutut tanpa lengan dengan belahan dada yang agak rendah, sehingga jika dia agak membungkuk belahan payudaranya yang indah akan tampak jelas terlihat olehku. Setelah mengambil susu di atas meja dia duduk menemaniku menonton TV di ruang tengah.

“Ada berita apa Ndra?” Tanyanya sambil meminum susu. “Biasa Bu.. politik gak ada habis-habisnya” Sahutku sambil mencuri pandang keketiaknya. “Bapa ada nelepon gak?”Tanyanya lagi sambil menghabiskan susu di gelas. “Belum Bu, mungkin masih ngelonin istri baru” Candaku. “Nakal ya..” Tegurnya sambil mencubit pinggangku.

Aku tidak menghindar karena dengan itu aku bisa melihat belahan dadanya yang seperti ingin melompat dari dalam dasternya. Sekitar 5 menit kemudian Bu Denok mulai menguap dan kepalanya mulai jatuh karena sangat mengantuk. “Ndra ibu tidur duluan.. Gak tau kok ngantuk banget hari ini” Pamitnya.

“Mungkin tadi terlalu diforsir tenaganya Bu” Sahutku dengan tersenyum. Kemudian Bu Denok masuk kamar dan menutupnya. Setelah 10 menit menunggu aku mulai beraksi, kuketuk pintunya pelan tiga kali lalu kupanggil namanya, tak ada jawaban. Kuulangi sekali lagi tetap tak ada jawaban, kuputar pegangan pintu dan kubuka dengan sangat perlahan dan kututup keras-keras.

Bu Denok tidak bereaksi di atas kasurnya. Kulihat jam dinding, 18:13 masih banyak waktu pikirku. Aku naik keatas kasur lalu ku perhatikan wajahnya, cantik sekali. Kucium bibirnya dengan lembut, lalu kujilati wajahnya sampai basah kemudian ciumanku turun kelehernya. Kusapu sekeliling lehernya dengan jilatan dan sedotan hingga memerah.

Setelah puas kuturunkan kepalaku kedadanya, walau masih berpakaian lengkap tapi bisa kurasakan kekenyalan sepasang payudara yang indah itu. Kedua tanganku secara perlahan tapi pasti meraih kedua bukit kembar itu lalu mengusapnya dengan lembut sementara kepalaku turun keselangkangnnya.

Dibalik kain daster itu tercium aroma kewanitaan yang sangat merangsang. Kuhirup puas-puas wangi yang memabukkan itu, sehingga mengakibatkan remasan-remasan yang kulakukan kepayudara Bu Denok menjadi kasar dan tak terkendali. Tarikan napasku semakin berat seiring dengan hasrat yang semakin menggebu.

Kemudian aku membuka semua pakaian yang mnelekat ditubuhku, dan menutup mataku dengan kain. Setelah itu kubuka daster yang dikenakan oleh Bu Denok kemudian kuatur posisi tubuhnya, Kedua tangan di atas kepala dan kaki yang membuka lebar. Lalu kubvka kain penutup mataku, pemandangan yang erotis dan menantang langsung terlihat dihadapanku.

Tubuh Bu Denok yang tergolek lemah dan tak berdaya kini hanya ditutupi oleh BH hitam pada payudaranya yang montok dan CD pink yang menggembung pada selangkangannya. Batang penisku semakin tegak mengacung siap perang. Kudekati tindih tubuh Bu Denok yang tergolek lemah dan pasrah itu.

Kucium bagian payudaranya yang tak tertutup BH, lalu tanganku menelusup kedalam BHnya dan meraih salah satu puting susunya kemudian memilin-milinnya. Dengan napas yang makin memburu kusingkap BHnya keatas sehingga kedua payudaranya langsung membusung kedepan seakan mengundangku untuk menikmatinya.

Kuciumi kedua payudaranya lalu kukulum, kusedot dan kugigit-gigit putingnya sampai memerah. Setelah itu kulirik selangkangannya, CD pink Bu Denok tak mampu menutupi beberapa helai rambut hitam yang menjulur keluar dari balik CD itu. Kutahan hasrat itu karena aku ingin menikmatinya saat Bu Denok mulai sadar nanti.

Kuraih kedua payudaranya kuremas-remas dengan kasar lalu kuletakkan batang penisku diantara sepasang susu yang indah itu. Kemudian aku mulai menggerakkan pinggulku maju mundur, rasanya nikmat sekali walau pasti tak senikmat jika masuk kelubang vaginanya batinku. Pelan tapi pasti rasa nikmat mulai merasukiku, napasku mulai tersengal dan desahan mulai keluar dari mulutku tanpa diminta.

Butir-butir keringat makin mengalir deras, kukulum bibir Bu Denok sejenak lalu kulanjutkan kembali genjotanku tanpa kenal lelah. Kulihat tubuh Bu Denok mulai berguncang karena gerakanku yang makin hebat. Sekitar 10 menit berlalu dan aku sudah lelah menahan, kuputuskan untuk segera mengeluarkannya.

Gerakan pinggulku makin kupercepat dan kedua payudaranya makin kurapatkan. Rasa nikmat tak terlukiskan mulai menjalari batang penis dan menyebar keseluruh tubuhku. Cairan putih kental dari kepala penisku dan membanjiri permukaan tubuh indah Bu Denok yang tergolek diam.

Kukocok batang penisku sambil memuntahkan cairan spermaku kewajahnya, desahan-desahan nikmat keluar dari mulutku. Setelah selesai aku beristirahat sejenak sambil menatap tubuh Bu Denok yang hanya tertutup oleh CD saja. Kemudian kuambil lap dan air hangat yang memang sudah kupersiapkan, kubersihkan setiap bagian tubuhnya yang terkena siraman spermaku.

Setelah itu kucium-cium sebentar lalu kupasangkan lagi BHnya, kemudian kubongkar lemarinya kucari baju yang biasa digunakan Bu Denok kesekolah. Setelah dapat kupakaikan ketubuhnya. Samar-samar terlihat sekali kalau baju itu membentuk lekukan yang sangat indah aku berdecak kagum.

Kemudian aku menunggu dia bagun sambil memainkan payudaranya yang indah. Aku duduk disampingnya saat Bu Denok mulai membuka matanya. Cahaya lampu tampak menyilaukan matanya, kuperhatikan bagian dadanya yang terbuka. Batang penisku perlahan tapi pasti kembali mengeras melihat pemandangan yang erotis itu.

“Jam berapa ini Ndra?” Tanyanya sambil mengucek mata. “10 lewat 5 jawabku” Sementara mataku terus menatap kebelahan dadanya. “Huuaah.. masih malam toh.. lagi ngapain kamu” Tegurnya sambil merentangkan tangan, otomatis belahan payudaranya terlihat sampai BHnya. Dan itu membuatku menjadi lupa diri.

“Lagi liat ini Bu..” Tanganku langsung meremas salah satu payudaranya yang montok. “Jangan kurang ajar kamu ya” Bentaknya sambil menepis tanganku dan menutupi bagian dadanya yang terbuka. Sambil mendekatinya kuceritakan semua yang baru saja kulakukan tadi.

Wajahnya tampak memerah karena kaget dan tak percaya. Tiba-tiba aku langsung memeluknya, dan mencium bibirnya. Tak sampai disitu, kurebahkan tubuhnya keatas ranjang dan kuhimpit dengan tubuhku. Kulanjutkan aktifitasku, mencium dan melumat bibirnya.

“Jangan Ndra.. Ini dosa” Pinta Bu Denok lirih. Tapi aku terus menciuminya, tanganku mulai menyusup kebalik baju Bu Denok. Bu Denok menangkisnya, dengan sedikit gerakan aku berhasil menepisnya dan terus menyusup masuk sampai menyentuh payudara Bu Denok yang masih terbunkus BH.

Aku meremas lembut payudaranya yang montok itu. Bu Denok mendesah, aku terus meremas tidak lupa ciumanku terus melumat bibirnya. Aku mengalihkan ciumanku ke lehernya. Bu Denok kembali mnedesah, jemari tanganku mulai nerayap kepunggungnya, dan terus melepas tali BHnya. “Berhasil” Batinku. Bu Denok tersentak.

“Kita tidak boleh melakukan ini Ndra” sambil mendorongku kesamping. “Memang tidak boleh sih.. tapi..” Aku kembali merangkul Bu Denok, kali ini ciumanku lebih ganas dari pada yang pertama. Mulai dari bibir ke telinga terus menjalar ke lehernya. Jemari tanganku melanjutkan aksi lagi menarik keatas BH terus meremasnya, memuntir-muntir putingnya.

Bu Denok pasrah dan kelihatan mulai panas dengan permainan yang kuterapkan. Aku mengangkat tubuh Bu Denok dan membuka baju serta BHnya, akupun demikian. Bu Denok tampak takjub melihat batang penisku. Aku memulai kembali aksiku, kali ini ciumanku kuarahkan ke payudaranya.

Bu Denok menggeliat, apalagi tanganku menyentuh payudaranya yang satu lagi. Kami berdua telah bermandikan keringat, tangan Bu Denok menjambak rambutku. Permainanku jemariku mulai merangkak ke bawah dan berusaha menyelusup kebalik rok dan CDnya. Bu Denok tidak lagi menangkisnya.

Jemari tanganku menyentuh rambut kelaminnya, lalu jemariku menggesek-gesek sekitar liang vagina Bu Denok. Bu Denok mendesah panjang dan membenamkan kepalaku kepayudaranya, untuk mendapatkan kenikmatan lebih. Setelah beberapa lama, ciumanku mulai merangkak kebawah sampai kebatas rambut vaginanya yang sedikit terbuka.

Aku kemudian memeloroti rok dan CDnya, akupun demikian. Aku kembali terkagum melihat tubuh telanjang Bu Denok. Payudaranya putih padat berisi dihiasi puting susu yang berwarna coklat kemerah-merahan. Sementara Vaginanya dikelilingi rambut kelamin yang lebat.

Aku kembali beraksi, kali ini daerah sasaranku liang vaginanya. Aku menciumi dan menjilati yang agak menonjol disekitar liang vaginanya mungkin itu yang dinamakan kloritas. Setelah beberapa lama ciumanku kembali keatas, merentangkan tangannya yang menutupi payudaranya.

Terus menjilati tubuhnya dan akhirnya mnedarat lagi di bibirnya. Batang penisku dengan mulut vagina Bu Denok saling beradu. Ini menyebabkan batang penisku ingin dimasukkan ketempatnya. Aku mengatur posisi dan melebarkan kaki bo Denok. Bu Denok tersadar dan berkata,

“Kita sudah terlalu jauh.. jangan teruskan” Aku tidak lagi memperdulikan kata-kata Bu Denok karena hawa nafsuku sudah menuju puncak. Aku kembali meraih Bu Denok dan menciumi bibirnya, kali ini lebih dahsyat lidahku bergoyang-goyang di mulutnya. Bu Denok tak bisa berbuat apa-apa dan kembali larut dalam kenikmatan. Batang penisku yang sudah gatal ingin memasuki liang vagina Bu Denok.

Aku mengambil posisi yang pas, batang penisku mulai memasuki pintu kewanitaannya. Seperti masih perawan, batang penisku sering melenceng memasuki liang vagina Bu Denok, aku terus berusaha dan akhirnya masuk juga batang vaginaku keliang vagina Bu Denok. Bu Denok mendesah panjang dan badannya berguncang.

“Gila keset amat.. kaya belum punya anak aja” batinku. Bu Denok telah sedikit tenang dan batang penisku telah masuk sedikit demi sedikit. Akhirnya semua batang kejantananku tenggelam di liang senggama Bu Denok. Aku menggoyangkan pinggulku sehingga batang kejantananku keluar masuk di liang senggama Bu Denok.

Makin lama makin cepat, Bu Denok mendesah sambil menyebut namaku. Kami berdua bermandikan keringat walaupun cuaca pada saat itu lumayan dingin. Erangan yang panjang disertai cairan hangat menerpa batang kejantananku yang masih berada didalamliang senggama Bu Denok.

Rupanya Bu Denok telah mencapai orgasme, aku pun tidak tinggal diam dengan mempercepat gerakan batang kejantananku keluar masuk diliang senggama Bu Denok. “Inilah saatnya” Batinku. Akhirnya puncak kenikmatanku datang, spermaku muncrat didalam liang senggama Bu Denok bersamaan dengan cairan hangat yang kembali menyirami batang penisku, ternyata Bu Denok kembali orgasme.

Malam itu berlanjut dengan beberapa kali orgasme Bu Denok, sampai akhirnya kami kelelahan dan tertidur. Pagi harinya, Bu Denok bangun lebih dulu dan langsung kekamar mandi. Sesaat kemudian aku terbangun dan mendengar guyuran air dikamar dan mengetoknya, Bu Denok pun membuka pintu kamar mandi.

Kembali aku terkesima melihat Bu Denok yang telanjang bulat dengan rambut yang basah. Gairahku kembali memuncak, aku masuk dan langsung merangkul tubuh Bu Denok. “Mandi dulu dong” Pinta Bu Denok manja. Akupun menuruti ajakannya kemudian mengguyuri tubuhku dengan air. Beberapa saat setelah itu aku menyabuni tubuhku dengan sabun cair.

Bu Denok turut membantu, malah dia menyabuni batang kejantananku yang kembali tegak. Rasa malu Bu Denok telah hilang, dia mengocok-ngocok batang kejantananku dengan lembut. Nikmat rasanya, dan pada saat hampir mencapai klimaksnya aku melepaskan tangan Bu Denok karena belum saatnya. Gantian aku yang menyabuni Bu Denok, mula-mula kedua tangannya lalu kedua kakinya.

Sampailah kedaerah yang vital, aku berdiri dibelakang Bu Denok terus merangkulnya dan menyabuni payudaranya dengan kedua telapak tanganku. Terdengar Bu Denok mendesah panjang. Usapanku kebawah melewati perutnya hingga sampai keliang senggamanya. Kembali aku mengusapnya dengan lembut.

Busa sabun hampir menutupi liang senggama Bu Denok, kali ini Bu Denok merintih nikmat. Setelah puas aku mengguyur kedua tubuh kami yang masih berangkulan. Aku membalikkan tubuhnya dan kami pun saling berhadapan. Bu Denok kemudian mencium bibirku, aku membalasnya dan kemudian terjadi french kiss yang dahsyat.

Tangan kami pun tidak tinggal diam, aku menyentuh payudara Bu Denok dan ia menyentuh batang kejantananku yang masih perkasa berdiri. Setelah beberapa lama, Bu Denok membimbing batang kejantananku memasuki liang senggamanya. Dengan melebarkan kakinya batang kejantananku kembali memasuki liang senggama Bu Denok.

Bu Denok melilitkan tangannya ke leherku kemudian aku menggendong Bu Denok dan menyandarkan ke dinding kamar mandi. Setelah itu aku kembali menggoyangkan pinggulku yang membuat kejantananku keluar masuk liang senggama Bu Denok.

Akhirnya spermaku keluar dan membasahi seluruh dinding liang senggama Bu Denok. Ternayata ia belum mencapai klimaks, untuk membantunya aku menjilati liang senggama Bu Denok. Bu Denok sedikit menjerit dengan apa yang kulakukan, Akhirnya Bu Denok mengeluarkan juga cairan dari liang senggamanya dan pas mengenai wajahku. Bu Denok terkulai nikmat, aku mengguyuri kembali tubuh kami berdua.

Aku dan Bu Denok telah selesai mandi, dan telah memakai pakaian masing-masing. “Lain kali.. aku minta lagi ya sayang” Bisikku sambil menelusupkan tangan ke balik baju kerjanya. “Atur aja” Desahnya manja. Kemudian Bu Denok berangkat kerja dan aku pergi kuliah.

Pokoknya selama bertugas Pak Jerry keluar pulau, aku menggantikan tugasnya memenuhi hasrat biologis Bu Denok di tempat tidur.

Para Pembaca Cersex Ingin Mendaftar Dan Mencoba Keberuntungan Klik... Di Sini Ya

 AGEN JUDI BOLA SBOBET TERBAIK DAN TERPERCAYA

Suami Ku Selingkuh Dengan Mama Ku

 Suami Ku Selingkuh Dengan Mama Ku



Namaku Anisa seorang perempuan yang sudah berkeluarga dan sudah di karuniai seorang anak. Bersama suamiku mas Satryo aku menikah di saat usiaku 24 tahun dan dia 33 tahun, sekarang usia pernikahan kami sudah menginjak 5 tahun. Dan kami masih tetep adem ayem saja, aku kira semua sudah aku penuhi mulai dari hubungan sex kami sampai semua kebutuhan mas Satryo aku penuhi.

Kami menikah bukan melalui proses pacaran tapi hasil dari perjodohan orang tua kami, ibuku menyuruh aku untuk menikah dengan seorang pemuda yang sudah mempunyai pekerjaan tetap. Karena dia bilang dengan begitu dia tidak perlu repot memikirkan aku karena memang aku anak tunggal sedangkan ayahku sudah lama meninggalkan ibuku, entah dengan alasan apa dia pergi meninggalkan kami.

Padahal dari yang aku lihat ibuku pintar merawat diri, sampai sekarang ibuku terlihat lebih muda dari umur sebenarnya. Denganku saja dia lebih pantas jadi saudaraku saking terlihat lebih mudanya ibuku. Dan sejak menikah dengan mas Satryo aku memang sudah tinggal dengan ibuku lasannya dia tidak mau tinggal sendiri. Karena aku anak satu-satunya akhirnya akupun mengerti.

Untungnya juga suamiku menerima dan mau ibuku tinggal dengan kami. Meskipun agak risih juga tiap kami akan melakukan adegan cerita sex karena ada ibuku. Tapi begitu aku punya anak ibuku tidak mau repot dia tidak mau mengasuh anaku setiap aku dengan suamiku pergi bekerja karena memang aku dan suamiku bekerja dia bekerja di salah satu perusahaan asing sedangkan aku bekerja di salah satu pabrik di ibu kota sebagai manajer marketing.

karena hal itu aku begitu mencintai pekerjaanku selain karena aku memang suka juga karena pekerjaan ini memberikan gaji yang lumayan bagiku. Dan karena hal itu juga aku dapat memenuhi kebutuhan hidup keluargaku sebelum aku memeutuskan untuk menikah dengan mas Satryo, karena ibu tidak mau repot akhirnya akupun menyewa jasa baby sitter untuk mengurus anakku hingga kini anakku menginjak usia 3 tahun.

Hari ini sebelum berangkat kantor aku masih harus mengantar anakku pergi ke tempat klinik anak untuk melakukan perawatan tubuh bayiku. Karena memang aku rutin melakukan terapi ini untuk anakku, padahal hari jam masuk kantor tapi aku sudah mendapat izin dari kantor untuk bolos hari ini. Sedangkan suamiku pergi ke kantor seperti biasanya. masih aku ingat kalau tadi malam aku sudah melayani suamiku melakukan adegan layaknya dalam cerita sex. Aku berusaha memberikan kepuasan sex padanya karena dia selalu pulang tepat waktu dan juga begitu setia padaku, di tambah dia sayang keluargaku. Meski dalam keadaan lelah pulang dari kantor sering suamiku mengantar ibuku untuk pergi ke pusat pertokoan.

Dia begitu sabar melayani mertuanya, begitu sampai di klinik tersebut aku langsung turun dari mobil tapi begitu aku tanya Ina buku hasil perawatan yang tiap datang harus di bawa ternyata ketinggalan akhirnya akupun memutuskan untuk balik lagi ke rumah, tapi aku menyuruh baby sitter aku untuk menunggu di dalam klinik anak saja, karena kasihan juga jika anakku harus bolak balik ikut aku.

Dia begitu sabar melayani mertuanya, begitu sampai di klinik tersebut aku langsung turun dari mobil tapi begitu aku tanya Ina buku hasil perawatan yang tiap datang harus di bawa ternyata ketinggalan akhirnya akupun memutuskan untuk balik lagi ke rumah, tapi aku menyuruh baby sitter aku untuk menunggu di dalam klinik anak saja, karena kasihan juga jika anakku harus bolak balik ikut aku.

Karena perjalanan dari klinik ke rumahku kurang dari setengah jam perjalanan. Maka akupun balik lagi tapi dengan laju mobil biasa saja, apalagi aku lihat jalanan masih terasa sepi tidak seperti ketika pagi hari aku akan berangkat ke kantor. 15 menit kemudian aku sampai di rumahku untuk tidak terlalu sibuk harus memundurkan mobil lagi akupun meletakkan mobil di depan rumah.

Sedangkan aku masuk kedalam rumahku, betapa aku terkejut ternyata di dalam garasi mobil ada mobil suamiku. Langsung saja aku masuk melalui garasi itu, dan ketika sampai dalam rumah terlihat sepi entah kenapa hatriku merasa berdegup kencang. Akupun mendekati kamar ibuku yang berada di depan ternyata di sana dia tidak ada kemudian aku berjalan menuju kamarku.

Dari jauh aku sayup-sayup aku dengar desahan seseorang sedang melakukan adegan seperti dalam bokep. Dan ternyata benar saja begitu aku mengintip dari balik pintu kamarku terlihat ibuku sedang berada di atas tubuh suamiku sambil bergoyang pelan pinggulnya dia menggeliat karena sedang memainkan kontol suamiku dengan bergoyang di atas tubuhnya sedangkan suamiku memegang kedua teteknya.

Bagai pemain adegan film porno yang profesional dia memutar-mutar pantatnya bahkan terdengar suamiku mengerang karenanya ” Oooouuuggghh… sa..yang…… oooouuugghh… terus…. sa…yang…. aaaggh.. aku.. mau seperti ini…. aaaagghh… terus… sayang… ” Erangan suamiku memanggilku ibuku sayang membuatklu hancur tapi entah kenapa aku tidak sanggup untuk berteriak.

Kini ibuku sudah semakin merapatkan tubuhnya pada tubuh suamiku yang berada di bawahnya, kemudian dia kembali menggoyang pinggulnya dengan hentakkan lebih keras dari yang tadi. Saat itu juga aku melihat keduanya sama-sama mengejang dan sama-sama mengerang kenikmatan, rupanya mereka mencapai puncak kenikmatan dengan bersamaan dan terlihat wajah puas keduanya.

Aku masih berada di tempatku ketika keduanya terkulai lemas sambil memeluk tubuh suamiku ibuku berkata ” Aku tadi malam mengintip permainan sex kalian ternyata cuma segitu bisanya… ” Dengan tersenyum suamiku berkata ” Karena itu sayang aku memilih sama kamu jika harus melakukan hal itu… dari dulu kamu nggak pernah berubah… ” Saat itulah lemas seluruh kakiku.

Akupun ambruk di depan pintu kamarku namun tetap saja aku tidak bisa pingsan tapi yang ada aku hanya bisa menangis sekencangnya. Tak ayal lagi membuat mereka berdua bangun dari atas tempat tidurku dan berlari kearahku, tangan suamiku mencoba menyentuh pundakku tapi aku masih bisa menghempaskannya karena aku sudah begitu marah dengan perbuatan mereka.

Para Pembaca Cersex Ingin Mendaftar Dan Mencoba Keberuntungan Klik... Di Sini Ya

 AGEN JUDI BOLA SBOBET TERBAIK DAN TERPERCAYA

Minggu, 25 Juni 2017

Tergoda Rayuan Janda Kembang

Tergoda Rayuan Janda Kembang



Aku seorang janda muda berumur 26 tahun, aku pernah menikah dengan seorang pria namun gagal. Aku bercerai setelah 6 bulan menikah dengan dia. Aku bercerai karena dia tidak memuaskan birahiku. Sebelum menikah aku sangat berpengalaman tentang seks. Aku sering bergonta ganti pasangan waktu masih berpacaran aku juga sudah mengenal seks.

Sebut saja aku Vivin. Aku terpaksa menikah karena dulu dia selalu memberi aku apa saja yang aku minta. Namun ternyata sebenarnya dia anak keluarga yang biasa saja. Selama menikah bercumbu dengan dia tidak ada rasa kepuasan. Aku tidak merasakan kenikmatan sex karena dia kurang pandai melakukan pemanasan sex.

Kalau melakukan hubungan suamiku selalu tergesa-gesa. Semua dia lakukan dengan cepat asal dia keluar saja tidak memikirkan aku. Aku sudah muak dan tidak betah hidup dengannya maka dari itu aku menceraikan dia. Aku menyesal menikah dengan dia, hanya tergiur dengan uangnya. Pada kenyataannya dia hanya terlahir dari keluarga yang biasa saja.

Wajahku yang menawan kulitku putih banyak yang tertarik dengan ku. Aku memberanikan diri menalak dia dengan sepenuh hatiku. Dia juga menuruti permintaanku hanya menjalani siding 2 kali saja sudah kelar. Aku meninggalkan dia begitu saja, rasanya sudah tidak ingin melihatnya lagi. Aku membuka lembaran baru aku bergaya layaknya ABG.

Banyak pria yang mendekati aku mereka menyebutku dengan janda kembang. Sekarang aku lebih berhati-hati dalam memilih pria. Aku tidak ingin kejadian kemarin terulang lagi. Aku ingin hidup mapan dan bergelimang harta. Namun aku sudah tidak mau terikat dalam ikatan pernikahan. Aku bergaul dengan temanku dulu dikala masih lajang.

Enak sekali mereka hanya kesana kemari tanpa beban. Bekerja untuk dirinya sendiri dan dinikmati sendiri. Aku memutuskan untuk bekerja di luar kota. Orangtuaku tidak pernah melarang aku dia selalu memberiku kebebasan. Aku berniat bekerja diluar kota untuk memperbaiki hidupku.

Aku juga tidak mau merepotkan orangtuaku terus, aku harus berusaha sendiri. Pada waktu itu aku berangkat ke kota Bandung. Dari pekalongan menuju Bandung, kota kembang. Aku berangkat dengan temanku yang sudah lebih dulu bekerja di sana. Dia bekerja di sebuah butik gajinya pun besar karena dia bekerja di pusat perbelanjaan yang sangat besar.

Agen Casino – Aku kost dengan temanku sementara, jika aku sudah memiliki penghasilan aku kost sendiri. Disana sangat bebas cocok dengan kebiasaanku. Keluar masuk kost berpasangan tinggal satu kost cowok cewek tidak masalah. Sesampainya dikost aku sangat lelah karena perjalanan berjam-jam. Aku tertidur pulas di kamar Mila temanku.

Sore harinya aku diajak Mila menemui pemilik butik itu. Pemilik butik langsung menerima aku sebagai pegawai baru dan besok aku sudah mulai kerja. Rasanya senang sekali sangat mudah mencari pekerjaan. Karena di butik ini yang diutamakan penampilan , dan penampilanku sangat mendukung.

Aku sangat berterima kasih kepada Mila dia sudah membantu aku untuk mencari pekerjaan,

“ eh Vin ntar kamu aku kenalin dulu ya sama bapak kost.., ”

“ ngapain sih pakai kenalan segala..?, ”

“ jangan gitu deh..kamu kan anak baru takutnya ntar pak kost marah kalau masukin orang sembarangan.., ”

“ oh gitu ya? Ganteng nggak nih pak kostnya ?, ”

“ ah kamu ganjen banget sih Vin, ganteng dia tapi udah punya istri dong…, ”

“ masa sih? Ganteng ya? Hmmmm bisa tuuuhhh…, ”

“ jangan macam-macam kamu Vin jangan cari masalah disini…, ”

“ hahaha…., ” Aku tertawa sangat lepas.

Aku dan Mila pulang menuju kostnya. Sesampainya disana ada seorang pria yang sedang duduk di teras rumah. Ganteng sekali muncul hasrat ingin mengoda pria itu. Aku sangat merindukan belaian pria,

“ malam mas Deni, kenalin ini teman saya Vivin dia penghuni kost baru sementara menginap dikamarku terlebih dahulu…, ”

“ oh iya Mila nggak papa.., ” ucap pemilik kost.

Aku terkejut bengong melihat pak kost ganteng itu. Aku berjabat tangan dan mengenalkan diriku. Sambil sedikit ganjen aku matanya, dia tersenyum manis. Lama sekali tangannya aku pegang namun dia segera melepaskan tanganku. Kemudian Mila mengajakku masuk kamar,

“ wah ganteng sekali Mil…., ”

“ udah aku bilangin pak kostnya memang ganteng, tapi jangan kamu godain ya Vin bisa-bisa diusir sama istrinya…, ”

Aku tidak menghiraukan perkataan Mila, aku tetap berusaha menggoda pak Kost maco itu. Kamar kost yang berdekatan dengan rumah mas Deni membuat aku terus ingin mengintainya. Aku melihat gerak geriknya yang lagi duduk di teras rumahnya. Dia lagi asyik minum kopi dan mainan hp, malam semakin larut dan sangat dingin.

Ingin rasanya dipeluk untuk menghangatkan tubuhku.a Aku terus memantau dan mencari ide agar aku bisa mendapat kesempatan memeluk erat mas Deni. Lampu rumahnya sudah padam tandanya anak istri mas Deni sudah tertidur lelap. Di depan rumah mas Deni ada gazebo kecil spertinya cocok untuk permainan nanti malam.

Aku pura-pura berjalan menuju kamar mandi yang ada di samping kiri rumahnya. Aku tiba-tiba terjatuh karena terpeleset (memang sengaja aku pura-pura terpeleset),

“ aaaaddduuuhhhh……, ”

Mas Deni langsung berlari ke arahku, dia mencoba menolongku. Tangannya memapah tubuhku dan aku berjalan menuju gazebo. Tepat sasaran dia membawa aku ke gazebo sesuai dengan imanjinasiku. Mas Deni mengurut kakiku secara perlahan,

“ aaaahhh mas sakit…ahhhh….., ”

Aku duduk diatas sedangkan mas Deni dibawah ku sedang mengurut kakiku. Ketika itu aku memakai rok mini dan tangtop merah. Sexy sekali , aku sedikit membuka rok miniku biar mas Deni bergairah melihatku. Namun dia enggan melihat kemolekan tubuhku. Aku terus berusaha membuat mas Deni tergoda,

“ coba aku tarik ya Vin…, ”

“ aaaahh mas..ini beneran sakit banget aku nggak kuat.., ”

“ apa aku antar ke tukang pijit saja gimana..?, ”

“ nggak ah mas, aku yakin kamu bisa nyembuhin kakiku.., ”

Aku meninurkan badanku di gazebo rok miniku semakin naik ke atas. Pahaku yang putih mulus itu semakin terlihat jelas. Mas Deni mulai melirik-lirik, tidak bisa dipungkiri dia pasti tergoda dengan kemolekan tubuhku. Kakiku terus bergerak ketika di urut mas Deni,bergerak-gerak manja,

“ mas tanganku terluka perih sekali…, ”

“ coba aku lihat…, ” kata mas Deni

Dia bertatapan denganku aku terus mencoba menggodanya dengan membelai dadanya. Lampu yang remang-remang membuat suasana makin intim saja. Aku menarik tubuh mas Deni aku dekap dengan erat. Dia tampak menikmati kehangatan dengan memeluk tubuhku,

“ mas cium aku dong ayolah mas…, ”

Mas Deni tanpa malu-malu mencium bibirku mengecup bibirku dengan sangat nikmat. Aku membangunkan tubuhku, dia duduk disampingku,

“ sebentar ya mas , malam ini aku ingin bercumbu denganmu., ”

Dengan sangat perlahan aku membuka bajuku, payudaraku yang besar berukuran 36B itu sudah terlihat jelas. Mas Deni tampak terkejut dan dia menarik tubuhku. Dia kembali menciumi bibirku tak luoa tangannya meremas payudaraku,

“ aaahhhh…terus mas….terus mas…aaaaaakkkkkhhhh……, ”

Remasan itu terasa sangat nikmat, secara perlahan mas DEni melepas bra ku. Hingga menggantung jelas payudaraku dihadapannya. Mas Deni mulai memancarkan wajah garangnya, dia terus mengulum putting susuku dengan liar,

“ aaahhhh mas….  Aaahhh…mainin putingku mas pelan mas….., ”

Diamemutar0mutar putting susuku dengan perlahan. Nikmat sekali,bibirnya mengulum putting kananku dan putting kiriku di putar-putar dengan jemarinya,

“ oooohhhhh….mas…..ooohhhh….luar biasa…..aaaaaakkkkhhh….., ”

Aku sangat bergairah sekali tubuhku terus menggeliat merasakan kenikmatan itu. aku ditidurkan di gazebo kembali. Rok miniku di buka dengan cepat. Celana dalamku pun langsung dibuka mas Deni, aku lihat penis mas Deni berdiri tegak. Aku sudah tidak sabar ingin menikmati penis itu. Dia berada diatasku , dia menjulurkan penisnya di mulutku.

Dia meminta ku untuk mengulum penisnya yang besar itu. ohhh.. aku sangat bersedia sekali, aku paling suka kulum penis pria. Aku mengulum penis mas Deni menjilati ujungnya. Kemudian aku mengocok penisnya keluar masuk hingga dia mendesah nikmat,

“ aaahhh….aaaakkkkkhhhh nikmat vin…aakkkhhh….., ”

Terus aku kocok penisnya, mulutku tak henti-hentinya mengulum penis mas Deni. Gairahku sangat besar karena ukuran penis mas DEni besar. Mulutku penuh teras sudah tidak muat di masuki penisnya, namun aku berusaha seluruh penisnya masuk ke dalam mulutku,

“ aaaahhhhh…aaahhhh…..aahhhhh…vin…aaakhhhh…, ”

Setelah mas Deni puas dengan kuluman ku dia menuju ke bawah. Dia melihat memekku sudah siap untuk dimainkan. Mungkin setahu mas Deni aku masih perawan padahal aku janda kembang. Kemudian mas DEni menjilati selakanganku dengan beringas. Tubuhku menggeliat merasakan kenikmatan yang tak terkira,

“ aaaakkkhhh mas…terus mas….aaakkkhhh lagi mas…..oooohhhhhhhh……, ”

Sangat beringas mas Deni gairahnya sangat besar, aku terpuaskan dengannya. Memekku basah dia hanya mengelap dengan bajunya. Kemudian terus menciumi memekku, setelah itu dia menatapku kembali. Dia berada diatasku penisnya digesek-gesekkan di memekku. Nikmat sekali , aku ingin terus mendekap mas DEni. Lalu dia mencoba memasukkan penisnya ke dalam memekku.

Ujung penisnya sudah masuk ke dalam memekku dengan sangat mudah. Terus dia mendorong penisnya masuk ke dalam memekku. Maju mundur gerakan itu setelah itu dia menggoyang-goyangkan penisnya,

“ ooohhhh nikmat sekali….oooohhhhhhh…..aaaaaakkkhhhhh…oohhh….., ”

Gerakannya sangat keras kakiku diangkat ke atas, mengangkang dengan lebar. Tekanan yang sangat keras dan nikmat,

“ aaaaahh…ooohh…..aaakkkhhh lagi mas…. Ahhh…, ”

Pantatku di angkat terasa sangat nikmat rasanya sudah tertancap di memekku. Aku terus menggeliat manja serasa gazebo ikut bergetar.,

“ ooohhhh…oohhh… ohhhh mas…. Akkkhh mas lagii mas terus aaakkhhh….., ”

Kita berubah posisi aku menungging dan mas Deni menusukkan penisnya ke dalam memekku kembali. Maju mundur sangat keras dan nikmat. Pantatku terus ditarik menekan terus hingga aku lemas,

“ aaaaahhh…aakkkkkhhh…mas terus mas…., ”

Dia meremas payudaraku dengan keras aku sudah mencapi puncak dan akhirnya aku basah. Membuat memekku semakin licin,

“ oooohhh mas nikmat mas…aaahhh….., ”

Tak lama kemudian dia melepaskan penisnya dan membalikkan tubuhku. dia menyemprotkan spermanya ke bibirku turun ke bawah hingga membasahi tubuhku,

“ ccccccroooooootttt…..cccccrrrooottt…..ccccrrrroooooootttttt………., ”

Aku menjilati sperma mas Deni dan menelannya , sungguh nikmat sekali. aku merasakan kepuasan yang lama aku nanti-nanti. Aku dan mas Deni mengenakan pakaian kembali. Mas DEni pun mengucapkan terima kasih kepadaku. Aku kembali ke kamar,kemudian aku mandi untuk membersihkan tubuhku. Itulah kisahku dengan mas Deni pemilik kost.

Sensasi sex yang luar biasa bisa bercumbu di luar ruangan, dan saat itu hanya bangunan gazebo  yang menjadi saksi bisunya. Sejak kejadian itu sampai sekarang kami masih terus berhubungan. Pada akhirnya kau-pun mendapatkan kosansecara gratis dan uang bulanan dari mas Deni. Namun itu semua ada syaratnya, yaitu aku harus selalu melayani nafsu sex dia kapanpun dia mau.

Perselingkuhan itu hanya diketahu oleh 1 temanku dan aku saja. Rahasia kami aman dan istri mas Deni tidak sedikitpun mencurigai perselingkuhan kami. Sekian.

Para Pembaca Cersex Ingin Mendaftar Dan Mencoba Keberuntungan Klik... Di Sini Ya

 AGEN JUDI BOLA SBOBET TERBAIK DAN TERPERCAYA

Sabtu, 24 Juni 2017

Linda Si Marketing Handal

Linda Si Marketing Handal

|    CERSEX    |


Perkenalkan namaku Roni (samaran). Aku adalah seorang WNI Keturunan yang berdomisili di kota D di pulau B. Umurku 30 tahun. Saat ini aku sudah mempunyai seorang istri tapi belum dikaruniai seorang anak.

Aku dulu sangat suka bercinta dengan perempuan, tapi hanya terbatas pada orang yang aku kenal. Dan hanya hubungan ONE NIGHT STAND, alias cinta semalam. Salah satu pengalamanku ingin kubagikan pada para penggemar situs Rumah Seks. Dan kisah ini benar-benar aku alami. Akan aku coba menceritakannya.

Cerita ini dimulai dari kepindahanku ke Kota D di pulau B dari Kota S di Pulau J pada tahun 2007. Waktu itu aku baru berumur 25 tahun. Karena alasan untuk mengisi kekosongan di cabang perusahaan, aku dipindah tugaskan.

Saat itu aku bekerja di salah satu perusahaan garment terbesar di Indonesia. Dan tugasku adalah sebagai marketing yang tugasnya mengorder atau menawarkan barang baru ke toko-toko besar maupun kecil termasuk departement store seperti Matahari, dll.

Suatu hari aku menawarkan order ke sebuah dept store yang cukup populer di kota D tersebut. Untuk menemui bagian pembelian aku harus melewati bagian resepsionist terlebih dahulu. Pada hari itu aku terkejut karena yang menjaga bagian tersebut tidak kukenal (karena biasanya adalah orang lain).

Orangnya cantik, berwajah oval, manis, berkulit kuning langsat dan sangat mulus. Bodinya yang sangat bahenol, pinggang yang ramping, berpantat besar, dengan payudara berukuran kira-kira 36C. Berambut hitam panjang. Siapapun lelaki yang melihatnya pasti(aku jamin) menelan ludah dengan sex appealnya yang tinggi dan sangat memikat itu.

“Selamat siang”, sapaku.

“Oh ya, selamat siang,” jawabnya dengan suara yang halus.

“Saya ingin bertemu dengan Bapak Andrie di bagian pembelian,”

Kataku selanjutnya sambil mataku memandang tanpa berkedip ke wajah cantik dan dadanya, kebetulan waktu itu dia memakai blazer dengan kaus dalam yang berleher sangat rendah sehingga saya bisa melihat belahan payudaranya yang besar itu.

“Baik tunggu sebentar,” jawabnya sambil tersenyum manis, kemudian dia menelepon bagian pembelian.

Sambil menunggu itu tidak henti-hentinya aku mencuri-curi pandang ke arahnya. Sementara dia, sepertinya merasa kuperhatikan, jadi sesekali tersenyum sambil menulis sesuatu di buku di hadapannya. Tak lama kemudian telepon berdering dan aku dipersilahkan masuk.

Setelah selesai urusan tersebut, aku keluar melewati meja resepsionist, dan kulihat cewek (sebut saja Ayu) seperti biasa menjaga meja tersebut.

“Hallo Yu,” sapaku.

“Eh, Pak Roni, dari tadi, Pak?” sahutnya.

“Iya. Ini sudah selesai order. Eh Yu, tadi yang jaga meja ini siapa sih?” tanyaku langsung.

Kami sudah cukup akrab karena keseringanku ke tempat ini.

“Oh, itu tadi Ibu Linda, Pak, Manager Marketing yang baru, kenapa sih? Kok nanya-nanya?” tanyanya sambil tersenyum.

Belum sempat kujawab, Si Cantik Linda muncul. Aku jadi sedikit salah tingkah. Apalagi..

“Bu, ini lho ditanyain sama Pak Roni,” Ayu langsung nyerocos sampai wajahku terasa panas.

Singkat cerita kami berkenalan dan saling memanggil nama karena kemudian kuketahui umurnya hanya terpaut setahun lebih tua dariku dan sudah menikah dengan orang yang usianya terpaut jauh darinya.

Ayu sempat mengatakan kalau Linda baru saja berulang tahun. Dan sambil bercanda aku mengatakan kalau aku mau diajak makan-makan. Dan dia menyanggupinya.

Pertemuan kami selanjutnya hanya di sekitar pekerjaan dan ngobrol masalah-masalah ringan. Suatu hari, saat suaminya berdinas di Jakarta, aku diundang ke rumahnya. Setelah aku tanya alamatnya, malam harinya aku datang ke rumahnya.

Aku disambutnya dengan memakai baju kaus tipis tanpa lengan dan celana yang super pendek, hingga lekuk tubuhnya terlihat jelas, apalagi belahan pantat di bawah celananya makin merangsangku.

Kaget juga melihat penampilannya yang seseksi itu, walaupun dia terlihat memakai BH, tak urung membuat nafsu dan adik kecilku merinding. Di rumahnya saat itu hanya dia sendiri ditemani pembantunya yang lebih sering berada di dapur seperti saat itu.

Setelah sekian menit mengobrol, kami mulai saling mendekatkan diri. Sampai dadanya yang besar dan kenyal itu menyentuh dadaku. Dan mulai berpelukan dan saling mencium pipi, kemudian aku lanjutkan dengan mencium lehernya.

“Kamu ternyata nakal juga ya, Ron,” katanya sambil tertawa kecil saat saya ciumi leher jenjangnya.

“Habis kamu sangat menggairahkan dan menggemaskan,” jawabku sambil melancarkan serangan.

Aku berusaha menembus daerah dadanya, tapi ditepisnya. Dan katanya jangan nanti nggak enak, kan dia sudah menikah. Jadinya aku harus menahan nafsuku malam itu walaupun pada saat penisku sudah sangat keras aku sempat menggesek-gesekkan ke perutnya sambil kami berdiri berpelukan.

Malam itu aku pulang dengan hampa dan menahan gejolak nafsuku. Sesampainya aku di rumah, aku langsung bermasturbasi sambil membayangkan bersetubuh dengannya.

Sejak hari itu, bila bertemu sikap kami biasa saja, hanya saling menyapa, bahkan kurasakan dia agak menjauhiku. Dan hal ini berlangsung cukup lama sampai kira-kira delapan bulan lamanya.

Aku sudah hampir melupakan niatku untuk bercinta dengannya sampai suatu saat ada berita di pagerku (saat itu aku belum punya Hp) berupa undangan ke rumahnya untuk menepati janjinya waktu itu dia mengajakku makan merayakan ulang tahunnya. Aku telepon dia dan membuat janji (waktu itu suaminya bertugas ke luar kota).

Malam itu pkl.10.00 aku datang ke rumahnya. Kembali aku disambut dengan pakaian yang menggairahkan berupa kaus tipis tanpa lengan dan rok pendek yang memperlihatkan cetakan pantat dan celana dalamnya. Dari pengalamanku yang lalu aku tidak ingin ceroboh lagi.

“Kok sepi-sepi saja, Lin? Suamimu berapa hari tugas ke Jakarta?” tanyaku setelah beberapa lama berbasa-basi.

“Empat hari. Eh, mau minum, Ron?”tanyanya.

“Boleh,” jawabku.

“Aku tadi dapat pinjaman VCD dari temanku di kantor, dan aku belum nonton. Kamu sudah pernah nonton nggak?”

Tanyanya sambil meletakkan minuman dan kemudian melangkah ke almari dekat kursi tamu.

“Mana sih, aku lihat dulu judulnya,” jawabku.

Setelah diserahkannya, aku teliti ketiga VCD tersebut, dan aku agak terkejut karena salah satunya merupakan film mandari yang XX alias semi.

“Yang dua sudah nonton sih, juga yang mandarin ini, Cuma waktu itu belum selesai. Kamu pengen nonton yang mana? Kalau aku yang mandarin ini aja,” jawabku sambil berpikir untuk mencumbunya.

“Boleh aja, tapi VCD playernya ada di kamarku,”jawabnya.

Pikirku, wah kesempatan, nih. “Gak apa-apa kan, emangnya nggak boleh?” tanyaku memancing.

“Boleh sih, yuk, kita ke kamarku,” jawabnya sambil ngeloyor ke kamarnya di dekat ruang tamu.

Setibanya di dalam, kami berdua duduk manis di depan TV-nya sambil menonton. Lalu aku mencoba untuk melingkarkan tanganku ke pundaknya. Dia tidak bereaksi. Lalu aku makin berani untuk membelai kepala dan rambutnya yang panjang dan lembut.

Dia Cuma tersenyum saja aku perlakukan demikian. Lalu kusibakkan rambut di sekitar lehernya dan aku cium perlahan sambil menjilatnya pelan.

“Ih, geli, Ron”katanya sambil bergidik.

“Tenang aja, kamu nikmati ya,”jawabku.

Aku mencumbunya dengan sangat pelan. Mulai dari lehernya, kemudian aku turun ke pangkal lengannya. Aku terus mencium dan menjilatinya perlahan sementara tanganku tetap membelai rambutnya dan yang satu membelai tangannya, tanpa aku berusaha untuk membuka pertahanannya yang manapun.

Linda makin lama makin menggelinjang karena kegelian dan nafsunya yang perlahan mulai naik.

“Ron, aku matikan saja ya VCD-nya? Toh juga nggak ditonton, sekalian lampunya ya,”katanya sambil sedikit terengah.

“Oke,”jawabku.

Lalu dia mematikan VCD, TV, dan lampu kamar tersebut, sehingga situasi remang, dan hanya diterangi oleh lampu teras. Walau demikian aku masih bisa melihat jelas semuanya.

Setelah itu aku kembali melanjutkan aksiku. Aku menciumi bibirnya sambil membuka bajunya, sehingga dia hanya memakai BH dan roknya. Kemudian setelah beberapa lama;

“Ron, kita buka aja semua yuk,” ajaknya.

“Ayuk,”jawabku, kemudian kami mulai melepas busana kami satu-satu sambil berdiri di tempat tidurnya.

Terpampanglah pemandangan indah di depanku. Linda yang tersenyum manis, dengan payudara berbentuk bulat sempurna dan terlihat sangat kenyal serta bentuk tubuh yang mirip gitar spanyol, ramping, pinggul yang besar, dan terutama daerah kemaluannya yang tidak terlalu lebat, namun terlihat berbulu sangat halus.

Kemudian aku mulai mencium bibirnya lembut sekali. Kunikmati ciuman-ciuman itu. Kemudian aku mulai turun menciumi leher jenjangnya yang mulus sambil tangan kiriku mulai memainkan susunya yang kenyal dan mulai mengeras, meremas dan memutar-mutar putingnya, sementara tangan kananku meraba bagian pantatnya yang juga besar dan padat.

Setelah beberapa lama dia mulai bereaksi dengan membelai tubuhku dari punggung sampai kemudian berhenti di kemaluanku. Linda mulai membelai-belai adikku sambil mengocoknya perlahan. Wah, sensasinya sangat luar biasa.

“Ron, burungmu keras sekali,”katanya sambil mendesah.

Aku tidak menjawabnya karena sibuk mencumbunya. Kemudian perlahan-lahan aku rebahkan dia di tempat tidur. Dan aku mulai mencium dan menjilat turun dari bibir, leher sampai pada bagian susunya yang kuhisap dan kujilati perlahan.

Aku menikmati susunya yang besar dan mulus banget. Aku jilatin daerah sekitar putingnya, sambil menyedot. Cukup lama aku menikmati susunya sambil aku remas-remas. Rasanya aku ingin menelan semuanya bulat-bulat.

Linda menggelinjang sambil mengeluarkan suara erangan dan desisan dari mulutnya. Sambil menikmati cumbuanku, tangannya tak lepas dari penisku, membelainya lembut.

Perlahan aku makin turun sampai pada perutnya, kemudian ke selangkangannya. Aku mulai mencari daerah pribadinya yang ditumbuhi bulu-bulu yang hitam, lembut dan tidak terlalu lebat. Aku terus menjilati sampai pada kemaluannya. Linda makin menggelinjang dan mendesis.

“Oh..terus, Ron,..enak sekali..teruskan..,”desisnya.

Maka aku makin menjilati kemaluannya sampai pada klitorisnya, kurasakan tubuhnya makin menegang. Kuhisap lembut klitoris dan kemaluannya yang berbau khas, hingga makin menaikkan gairahku. Kemaluan itu makin lama makin basah, mengeluarkan lendir yang aku jilat sampai puas.

Pahanya mulai bergerak menjepit kepalaku, sehingga aku merasakan kemulusannya membelai pipiku. Tak lupa aku juga sebentar-sebentar enjilat paha dan daerah di sekitar vaginanya itu.

Kemudian aku sedikit mengangkat pantatnya agar aku bisa menjilati lubang anusnya. Sementara itu, tangannya bergerak-gerak menggapai kepalaku sambil menekan makin dalam. Kembali aku mainkan lidahku di lubang vaginanya itu, masuk dan keluar. Linda makin menggelinjang dan kurasakan badannya makin mengejang.

Setelah aku puas memainkan kemaluannya, aku memintanya ganti mencumbuku. Maka aku direbahkan dengan posisi dia di atasku. Linda mulai menciumiku dari bibir, leher, dan akhirnya ke susuku sambil tangannya membelai lembut penis dan testisku.

Ciuman lembutnya sangat merangsangku sehingga adikku makin keras dan memanjang. (Oh ya, penisku tidak terlalu besar, tapi sangat kencang dan keras).

Cukup lama dia menciumi daerah dadaku, kemudian dia semakin turun, dan tidak disangka (karena aku menikmati sambil memejamkan mata) dia mulai menjilat lembut kepala penisku. Aku sempat kaget karena tidak menyangka dia akan melakukannya.

Aku nikmati saja jilatan-jilatan lembutnya. Kemudian dia mulai mengulum penisku juga sangat lembut. Wah, rasa dan sensasinya sangat luar biasa. Aku bagai terbang tinggi ke awan. Tidak sampai di situ, dia juga menjilati testisku yang makin merangsangku.

Cukup lama dia menjilati penisku, sampai ada sedikit cairan yang keluar dan dia menjilatinya sampai habis. Kemudian dia perlahan bangun dan duduk di atas penisku. Pelan-pelan dia menggesek-gesekkan vaginanya di atas penisku. Vaginanya yang lembut dan licin serasa memijit penisku yang keras.

“Oh,..enaknya..ss.ss.ss,”erangnya.

Tak lama kemudian tubuhnya terlihat mengejang dan roboh ke dadaku.

“Luar biasa, Ron, aku sampai bisa keluar,”bisiknya sambil terengah.

Kemudian kami bercumbu lagi, dan dia mengulangi hal yang sama sampai dua kali, dan dalam waktu singkat dia mengalami orgasme kembali, sementara aku belum merasa ingin keluar. Maka aku nikmati saja permainannya, sampai kemudian..

“Aku masukin ya adikku,”kataku.

“Ya, tapi pelan-pelan ya, “jawabnya.

Maka aku mulai memasukkan penisku ke lubang senggamanya perlahan sampai semuanya masuk. Kemudian aku mulai menggoyang perlahan-lahan, makin lama makin cepat. Sementara dia mengerang dan mengejang Di antara desahan dan deru napasnya aku makin mempercepat gerakanku, sampai akhirnya..

“Lin..aku..mau..kell..luar,” dan tersemburlah spermaku ke liangnya.

Kemudian aku lemas. Aku biarkan penisku berada di vaginanya beberapa lama sambil merasakan denyutan-denyutannya yang menggairahkanku.

Kami mengulangi permainan kami beberapa kali malam itu. Sampai waktu menunjukkan pukul 02.00 pagi. Dan aku pulang dengan kepuasan dan sedikit penyesalan (maklum istri orang).

Keesokan siang, aku kembali ke rumahnya, dan bercinta sampai malam. Kemudian kami pergi makan malam seperti yang dijanjikannya.

Setelah kejadian itu, kami bersikap biasa bila bertemu, karena kami tidak ingin orang lain tahu perbuatan kami.

Para Pembaca Cersex Ingin Mendaftar Dan Mencoba Keberuntungan Klik... Di Sini Ya

 AGEN JUDI BOLA SBOBET TERBAIK DAN TERPERCAYA