poker terbaik dan terpercaya
agen bola terbaik dan terpercaya
2011-06-27T19:34:00+01:00 ...
http://example.com/mypage Mon, 27 Jun 2011 19:34:00 +0100 ...
http://example.com/mypage 2011-06-27T19:34:00+01:00 ...
  • Judi Poker Terbaik

    HOT PROMO BONUS NEW MEMBER 30%

  • Poker Terbaik Uang Asli

    HOT PROMO BONUS DEPOSIT 10%

  • Bandar Poker Terbaik Uang Asli

    LAYANAN 24 JAM CS PROFESIONAL

Sabtu, 16 Desember 2017

Anak Kostku Tempat Pemuas Birahiku

Anak Kostku Tempat Pemuas Birahiku | PANENCERSEX |


Cerita ini tentang pengalaman hidupku penjaga kos yang memperkosa anak kos kosan nya sendiri, salah satu anak kos yang bernama Dewi dia adalah mahasiswi di salah satu PTN Bandung, saat ini dia masih semster 6, dia rajin belajar hingga belajar kelompok sampai malam hari, saat itu waktu sudah menunjukan jam 11 malam, padahal gerbang kos sudah tertutup dua jam yang lalu.

Saat mencari kunci yang ada ditasnya dia disapa oleh penjaga kos yang bernama Pak Joko, “neng Dewi baru pulang atuh jam segini?” eh Pak joko iya nih Pak habis ngerjain tugas kelompok soalnya besok dikumpulin, sambil berjalan menuju kamarnya Dewi teringat bahwa lampu kamarnya mati dan belum sempat untuk mengganti.

Teriak Dewi kepada Pak Joko “Pakkkk Joko minta tolong dong” dengan nada yang agak keras karena kamar dan pos jaga lumayan jauh jaraknya, Pak Joko pun medatangi kekamar Dewi ”ada apa neng kok teriak teriak”
“ini Pak boleh minta tolong untuk beliin lampu, soalnya saya lupa beli waktu keluar tadi”
Jawab Pak joko “sini aku belikan neng warung didepan masih buka kok” Dewi mengeluarkan selembar uang 20rb. “Beli yang bagus ya Pak. Kembaliannya ambil saja.”
“Sip, Neng.”, Ujar Pak Joko sambil mengambil uang dan berjalan pergi.
“Oia, Pak. Tolong sekalian dipasang ya Pak. Langit-langitnya tinggi. Saya mau mandi, nanti langsung masuk saja. Pintunya ga dikunci.”

Pak Joko mengangguk sambil terus berjalan. Pak Joko sudah berusia sekitar 50 tahun. Pipinya yang tirus membuatnya terlihat tua. Selain menjadi penjaga kosan, Ia juga bertani di sawah belakang kosan. Itu sebabnya warna kulitnya terlihat sangat gelap kecoklatan. Dewi memasuki kamar, menutup pintu, dan mulai membuka pakaiannya satu persatu.
Ia membuka kaos dan jins yang dipakainya sejak pagi hari. Melemparkannya ke tumpukan pakaian kotor. Dengan BH dan celana dalam Dewi berjalan ke kamar mandi kemudian menyalakan keran air. Pintu kamar mandi ditutup.
Dewi melepas BH dan celana dalam, meletakkannya di ember yang khusus disediakan untuk pakaian dalam.

Ia mulai mengguyurkan air dari ujung kepala. Segar sekali rasanya ketika tetesan-tetesan air membasuh rambut, wajah, leher, pundak, dan payudaranya. Beberapa tetesan kecil menyentuh puting Dewi yang berwarna merah muda.
Ia kembali mengguyur tubuhnya, kali ini air membasuh perut, paha, dan bongkahan pantat Dewi yang begitu mulus berwarna putih bersih. Sedikit tetesan air dengan genitnya menjalar ke selangkangan Dewi, menyapu kulit vagina yang tembam, merangsek ke sela-sela vagina seperti sebuah lidah yang ingin menjilat klitoris.

Dewi mulai membersihkan tubuhnya dengan sabun cair. Dioleskan sabun cair di dada dan payudaranya. Ia menggosok perlahan sambil mengelus-elus payudaranya. Tiba-tiba darahnya mengalir lebih cepat. Ada gelombang nafsu yang mulai menguak dari dalam diri Dewi.
Tidak biasanya Ia menjadi nafsu karena sentuhan tangannya sendiri, mungkin karena sudah 1 bulan lebih tidak ada yang merambah tubuh indahnya. Elusan tangan kanan ke payudaranya mulai berubah menjadi remasan, sementara tangan kirinya bergerak menyentuh vagina yang sudah tidak sabar ingin dimanja. “Mmpphhhh…” eluh Windy keluar dari mulutnya.
Sudah lebih dari 1 bulan yang lalu Windy putus dengan Jaka. Laki-laki kedua yang pernah bersetubuh dengan Dewi. Dewi mengakui bahwa Robert lebih pintar dalam urusan sex ketimbang pacar pertamanya.

Dan itu yang membuat Dewi selalu ingin bersama Robert, hingga suatu hari Dewi mengetahui ternyata Robert berselingkuh. Mengingat kejadian perselingkuhan Robert, seketika itu emosi Dewi muncul. Nafsu yang melanda sebelumnya hilang begitu saja. Dewi bersegera menyelesaikan mandinya. Ia membasuh sabun-sabun di tubuhnya.

Saat ingin mengeringkan tubuh dengan handuk, Dewi baru tersadar handuknya tidak ada. Ia biasa melakukan hal seperti ini – tidak membawa handuk ke kamar mandi. Dewi membuka pintu kamar mandi. Dengan sangat terkejut, Dewi melihat sosok seorang pria tua, berwajah tirus, berkulit coklat tua, sedang duduk di ranjang sambil melihat tubuh Dewi yang tanpa busana.
Tubuh Dewi kaku tak bergerak akibat syok, wajahnya memerah karena malu. Sementara Pak Joko masih terus menatap Dewi.

Tubuh Dewi yang masih basah terlihat kemilau akibat pantulan cahaya. Payudaranya membusung, meneteskan air tepat dari puting merah mudanya. Dari vaginanya yang seolah mengintip Pak Joko terlihat mengucurkan air sisa pembersihan tubuh Dewi. Dewi berusaha menguasai kembali tubuhnya. Setelah kesadarannya pulih, dengan cepat Dewi kembali masuk ke kamar mandi. Menutup rapat pintu kamar mandinya.
“Ma… maaf Pak. Saya lupa handuknya. Bisa tolong ambilkan di meja?” minta Dewi dengan suara gemetar. Klek.. Dewi seperti mendengar suara pintu terkunci. Suaranya begitu samar hingga ia tidak yakin betul.

“Ini, Neng.” Ujar Pak Joko dari balik pintu kamar mandi.
Dewi membuka sedikit celah kamar mandi, menjulurkan tangannya mengambil handuk dari tangan Pak Joko. Ia segera mengeringkan tubuhnya.
Dewi keluar berbalut handuk – yang sialnya adalah handuk kecil. Handuk yang ia kenakan tidak mampu melilit seluruh tubuhnya. Ujung handuk ia pegang dengan tangan kiri, sementara sedikit celah memperlihatkan pinggul dan paha Dewi.
Dada Dewi pun tidak tertutup dengan baik, belahan indah payudara dan sedikit tepian puting berwarna merah muda mencuat begitu menggoda. Handuk bagian bawah hanya menutupi sekitar 5 cm ke bawah dari vagina Dewi. Dewi berjalan perlahan, mata Pak Joko tidak sedetik pun lepas dari tubuh Windy.

“Ee.. Neng, itu lampunya sudah saya pasang.” Ujar Pak joko sambil berdiri memecah kebisuan.
“Iya, pakk..” jawab Dewi pelan, “Maaf Pak, saya mau pakai baju.” Lanjut Dewi, berharap Pak Joko sadar untuk meninggalkan kamarnya.
“Oh, iya Neng. Tapi saya boleh pinjam kamar mandi? Mau buang air kecil.” Pinta Pak joko.
“Bukannya di luar ada pak yang biasa dipakai.” Sergah Dewi sedikit kesal.
“Kebelet Neng. Sebentar kok.” Dengan cepat Pak Joko masuk kamar mandi tanpa menunggu persetujuan Dewi.
Dewi mendengar kucuran air seni Pak Joko begitu deras. Segera ia mananggalkan handuk menggantinya dengan daster favoritnya.
Tak lama Pak joko keluar. Bejalan menghampiri Dewi.
“Neng Dewi, ada yang bisa dibantu lagi?” Tanya Pak Joko. Sekarang ia telah berdiri tepat di depan Dewi. Belum sempat Dewi menjawab pertanyaan tersebut, Pak Joko mengelus rambut Dewi.

“Bapakkk…” ujar Dewi sambil berjalan mundur menghindari tangan kasar Pak Joko.
Pak joko terus mendekati dewi, sementara dewi terus mundur menghindar hingga tubuhnya terbentur tembok. Pak Joko merapatkan tubuhnya ke Dewi yang sudah terpojok.
“Pak, jangan pak.” Lirih Dewi. Sementara tangan Pak Joko kembali mengelus rambut Dewi yang wangi itu.

“Tenang aja neng. Itu neng Sasha juga lagi asik sama pacarnya. Kita jangan kalah dong.” Kata Pak Joko dengan tenang penuh keyakinan.
“Pak, tolong pak. Jangan. Saya teriak kalau bapak begini terus.” Papar dewi penuh ketegaran di tengah posisinya yang tidak baik itu.

“Neng mau teriak? Lalu orang-orang datang. Saya diusir. Tapi besoknya saya ke sini sama temen-temen lho. Khusus buat Neng dewi.” Ancam Pak joko penuh kemenangan.
dewi terteguh mendengar ancaman itu. Membayangkan dirinya dikroyok orang-orang sekelas Pak joko. Mengerikan. dewi bukan termasuk wanita hipersex. Ketika ketakutan melanda pikiran dewi, Pak Joko melanjutkan kata-katanya.
“Sudah lah neng. Biasanya juga sama pacarnya kan. Kalau tidak salah udah lebih dari 1 bulan ga diservis ya neng? Sini sama bapak aja.” Pak Joko terus meraba dewi, kali ini lengan Dewi menjadi sasaran.

Bulu kuduk Dewi merinding ketika kulit putih mulusnya bersentuhan dengan tangan Pak Joko. Ditambah lagi kata-kata Pak Joko tentang aktivitas sexnya benar-benar membuat Dewi malu. Wajahnya merah padam.
“Pak sudah pak. Jangan pak. Tolong.” Dengan wajah nanar Dewi memohon.
Pak Heri menekan tubuh Dewi ke bawah. “Isepin kontol bapak ya neng.” Pinta Pak Joko. Dalam posisi berjongkok, Dewi kebingungan harus bagaimana. Tentu ia pernah menghisap penis tetapi bukan dalam keterpaksaan seperti ini.
“Ayo neng. Turunin dulu celana bapak. Trus isep. Ga perlu saya kasarin kan supaya neng mau. Ato ga harus saya panggil temen-temen saya kan.” Pak joko kembali mengancam dengan sikap begitu tenang.

Dewi mulai menurunkan celana pendek Pak Joko. Tangannya gemetar, keringat dingin mengucur dari pori-pori kulitnya. Dewi terus menarik hingga kaki Pak Joko, ia menatap celana yang telah terlepas tanpa melirik ke atas.
“Ayo neng, liat ke atas dong.” Perintah Pak Joko sambil tertawa pelan.
Joko mengangkat wajahnya. Terkejut melihat sebuah penis yang sudah keras tidak lagi ditutupi celana dalam mengacung tepat mengarah ke wajahnya. “Baa… pak ga pake celana dalam?” pertanyaan polos keluar dari mulut Joko. “Itu ada di kamar mandi. Sama baju dalam kamu yang lain.” Jawab Pak Joko sambil terkekeh.

Pak Joko memajukan penisnya. Kepala penisnya menyentuh bibir Windy yang manis. “Dibuka neng bibirnya.” Pinta Pak Joko. Dewi membuka mulutnya dengan penuh keraguan. Penis Pak Joko mulai masuk dengan perlahan ke mulut Dewi.
Pak Joko mulai menggoyang-goyangkan penisnya menyodok mulut Dewi, dengan kedua tangannya yang menggenggam kepala Dewi. Sementara itu kedua tangan Dewi memegang kaki Pak Joko sambil berusaha melepaskan diri. Mphhh….. mpphhhh… penolakan Dewi hanya terdengar seperti lenguhan.

“Ahhh…. Achhh… bibirnya enak banget neng. Ahhh.. terus neng.” Rancau Pak Joko sambil terus menggoyangkan pantatnya. Berselang 2 menit kemudian. Pak Joko berhenti mengocok penisnya, tetapi ia membiarkan penis hitamnya tetap di dalam mulut Dewi. Nafas Joko mulai terengah-engah. “Neng, lidahnya mainin dong di dalam.”
Pinta pak Joko, “Achh… iyaaahhh.. gitu neng… pinter bangettt.. achhhh….” Lidah Dewi bergoyang-goyang mengelus-elus penis di dalam mulutnya dengan lembut. Kepala penis Pak Joko selalu tersentuh lidah Dewi. Sesekali ada hisapan yang Dewi lakukan. Pak Joko semakin merancau menikmati penisnya dalam mulut Dewi.

“Sudah Neng Dewi. Saya ga kuat sama lidah neng. Ahhh….” Pak Joko mengangkat tubuh Dewi. “Pacar neng untung banget dapetin neng. Cantik, mulus, jago ngisep kontol.” Pak Joko mulai kembali mengelus lengan Dewi yang tidak tertutupi.
“Pak sudah pa. haahhh… jangan dilanjutkan pak.” Keluh Dewi dengan wajah memelas meminta menyudahi permainan Pak Joko dengan nafas terengah-engah. Pak Joko menyibakkan rambut Dewi kebelakang, lehernya yang jenjang terbuka lebar. Dengan sigap Pak Joko mulai mencium lembut dan menjilat leher Dewi. Sementara tangannya meraba perut Dewi.

“Mpphhhh… pak, sudaahh.. ahh.. mpphhh..” Gejolak nafsu mulai melanda Dewi, namun ia tetap berusaha menahannya sekuat tenaga. Pak Joko membalikkan tubuh Dewi, ia menyibak rambut yang menutupi leher dan tungkuk. Pak Joko kembali menciumi sambil menjilat bagian sensitif Dewi tersebut. “ahhh… pak hentikannn.. mmppphhhh.”
Pak Joko mendekatkan bibirnya ke kuping dewi. “Neng dewi ini seksi sekali. Tadi saya intip dari etalase waktu neng mandi. Enak ya neng ngeremes tetek sendiri. Saya bantu ya sekarang.” Bisik lebut Pak Joko ke telinga dewi. Mendengar bisikan itu dewi seperti kehilangan harapan. Dilihat tanpa busana, ketahuan ML, dan sekarang ia tahu Pak joko melihat saat ia akan masturbasi.

“Saya remes ya neng teteknya.” Jemari Pak joko merambat menuju 2 payudara Windy. Saat jemari menyentuh payudara. “Lho, ga pake BH, neng?!” Tanya Pak Joko dengan sedikit terkejut. “Jangan-jangan?!” dengan cepat tangannya menyibak daster membuka bongkahan pantat Dewi. “Wah, si Neng bisa aja. Bilang ga mau tapi udah siap-siap gini.” Ledek Pak Joko. “Kan, mau tidur pak.” Ujar Dewi membela diri dengan percuma sambil membalikan wajah sementara jarinya tergigit di mulutnya.

Pak Joko sibuk meremas pantat, sementara tangan kirinya meremas payudara dewi. Posisi berdiri dewi yang sedikit menungging semakin membuat seksi tubuhnya. “Paakkkk…”, “Iya dewi”, “Sudah ya mpphhh.. pakkk..”, “Yakin neng?” jemari Pak Joko menyentuh bibir vigina dewi. “Achhh… paa..”. tangan Pak Joko menjulur ke wajah dewi, memperlihatkan jemarinya yang tadi menyentuh bibir vagina dewi.

“Neng dewi, ko basah ya?” canda Pak Heri. dewi menatap Pak Joko sambil tersenyum malu.
“Bapak jahat ih.” suara manja terlontar dari mulut dewi yang sebelumnya diisi penis Pak Joko.
Tangan Pak Joko kembali mengelus pinggul dewi. Sambil menciumi leher, Pak Joko berbisik, “Neng dewi, mau dilanjutin ga ni?”,
“Mmmpphhh.. lanjutin apa pakkk?”, “n.g.e.n.t.o.t”, “ih, acchhh.. bapakkk..” tangan Pak Joko mulai meremas payudara dewi. “Iya pakkk.. lanjutinnnn paak.. aahhh..”
“Pakkk.. aku mau ciuman yah.” Pak Heri mendekatkan wajah. “Mmpphhh.. pak, kontolnya aku pegang yah.. aku suka banget sama kontol bapak.” Bujuk dewi.
Pak Joko dan dewi mulai saling berciuman. Lidah mereka saling melipat, bergesekan dengan lembut. Meningkatkan birahi keduanya. Mmpphhh…. Mmpphhhh…
“Pak gendong aku ke kasur ya.” Pak Joko langsung mengangkat dewi, merebahkannya ke atas kasur.

Windy menapat Pak Joko. “Pak, aku malu. Kayak cewe murahan.”, “Ngga ko neng. Nikmatin aja.”, Pak Joko kembali melibas bibir dewi. Mmpphhhh… desah dewi yang mulai tidak ditahan lagi. “Pak Joko. Mmphhh.. telanjangi aku. Mphh..”
Pak Joko mulai mengangkat daster dewi. Vagina dewi yang tembam ditutupi rambut-rambut tipis tercukur rapih. Pak Joko tak henti menatap tubuh Windy yang terbuka perlahan, memperlihatkan keindahannya.

dewi mengangkat tangannya. Membiarkan daster favoritnya terlepas dari tubuh yang sekarang tidak tertutupi sehelai kain pun. Payudara dewi yang tidak terlalu besar membusung dengan puting menegang, seakan meminta dijamah. Pak Joko memulai kembali dengan menciumi dan menjilati leher dewi.
Lenguhan terlepas dari mulut dewi. Darah mendesir lebih cepat. Pak Joko menurunkan ciumannya ke payudara dewi. Menjilat turun di sisi payudara, berputar mengelilingi payudara dewi.

“eeuhhh.. pak, aku nafsu bangettt…” rancu Windy memohon Pak Joko meningkatkan agresivitas. Pak Joko menjilat kecil puting dewi yang sudah sangat keras. Ia memberi kecupan kecil. “Neng dewi, putingnya keras banget.” Ujar Pak Joko sambil menatap dewi yang sedang memejamkan mata. “mmpphhh.. iya pak. Emut puting aku pakkk.. remesss…” pinta dewi.
Pak Joko mengemut puting dewi sambil memainkan lidahnya, sementara tangan kanannya merepas payudara dewi yang lain. “aahhh… eemmmppp… enaakkk pakk..” dewi meremas rambut Pak Heri, menekan kepala Pak Joko ke payudaranya. “uughhh… pakk, mau ngentottt. Mauu kontolll.. aahhh..” rancu dewi tak terkendali. Ia melepas cengkraman dari kepala Pak Joko.

Pak Joko mengangkat tubuhnya melepaskan mulutnya dari puting dewi. Ia mendekatkan diri ke wajah dewi. Penisnya yang keras mengacung tepat di wajah dewi.
“Tadi neng ga mau, bukan?” pancing Pak Joko. dewi mendekatkan hidungnya ke ujung penis Pak Joko. Menyentuh tepat di lubang kecil penis Pak Joko. Ia menghirup perlahan aroma penis yang khas sambil memejamkan mata. Ujung hidungnya merambat ke pangkal penis, pipi dewi pun menempel ke batang penis Pak Joko.

“Sekarang aku mau pak. Sampe masuk kontol bapak ke memek aku juga aku mau.” Nafas dewi mulai memelan, “aku emut lagi ya pak.” Pak Joko merubah posisinya, ia menyandarkan punggungnya ke tembok dengan posisi terduduk.
dewi menundukkan wajahnya mendekati penis dengan posisi menungging di atas kasur. Jari jemarinya yang manis mulai menyentuh lembut kulit penis Pak Joko. Digenggamnya penis dengan satu tangan. dewi mulai menggerak-gerakkan tangannya ke atas-bawah.
“aacc..chhh… eehhh.. aahhh nenggg…”
“Enak ya pakk..” ucap dewi sambil menatap genit ke arah Pak Joko.
“eemmmhhhh…” dewi menjulurkan lidahnya. Menjilat ujung kepala penis yang semakin mengeras.

Tak lama jilatan dewi berubah menjadi emutan dan hisapan di kepala penis dengan tangannya yang masih terus mengocok. Pak Joko terus mendesah semakin keras. Lidah dewi bermain-main di dalam mulutnya, mengelus-elus kepala penis. Tiba-tiba Pak Joko bergetar kuat. “aachhhhh….” Sebuah erangan panjang keluar dari mulutnya. Cairan sperma meleleh dari dalam penis.
“mmpphhhh..” dewi masih mengocok penis dengan tangan kanannya, mulutnya masih diisi kepala penis Pak Joko menanti tetesan terakhir sperma. Ia melepaskan penis dari mulutnya, mengangkat kepalanya menghadap Pak Joko dengan wajah penuh senyum. “Liatin sperma bapak dong, neng.” Pinta Pak Joko. dewi membuka mulutnya, menjulurkan lidahnya yang dipenuhi cairan berwarna putih susu.

dewi kembali menutup mulutnya. Tidak segera menelan sperma, ia justru memainkan sperma itu di dalam mulutnya. Menikmati aroma dan rasa sekaligus sensasi tersebut. Glek… sperma Pak Joko menuju perut dewi. dewi menyeringai dengan wajah penuh kegembiraan. Ia mendekat ke Pak Joko, melupat bibir penjaga kosannya.
“Seneng banget sih, neng?” Tanya Pak Joko sambil mengelus payudara yang tidak tertutupi apapun.

“Sperma bapak enak.” Ucap dewi dengan sedikit malu-malu sambil merebahkan tubuhnya di atas dada Pak Joko.
“Istirahat dulu ya neng. Nanti lanjutin.”
“Lanjutin apa pak?” Tanya dewi sambil melihat Pak Joko.
Tidak langsung menjawab, Pak Joko menggerakkan tangannya. Menyentuh bibir vagina dewi, kemudian menyelusupkan jari tengahnya ke sela bibir vagina. “lanjutin ini. Ngeringin memek kamu. Nih, basah.”
“ahhhh… mpphhhh…” eluh Windy sambil menggigit bibir bawahnya, “ga ah, pak. Malu aku ngentot sama penjaga kosan.” Ucap dewi sambil memejamkan matanya, menikmati sentuhan lembut di vaginanya.
“Supaya neng mau harus gimana?” Tanya Pak Joko.

Perlahan paha dewi menjepit tangan Pak Joko, sementara tangannya mencengkram pergelangan tangan Pak Joko. Tubuhnya tidak ingin jejari Pak Joko lepas dari vaginanya.
“Katanya tadi ga mau dilanjutin.” Protes Pak Joko.
“Aku binal ya pak?” Tanya dewi dengan wajah sayu.
“Neng dewi itu bispak. Bisa bapak entot kapan aja bapak mau.”
“aahhhh.. bapak jahat.. mmpphhh.. masukin jarinya pakk…”
“Lanjutin nanti ya neng. Istirahat dulu.”
“Bapak bilang yang mesum-mesum dulu dong.” Pinta Joko.
“Memek Neng dewi mau dijilatin nanti?” dewi mengangguk, “Dimasukin kontol bapak? Kita ngentot.”
“Mau banget, pak” jawab dewi dengan berbisik.
“Sampai puas!” ucap Pak Joko ikut berbisik. Mereka kembali berciuman. Kemudian tertidur bersama.

Pukul 03.00, dewi masih tidur dengan nyenyak. Dalam mimpinya, dewi merasakan kenikmatan yang menjalar di seluruh tubuhnya. Entah ia sedang ‘mimpi basah’ atau tidak, tetapi ada eluhan-eluhan yang keluar dari mulutnya. Mmpphhhh… mmpphh…
dewi mulai sadar di tengah tidurnya. Matanya masih terpejam, tetapi Ia semakin menyadari kenikmatan di sekujur tubuhnya. Membiarkan tubuhnya menggelinjang kenikmatan. dewi tidak ingin membuka matanya, kemudian terbangun dari tidurnya. Ia ingin menikmati tidurnya yang penuh kenikmatan.

Lambat laun kesadarannya semakin menguat saat mendengar suara-suara kecupan. dewi mulai teringat bahwa Ia sedang tidur dengan Pak Heri tanpa busana yang menjanjikan kelanjutan permainan mereka. dewi membuka matanya untuk meyakinkan diri tentang apa yang dari tadi Ia rasakan. “Pakkk… mmpphhhh.. curannggg..” ucap dewi sambil menggigit bibir bawahnya menatap Pak Joko yang sedang menjilat vagina dewi.

Pak Joko mengangkat wajahnya. “Neng tidurnya nyenyak banget. Bapak ga enak banguninnya.” Tangan Pak Joko mengelus-elus paha dewi. “Jadi bapak mulai aja duluan.” Ucapnya sambil tersenyum. dewi membalas dengan senyum manis, kedua tangannya menjulur ke arah Pak Joko. Pak Joko mendekat, mendekap dalam pelukan dewi.
“Enak ya, neng. Kayak mimpi melayang-layang.”
“Mmm..” Jawab dewi dengan suara menggoda.
Mereka mulai bercumbu, dengan tangan saling meraba tubuh lawannya. Mmpphhh… hhmmmm…. Eluh masing-masing. Pak Joko mulai menurunkan kecupannya ke leher, dada, payudara, puting, perut, hingga ia kembali berkonsentrasi ke vagina dewi. Diawali dengan kecupan kecil.

“mmpphhh.. pakkk…” kemudian jilatan panjang, menjilat seluruh bagian luar vagina dewi. dewi mendesah semakin keras. Akhirnya Pak Joko memulai emutan di vagina dewi, lidahnya menjulur masuk menjilat-jilat bagian dalam.
“aaacchhh… ennakkk pakk.. eehhhmmpphhh…”
Slurrppp… slurrppp.. jilatan, hisapan, dan emutan Pak Joko bersuara semakin keras. Tubuh
dewi tidak sanggup menahan kenikmatan dari vaginanya. Ia mengangkat pantatnya, mendorong vaginanya ke mulut Pak Joko yang sedari tadi menempel, seakan menginginkan lebih. Pak Joko paham betul, Ia mengangkat wajahnya, kemudian meletakkan jari jemarinya di bibir vagina dewi.

“Haahhh… aahhh..” nafas dewi memburu, “Iya begitu pakk.. eemmppphhh…” dewi menengadahkan wajahnya sambil mendesah saat jari tengah Pak Joko menekan dan mengelus klitorisnya. Pak Joko mendekatkan wajahnya ke dewi, dewi menyambut dengan ciuman begitu ganas. Nafsu telah menguasai tubuhnya.

Tangan Pak Joko sudah terjepit kuat paha dewi. Hanya jari jemarinya yang masih bisa bermain-main di vagina dewi. dewi terus menggelinjang kuat dengan suara desahan yang tertahan akibat berciuman dengan Pak Joko, merapatkan tangannya di punggung Pak Joko.
“Acchhhh… Pakkk, enakkk.. mmpphhhh..” lenguh Windy melepaskan ciumannya. Pak Joko semakin bersemangat ketika melihat ekspresi wajah dewi dipenuhi nafsu. Membayangkan seorang wanita yang usianya belum mencapai setengah usia Pak Heri, dipenuhi nasfu ingin bersetubuh. Pak Joko mempercepat gesekan jarinya di vagina dewi.
“Aaaaccchhhhh….” Desahan panjang dewi disertai tubuhnya yang tiba-tiba menjadi kaku. Pahanya mencengkram kuat tangan Pak Joko hingga tidak bisa bergerak. Cairan bening keluar dari vagina dewi. Wajahnya meringis.

Ia melonggarkan pahanya, melepaskan tangan Pak Joko. Sesekali tubuhnya masih mengejang, sementara dari vaginanya masih mengeluarkan cairan kenikmatan. Wajahnya masih dipenuhi ketegangan, hingga akhirnya senyum kepuasan menghiasi wajahnya.
“Enak banget, pak.” Ucap dewi dengan vagina yang masih menetesnya cairannya.
“Iya, bapak suka liat kamu lagi nafsu begitu.” Pak Joko mendiamkan dewi untuk beristirahat sejenak.

5 menit berlalu, mereka berbincang-bincang tertutama mengenai pengalaman dewi bersetubuh dengan lelaki lain.  dewi merasa malu membicarakan hal tersebut, tetapi karena nafsunya masih tinggi membuatnya tidak lagi peduli.
“Pak Joko ga nikah?” Tanya dewi sambil mengelus-elus penis Pak Joko.
“Ada yang muda-muda kayak Neng dewi buat apa nikah.” Jawab Pak Joko membiarkan penisnya tetap mengeras. Mendengar jawaban tersebut, dewi teringat Mbak Wulan dan 3 mahasiswi lainnya yang dulu menempati kosan ini.

“Mmm.. Pantesan Mbak Wulan sama yang lain dulu betah banget ya ngekos disini. Jadi gara-gara ini.” Ucap dewi sambil mengocok penis Pak Joko,
“Enak ya pak. Bisa ngentotin mahasiswi cantik terus.” Ketus dewi. Selain dirinya masih ada 2 mahasiswi yang saat ini menempati kosan tersebut. Apa Sasha dan Nadya pernah begini juga ya? Tanya dewi dalam pikirannya.

Pak Joko merubah posisinya, jari tangannya menyentuh bibir vagina dewi yang masih basah. “Udah ga sabar ya neng dimasukin kontol bapak?” dewi hanya mengangguk pelan, wajahnya tidak mampu menutupi kegembiraan atas pertanyaan Pak Joko.
dewi mengambil kondom di laci meja belajarnya. Dengan penuh kasih sayang, ia mengelus-elus penis Pak Heri kemudian mengulum, memastikan penis itu telah mengeras kuat. Kondom tipis dengan perlahan disarungkan ke penis Pak Joko. dewi tersenyum tipis, membayangkan kenikmatan yang akan didapatnya.

Pak Joko memposisikan diri di atas tubuh dewi . Dengan paha terbuka, dewi tidak sabar menanti penis memasuki liang vaginanya. Kepala penis Pak Joko menempel dan menggesek-gesek bibir vagina dewi. “Neng, ga mau masuk nih. Mesti dibujuk dulu.” Ucap Pak Joko menahan jegolak nafsunya menyetubuhi dewi.

dewi paham maksud Pak Joko, Ia menggenggam pinggul Pak Joko. Tetapi bukannya langsung menarik pinggul tersebut agar penis Pak Joko masuk, dewi mengawalinya dengan raut wajah penuh nafsu. “Pakkk… Masukin kontolnya ke memek aku yah.” Ucap dewi dengan nada memohon, “Aku udah ga kuat. Pengen ngentot, pakk.” dewi mulai menarik pinggul Pak Joko. Nafsu Pak Joko meningkat mendengar permintaan dewi, Ia pun mulai mendorong penisnya.
Penis Pak Joko mulai menjelajahi liang vagina dewi. “Uughhh.. Neng, enak banget memeknya. Mmpphhh..”
“Dorong terus pak. Masukin semuanya. Kontol bapakk kerr..ass bangett.. mmpphhhh..” Ucap dewi diakhiri desahan.

Perlahan seluruh penis Pak Joko masuk ke dalam vagina dewi. Mereka berdua bercium seperti sepasang kekasih. “Ayo, pak. Kocokin ke dalem. Aku suka kontol bapak.” Rajuk dewi. Pak Joko tersenyum senang, kemudian mulai menarik penisnya. Mmpphhhh… keduanya berdesah.
Pak Joko memulai persetubuhannya dengan tempo perlahan. Ia menarik dan mendorong penisnya perlahan untuk menikmati betul vagina dewi yang masih sempit. Sesekali Pak Joko mendorong dalam penisnya, hingga dewi mendesah panjang. Perlahan Pak Joko meningkatkan kecepatannya menggesek vagina dewi .
“Accchhhh… iya pak. Terus pak.. enakkk.. eeuuhhhh.. mmpphhhh.. kontol bapak ennaaakkk…”

Windy mulai merancau saat gesekan penis Pak joko semakin cepat. Nafas keduanya semakin menggebu.
“Memek neng sempit banget.. aaccchhhh… mmppphhhh…”
“Iya pakkk… teruss.. uugghhhh… kocok terus pakkk..” Pak Joko semakin cepat mengeluar-masukkan penisnya.
“Tengkurep neng. Aahhhh…”
“Iyah pakkk… accchhh… jangan dilepas pak kontolnya.. enak bangettt…” dewi membalik tubuhnya tanpa melepas penis dari vaginanya. Pak Joko memandangi bongkahan pantat putih bersih dengan penisnya yang keluar-masuk vagina dewi. Nafsunya menggila. Ia mengocok semakin cepat.

“Accchhhh, enakan pake jari ato kontol, nenggg?” Tanya Pak Joko dengan nafas menggebu.
“Kontol… dewi suka pakkeee konn.. toll bapak.. aaaahhhh.. terus pak..”
Pak Joko mengangkat pinggul dewi, ingin dewi menungging. Pak Joko terus mengocok vagina dewi yang semakin basah hingga terdengar suara kecipak air.
“Uuughhhh… ga kuat pakkk… aacccchhhhh.. oooghhhh…” Tubuh dewi bergetar, ada lelehan cairan keluar dari vaginanya. Pak Joko menahan penisnya di dalam tanpa gerakan. Menidurkan dewi dalam posisi terkelungkup. Pak Joko menindih tubuh dewi , sambil menggoyang-goyangkan penisnya perlahan.
“hhaaahhhh… enak banget pak.” Pak Joko mengecup pipi dewi.
“Mau lagi neng?”
“Sampe bapak puas. Memek aku buat kontol bapak.” Ucap dewi sambil mencium bibir Pak Joko.

Pak Joko mulai kembali mengocok vagina dewi dengan penisnya. Tangannya menyelusup ke payudara dewi. Meremas kuat tetapi lembut. Nafas dewi kembali meningkat. Ia melirik kebelakang, melihat pantat Pak Joko yang hitam bergoyang naik-turun. Sementara pantatnya sendiri tertindih Pak Joko. dewi menjulurkan tangannya, mengelus pantat Pak Joko. “Uuughhhh.. mmppphhh.. terusss pakk. Entotin akuuu..” rancau dewi sambil memejamkan matanya menikmati hujaman penis Pak Joko.

Pak Heri kembali mengangkat pinggul dewi . Menginginkan posisi itu kembali. “aacchhh… pakkk udah mau keluuarr?” Tanya dewi dengan nafsu terus menggebu. “Iya neng.. accchhh… sebentar lagii…” Pak Joko mempercepat kocokannya.
dewi menggigit bantal di depan wajahnya. Menahan kenikmatan di sekujur tubuhnya. Sementara tangannya meremas-remas kain sprei hingga sangat berantakan. “Ooohhhh,,, ooogghhh…. Pakkk ga kuaattt. Mau keluar lagiii.. oouugghhhh…” lenguh dewi tidak mampu menahan diri. “Iya, nengg. Bareng sama bapak.. aacchhhh…”

Pak Joko menekan dalam penisnya ke vagina dewi. Spermanya keluar tertahan kondom yang dikenakan. Sementara vagina dewi kembali mengeluarkan cairan bening. Keduanya melenguh bersamaan. Panjang. Terdengar penuh kenikmatan.

dewi kembali tertidur dengan posisi terkelungkup, sementara Pak Joko menindih di atasnya. Penisnya tetap berada di dalam vagina dewi yang masih berkedut. Tubuh keduanya dibasahi keringat yang keluar dari pori-pori.
“Enak, neng?”
“Enak banget pak. Makasih ya.” Jawab dewi sambil mencium bibir Pak Joko.
“Bapak ke kamar ya neng.” Ucap Pak Joko sambil mencabut penisnya. Melepaskan kondomnya kemudian membuangnya di tempat sampah.

“Iya pak. Aku mau langsung mandi. Ada kuliah pagi.” Jawab dewi. Pak Joko segera mengenakan pakaiannya kemudian kembali ke kamarnya setelah sebelumnya mencium dewi.
dewi mengambil handuknya di atas rak. Menuju kamar mandi, menutup rapat pintunya. Ia melihat tumpukan pakaian dalam yang kotor. Celana dalam Pak Joko ada di sana. dewi meremas celana dalam itu. Ia memikirkan apa yang baru saja selesai Ia dan Pak Joko lakukan. Memalukan, tetapi dirinya sendiri tidak mampu menahan gejolak nafsu. dewi mendekatkan celana dalam itu ke hidungnya, teringat saat-saat hidungnya menyentuh ujung kepala penis Pak Joko dewi tersenyum.


Para Pembaca PanenCersex Ingin Membaca cerita sebelum nya"Selingkuh Dengan Pembantu HyperSeks "Klik..... Di Sini Ya Para Pembaca Cerita Sex..

Para Pembaca PanenCersex Ingin Mendaftar Dan Mencoba Keberuntungan Klik... Di Sini Yah

 AGEN JUDI BOLA TERBAIK DAN TERPERCAYA