poker terbaik dan terpercaya
agen bola terbaik dan terpercaya
2011-06-27T19:34:00+01:00 ...
http://example.com/mypage Mon, 27 Jun 2011 19:34:00 +0100 ...
http://example.com/mypage 2011-06-27T19:34:00+01:00 ...
  • Judi Poker Terbaik

    HOT PROMO BONUS NEW MEMBER 30%

  • Poker Terbaik Uang Asli

    HOT PROMO BONUS DEPOSIT 10%

  • Bandar Poker Terbaik Uang Asli

    LAYANAN 24 JAM CS PROFESIONAL

Sabtu, 16 Desember 2017

Anak Kostku Tempat Pemuas Birahiku

Anak Kostku Tempat Pemuas Birahiku | PANENCERSEX |


Cerita ini tentang pengalaman hidupku penjaga kos yang memperkosa anak kos kosan nya sendiri, salah satu anak kos yang bernama Dewi dia adalah mahasiswi di salah satu PTN Bandung, saat ini dia masih semster 6, dia rajin belajar hingga belajar kelompok sampai malam hari, saat itu waktu sudah menunjukan jam 11 malam, padahal gerbang kos sudah tertutup dua jam yang lalu.

Saat mencari kunci yang ada ditasnya dia disapa oleh penjaga kos yang bernama Pak Joko, “neng Dewi baru pulang atuh jam segini?” eh Pak joko iya nih Pak habis ngerjain tugas kelompok soalnya besok dikumpulin, sambil berjalan menuju kamarnya Dewi teringat bahwa lampu kamarnya mati dan belum sempat untuk mengganti.

Teriak Dewi kepada Pak Joko “Pakkkk Joko minta tolong dong” dengan nada yang agak keras karena kamar dan pos jaga lumayan jauh jaraknya, Pak Joko pun medatangi kekamar Dewi ”ada apa neng kok teriak teriak”
“ini Pak boleh minta tolong untuk beliin lampu, soalnya saya lupa beli waktu keluar tadi”
Jawab Pak joko “sini aku belikan neng warung didepan masih buka kok” Dewi mengeluarkan selembar uang 20rb. “Beli yang bagus ya Pak. Kembaliannya ambil saja.”
“Sip, Neng.”, Ujar Pak Joko sambil mengambil uang dan berjalan pergi.
“Oia, Pak. Tolong sekalian dipasang ya Pak. Langit-langitnya tinggi. Saya mau mandi, nanti langsung masuk saja. Pintunya ga dikunci.”

Pak Joko mengangguk sambil terus berjalan. Pak Joko sudah berusia sekitar 50 tahun. Pipinya yang tirus membuatnya terlihat tua. Selain menjadi penjaga kosan, Ia juga bertani di sawah belakang kosan. Itu sebabnya warna kulitnya terlihat sangat gelap kecoklatan. Dewi memasuki kamar, menutup pintu, dan mulai membuka pakaiannya satu persatu.
Ia membuka kaos dan jins yang dipakainya sejak pagi hari. Melemparkannya ke tumpukan pakaian kotor. Dengan BH dan celana dalam Dewi berjalan ke kamar mandi kemudian menyalakan keran air. Pintu kamar mandi ditutup.
Dewi melepas BH dan celana dalam, meletakkannya di ember yang khusus disediakan untuk pakaian dalam.

Ia mulai mengguyurkan air dari ujung kepala. Segar sekali rasanya ketika tetesan-tetesan air membasuh rambut, wajah, leher, pundak, dan payudaranya. Beberapa tetesan kecil menyentuh puting Dewi yang berwarna merah muda.
Ia kembali mengguyur tubuhnya, kali ini air membasuh perut, paha, dan bongkahan pantat Dewi yang begitu mulus berwarna putih bersih. Sedikit tetesan air dengan genitnya menjalar ke selangkangan Dewi, menyapu kulit vagina yang tembam, merangsek ke sela-sela vagina seperti sebuah lidah yang ingin menjilat klitoris.

Dewi mulai membersihkan tubuhnya dengan sabun cair. Dioleskan sabun cair di dada dan payudaranya. Ia menggosok perlahan sambil mengelus-elus payudaranya. Tiba-tiba darahnya mengalir lebih cepat. Ada gelombang nafsu yang mulai menguak dari dalam diri Dewi.
Tidak biasanya Ia menjadi nafsu karena sentuhan tangannya sendiri, mungkin karena sudah 1 bulan lebih tidak ada yang merambah tubuh indahnya. Elusan tangan kanan ke payudaranya mulai berubah menjadi remasan, sementara tangan kirinya bergerak menyentuh vagina yang sudah tidak sabar ingin dimanja. “Mmpphhhh…” eluh Windy keluar dari mulutnya.
Sudah lebih dari 1 bulan yang lalu Windy putus dengan Jaka. Laki-laki kedua yang pernah bersetubuh dengan Dewi. Dewi mengakui bahwa Robert lebih pintar dalam urusan sex ketimbang pacar pertamanya.

Dan itu yang membuat Dewi selalu ingin bersama Robert, hingga suatu hari Dewi mengetahui ternyata Robert berselingkuh. Mengingat kejadian perselingkuhan Robert, seketika itu emosi Dewi muncul. Nafsu yang melanda sebelumnya hilang begitu saja. Dewi bersegera menyelesaikan mandinya. Ia membasuh sabun-sabun di tubuhnya.

Saat ingin mengeringkan tubuh dengan handuk, Dewi baru tersadar handuknya tidak ada. Ia biasa melakukan hal seperti ini – tidak membawa handuk ke kamar mandi. Dewi membuka pintu kamar mandi. Dengan sangat terkejut, Dewi melihat sosok seorang pria tua, berwajah tirus, berkulit coklat tua, sedang duduk di ranjang sambil melihat tubuh Dewi yang tanpa busana.
Tubuh Dewi kaku tak bergerak akibat syok, wajahnya memerah karena malu. Sementara Pak Joko masih terus menatap Dewi.

Tubuh Dewi yang masih basah terlihat kemilau akibat pantulan cahaya. Payudaranya membusung, meneteskan air tepat dari puting merah mudanya. Dari vaginanya yang seolah mengintip Pak Joko terlihat mengucurkan air sisa pembersihan tubuh Dewi. Dewi berusaha menguasai kembali tubuhnya. Setelah kesadarannya pulih, dengan cepat Dewi kembali masuk ke kamar mandi. Menutup rapat pintu kamar mandinya.
“Ma… maaf Pak. Saya lupa handuknya. Bisa tolong ambilkan di meja?” minta Dewi dengan suara gemetar. Klek.. Dewi seperti mendengar suara pintu terkunci. Suaranya begitu samar hingga ia tidak yakin betul.

“Ini, Neng.” Ujar Pak Joko dari balik pintu kamar mandi.
Dewi membuka sedikit celah kamar mandi, menjulurkan tangannya mengambil handuk dari tangan Pak Joko. Ia segera mengeringkan tubuhnya.
Dewi keluar berbalut handuk – yang sialnya adalah handuk kecil. Handuk yang ia kenakan tidak mampu melilit seluruh tubuhnya. Ujung handuk ia pegang dengan tangan kiri, sementara sedikit celah memperlihatkan pinggul dan paha Dewi.
Dada Dewi pun tidak tertutup dengan baik, belahan indah payudara dan sedikit tepian puting berwarna merah muda mencuat begitu menggoda. Handuk bagian bawah hanya menutupi sekitar 5 cm ke bawah dari vagina Dewi. Dewi berjalan perlahan, mata Pak Joko tidak sedetik pun lepas dari tubuh Windy.

“Ee.. Neng, itu lampunya sudah saya pasang.” Ujar Pak joko sambil berdiri memecah kebisuan.
“Iya, pakk..” jawab Dewi pelan, “Maaf Pak, saya mau pakai baju.” Lanjut Dewi, berharap Pak Joko sadar untuk meninggalkan kamarnya.
“Oh, iya Neng. Tapi saya boleh pinjam kamar mandi? Mau buang air kecil.” Pinta Pak joko.
“Bukannya di luar ada pak yang biasa dipakai.” Sergah Dewi sedikit kesal.
“Kebelet Neng. Sebentar kok.” Dengan cepat Pak Joko masuk kamar mandi tanpa menunggu persetujuan Dewi.
Dewi mendengar kucuran air seni Pak Joko begitu deras. Segera ia mananggalkan handuk menggantinya dengan daster favoritnya.
Tak lama Pak joko keluar. Bejalan menghampiri Dewi.
“Neng Dewi, ada yang bisa dibantu lagi?” Tanya Pak Joko. Sekarang ia telah berdiri tepat di depan Dewi. Belum sempat Dewi menjawab pertanyaan tersebut, Pak Joko mengelus rambut Dewi.

“Bapakkk…” ujar Dewi sambil berjalan mundur menghindari tangan kasar Pak Joko.
Pak joko terus mendekati dewi, sementara dewi terus mundur menghindar hingga tubuhnya terbentur tembok. Pak Joko merapatkan tubuhnya ke Dewi yang sudah terpojok.
“Pak, jangan pak.” Lirih Dewi. Sementara tangan Pak Joko kembali mengelus rambut Dewi yang wangi itu.

“Tenang aja neng. Itu neng Sasha juga lagi asik sama pacarnya. Kita jangan kalah dong.” Kata Pak Joko dengan tenang penuh keyakinan.
“Pak, tolong pak. Jangan. Saya teriak kalau bapak begini terus.” Papar dewi penuh ketegaran di tengah posisinya yang tidak baik itu.

“Neng mau teriak? Lalu orang-orang datang. Saya diusir. Tapi besoknya saya ke sini sama temen-temen lho. Khusus buat Neng dewi.” Ancam Pak joko penuh kemenangan.
dewi terteguh mendengar ancaman itu. Membayangkan dirinya dikroyok orang-orang sekelas Pak joko. Mengerikan. dewi bukan termasuk wanita hipersex. Ketika ketakutan melanda pikiran dewi, Pak Joko melanjutkan kata-katanya.
“Sudah lah neng. Biasanya juga sama pacarnya kan. Kalau tidak salah udah lebih dari 1 bulan ga diservis ya neng? Sini sama bapak aja.” Pak Joko terus meraba dewi, kali ini lengan Dewi menjadi sasaran.

Bulu kuduk Dewi merinding ketika kulit putih mulusnya bersentuhan dengan tangan Pak Joko. Ditambah lagi kata-kata Pak Joko tentang aktivitas sexnya benar-benar membuat Dewi malu. Wajahnya merah padam.
“Pak sudah pak. Jangan pak. Tolong.” Dengan wajah nanar Dewi memohon.
Pak Heri menekan tubuh Dewi ke bawah. “Isepin kontol bapak ya neng.” Pinta Pak Joko. Dalam posisi berjongkok, Dewi kebingungan harus bagaimana. Tentu ia pernah menghisap penis tetapi bukan dalam keterpaksaan seperti ini.
“Ayo neng. Turunin dulu celana bapak. Trus isep. Ga perlu saya kasarin kan supaya neng mau. Ato ga harus saya panggil temen-temen saya kan.” Pak joko kembali mengancam dengan sikap begitu tenang.

Dewi mulai menurunkan celana pendek Pak Joko. Tangannya gemetar, keringat dingin mengucur dari pori-pori kulitnya. Dewi terus menarik hingga kaki Pak Joko, ia menatap celana yang telah terlepas tanpa melirik ke atas.
“Ayo neng, liat ke atas dong.” Perintah Pak Joko sambil tertawa pelan.
Joko mengangkat wajahnya. Terkejut melihat sebuah penis yang sudah keras tidak lagi ditutupi celana dalam mengacung tepat mengarah ke wajahnya. “Baa… pak ga pake celana dalam?” pertanyaan polos keluar dari mulut Joko. “Itu ada di kamar mandi. Sama baju dalam kamu yang lain.” Jawab Pak Joko sambil terkekeh.

Pak Joko memajukan penisnya. Kepala penisnya menyentuh bibir Windy yang manis. “Dibuka neng bibirnya.” Pinta Pak Joko. Dewi membuka mulutnya dengan penuh keraguan. Penis Pak Joko mulai masuk dengan perlahan ke mulut Dewi.
Pak Joko mulai menggoyang-goyangkan penisnya menyodok mulut Dewi, dengan kedua tangannya yang menggenggam kepala Dewi. Sementara itu kedua tangan Dewi memegang kaki Pak Joko sambil berusaha melepaskan diri. Mphhh….. mpphhhh… penolakan Dewi hanya terdengar seperti lenguhan.

“Ahhh…. Achhh… bibirnya enak banget neng. Ahhh.. terus neng.” Rancau Pak Joko sambil terus menggoyangkan pantatnya. Berselang 2 menit kemudian. Pak Joko berhenti mengocok penisnya, tetapi ia membiarkan penis hitamnya tetap di dalam mulut Dewi. Nafas Joko mulai terengah-engah. “Neng, lidahnya mainin dong di dalam.”
Pinta pak Joko, “Achh… iyaaahhh.. gitu neng… pinter bangettt.. achhhh….” Lidah Dewi bergoyang-goyang mengelus-elus penis di dalam mulutnya dengan lembut. Kepala penis Pak Joko selalu tersentuh lidah Dewi. Sesekali ada hisapan yang Dewi lakukan. Pak Joko semakin merancau menikmati penisnya dalam mulut Dewi.

“Sudah Neng Dewi. Saya ga kuat sama lidah neng. Ahhh….” Pak Joko mengangkat tubuh Dewi. “Pacar neng untung banget dapetin neng. Cantik, mulus, jago ngisep kontol.” Pak Joko mulai kembali mengelus lengan Dewi yang tidak tertutupi.
“Pak sudah pa. haahhh… jangan dilanjutkan pak.” Keluh Dewi dengan wajah memelas meminta menyudahi permainan Pak Joko dengan nafas terengah-engah. Pak Joko menyibakkan rambut Dewi kebelakang, lehernya yang jenjang terbuka lebar. Dengan sigap Pak Joko mulai mencium lembut dan menjilat leher Dewi. Sementara tangannya meraba perut Dewi.

“Mpphhhh… pak, sudaahh.. ahh.. mpphhh..” Gejolak nafsu mulai melanda Dewi, namun ia tetap berusaha menahannya sekuat tenaga. Pak Joko membalikkan tubuh Dewi, ia menyibak rambut yang menutupi leher dan tungkuk. Pak Joko kembali menciumi sambil menjilat bagian sensitif Dewi tersebut. “ahhh… pak hentikannn.. mmppphhhh.”
Pak Joko mendekatkan bibirnya ke kuping dewi. “Neng dewi ini seksi sekali. Tadi saya intip dari etalase waktu neng mandi. Enak ya neng ngeremes tetek sendiri. Saya bantu ya sekarang.” Bisik lebut Pak Joko ke telinga dewi. Mendengar bisikan itu dewi seperti kehilangan harapan. Dilihat tanpa busana, ketahuan ML, dan sekarang ia tahu Pak joko melihat saat ia akan masturbasi.

“Saya remes ya neng teteknya.” Jemari Pak joko merambat menuju 2 payudara Windy. Saat jemari menyentuh payudara. “Lho, ga pake BH, neng?!” Tanya Pak Joko dengan sedikit terkejut. “Jangan-jangan?!” dengan cepat tangannya menyibak daster membuka bongkahan pantat Dewi. “Wah, si Neng bisa aja. Bilang ga mau tapi udah siap-siap gini.” Ledek Pak Joko. “Kan, mau tidur pak.” Ujar Dewi membela diri dengan percuma sambil membalikan wajah sementara jarinya tergigit di mulutnya.

Pak Joko sibuk meremas pantat, sementara tangan kirinya meremas payudara dewi. Posisi berdiri dewi yang sedikit menungging semakin membuat seksi tubuhnya. “Paakkkk…”, “Iya dewi”, “Sudah ya mpphhh.. pakkk..”, “Yakin neng?” jemari Pak Joko menyentuh bibir vigina dewi. “Achhh… paa..”. tangan Pak Joko menjulur ke wajah dewi, memperlihatkan jemarinya yang tadi menyentuh bibir vagina dewi.

“Neng dewi, ko basah ya?” canda Pak Heri. dewi menatap Pak Joko sambil tersenyum malu.
“Bapak jahat ih.” suara manja terlontar dari mulut dewi yang sebelumnya diisi penis Pak Joko.
Tangan Pak Joko kembali mengelus pinggul dewi. Sambil menciumi leher, Pak Joko berbisik, “Neng dewi, mau dilanjutin ga ni?”,
“Mmmpphhh.. lanjutin apa pakkk?”, “n.g.e.n.t.o.t”, “ih, acchhh.. bapakkk..” tangan Pak Joko mulai meremas payudara dewi. “Iya pakkk.. lanjutinnnn paak.. aahhh..”
“Pakkk.. aku mau ciuman yah.” Pak Heri mendekatkan wajah. “Mmpphhh.. pak, kontolnya aku pegang yah.. aku suka banget sama kontol bapak.” Bujuk dewi.
Pak Joko dan dewi mulai saling berciuman. Lidah mereka saling melipat, bergesekan dengan lembut. Meningkatkan birahi keduanya. Mmpphhh…. Mmpphhhh…
“Pak gendong aku ke kasur ya.” Pak Joko langsung mengangkat dewi, merebahkannya ke atas kasur.

Windy menapat Pak Joko. “Pak, aku malu. Kayak cewe murahan.”, “Ngga ko neng. Nikmatin aja.”, Pak Joko kembali melibas bibir dewi. Mmpphhhh… desah dewi yang mulai tidak ditahan lagi. “Pak Joko. Mmphhh.. telanjangi aku. Mphh..”
Pak Joko mulai mengangkat daster dewi. Vagina dewi yang tembam ditutupi rambut-rambut tipis tercukur rapih. Pak Joko tak henti menatap tubuh Windy yang terbuka perlahan, memperlihatkan keindahannya.

dewi mengangkat tangannya. Membiarkan daster favoritnya terlepas dari tubuh yang sekarang tidak tertutupi sehelai kain pun. Payudara dewi yang tidak terlalu besar membusung dengan puting menegang, seakan meminta dijamah. Pak Joko memulai kembali dengan menciumi dan menjilati leher dewi.
Lenguhan terlepas dari mulut dewi. Darah mendesir lebih cepat. Pak Joko menurunkan ciumannya ke payudara dewi. Menjilat turun di sisi payudara, berputar mengelilingi payudara dewi.

“eeuhhh.. pak, aku nafsu bangettt…” rancu Windy memohon Pak Joko meningkatkan agresivitas. Pak Joko menjilat kecil puting dewi yang sudah sangat keras. Ia memberi kecupan kecil. “Neng dewi, putingnya keras banget.” Ujar Pak Joko sambil menatap dewi yang sedang memejamkan mata. “mmpphhh.. iya pak. Emut puting aku pakkk.. remesss…” pinta dewi.
Pak Joko mengemut puting dewi sambil memainkan lidahnya, sementara tangan kanannya merepas payudara dewi yang lain. “aahhh… eemmmppp… enaakkk pakk..” dewi meremas rambut Pak Heri, menekan kepala Pak Joko ke payudaranya. “uughhh… pakk, mau ngentottt. Mauu kontolll.. aahhh..” rancu dewi tak terkendali. Ia melepas cengkraman dari kepala Pak Joko.

Pak Joko mengangkat tubuhnya melepaskan mulutnya dari puting dewi. Ia mendekatkan diri ke wajah dewi. Penisnya yang keras mengacung tepat di wajah dewi.
“Tadi neng ga mau, bukan?” pancing Pak Joko. dewi mendekatkan hidungnya ke ujung penis Pak Joko. Menyentuh tepat di lubang kecil penis Pak Joko. Ia menghirup perlahan aroma penis yang khas sambil memejamkan mata. Ujung hidungnya merambat ke pangkal penis, pipi dewi pun menempel ke batang penis Pak Joko.

“Sekarang aku mau pak. Sampe masuk kontol bapak ke memek aku juga aku mau.” Nafas dewi mulai memelan, “aku emut lagi ya pak.” Pak Joko merubah posisinya, ia menyandarkan punggungnya ke tembok dengan posisi terduduk.
dewi menundukkan wajahnya mendekati penis dengan posisi menungging di atas kasur. Jari jemarinya yang manis mulai menyentuh lembut kulit penis Pak Joko. Digenggamnya penis dengan satu tangan. dewi mulai menggerak-gerakkan tangannya ke atas-bawah.
“aacc..chhh… eehhh.. aahhh nenggg…”
“Enak ya pakk..” ucap dewi sambil menatap genit ke arah Pak Joko.
“eemmmhhhh…” dewi menjulurkan lidahnya. Menjilat ujung kepala penis yang semakin mengeras.

Tak lama jilatan dewi berubah menjadi emutan dan hisapan di kepala penis dengan tangannya yang masih terus mengocok. Pak Joko terus mendesah semakin keras. Lidah dewi bermain-main di dalam mulutnya, mengelus-elus kepala penis. Tiba-tiba Pak Joko bergetar kuat. “aachhhhh….” Sebuah erangan panjang keluar dari mulutnya. Cairan sperma meleleh dari dalam penis.
“mmpphhhh..” dewi masih mengocok penis dengan tangan kanannya, mulutnya masih diisi kepala penis Pak Joko menanti tetesan terakhir sperma. Ia melepaskan penis dari mulutnya, mengangkat kepalanya menghadap Pak Joko dengan wajah penuh senyum. “Liatin sperma bapak dong, neng.” Pinta Pak Joko. dewi membuka mulutnya, menjulurkan lidahnya yang dipenuhi cairan berwarna putih susu.

dewi kembali menutup mulutnya. Tidak segera menelan sperma, ia justru memainkan sperma itu di dalam mulutnya. Menikmati aroma dan rasa sekaligus sensasi tersebut. Glek… sperma Pak Joko menuju perut dewi. dewi menyeringai dengan wajah penuh kegembiraan. Ia mendekat ke Pak Joko, melupat bibir penjaga kosannya.
“Seneng banget sih, neng?” Tanya Pak Joko sambil mengelus payudara yang tidak tertutupi apapun.

“Sperma bapak enak.” Ucap dewi dengan sedikit malu-malu sambil merebahkan tubuhnya di atas dada Pak Joko.
“Istirahat dulu ya neng. Nanti lanjutin.”
“Lanjutin apa pak?” Tanya dewi sambil melihat Pak Joko.
Tidak langsung menjawab, Pak Joko menggerakkan tangannya. Menyentuh bibir vagina dewi, kemudian menyelusupkan jari tengahnya ke sela bibir vagina. “lanjutin ini. Ngeringin memek kamu. Nih, basah.”
“ahhhh… mpphhhh…” eluh Windy sambil menggigit bibir bawahnya, “ga ah, pak. Malu aku ngentot sama penjaga kosan.” Ucap dewi sambil memejamkan matanya, menikmati sentuhan lembut di vaginanya.
“Supaya neng mau harus gimana?” Tanya Pak Joko.

Perlahan paha dewi menjepit tangan Pak Joko, sementara tangannya mencengkram pergelangan tangan Pak Joko. Tubuhnya tidak ingin jejari Pak Joko lepas dari vaginanya.
“Katanya tadi ga mau dilanjutin.” Protes Pak Joko.
“Aku binal ya pak?” Tanya dewi dengan wajah sayu.
“Neng dewi itu bispak. Bisa bapak entot kapan aja bapak mau.”
“aahhhh.. bapak jahat.. mmpphhh.. masukin jarinya pakk…”
“Lanjutin nanti ya neng. Istirahat dulu.”
“Bapak bilang yang mesum-mesum dulu dong.” Pinta Joko.
“Memek Neng dewi mau dijilatin nanti?” dewi mengangguk, “Dimasukin kontol bapak? Kita ngentot.”
“Mau banget, pak” jawab dewi dengan berbisik.
“Sampai puas!” ucap Pak Joko ikut berbisik. Mereka kembali berciuman. Kemudian tertidur bersama.

Pukul 03.00, dewi masih tidur dengan nyenyak. Dalam mimpinya, dewi merasakan kenikmatan yang menjalar di seluruh tubuhnya. Entah ia sedang ‘mimpi basah’ atau tidak, tetapi ada eluhan-eluhan yang keluar dari mulutnya. Mmpphhhh… mmpphh…
dewi mulai sadar di tengah tidurnya. Matanya masih terpejam, tetapi Ia semakin menyadari kenikmatan di sekujur tubuhnya. Membiarkan tubuhnya menggelinjang kenikmatan. dewi tidak ingin membuka matanya, kemudian terbangun dari tidurnya. Ia ingin menikmati tidurnya yang penuh kenikmatan.

Lambat laun kesadarannya semakin menguat saat mendengar suara-suara kecupan. dewi mulai teringat bahwa Ia sedang tidur dengan Pak Heri tanpa busana yang menjanjikan kelanjutan permainan mereka. dewi membuka matanya untuk meyakinkan diri tentang apa yang dari tadi Ia rasakan. “Pakkk… mmpphhhh.. curannggg..” ucap dewi sambil menggigit bibir bawahnya menatap Pak Joko yang sedang menjilat vagina dewi.

Pak Joko mengangkat wajahnya. “Neng tidurnya nyenyak banget. Bapak ga enak banguninnya.” Tangan Pak Joko mengelus-elus paha dewi. “Jadi bapak mulai aja duluan.” Ucapnya sambil tersenyum. dewi membalas dengan senyum manis, kedua tangannya menjulur ke arah Pak Joko. Pak Joko mendekat, mendekap dalam pelukan dewi.
“Enak ya, neng. Kayak mimpi melayang-layang.”
“Mmm..” Jawab dewi dengan suara menggoda.
Mereka mulai bercumbu, dengan tangan saling meraba tubuh lawannya. Mmpphhh… hhmmmm…. Eluh masing-masing. Pak Joko mulai menurunkan kecupannya ke leher, dada, payudara, puting, perut, hingga ia kembali berkonsentrasi ke vagina dewi. Diawali dengan kecupan kecil.

“mmpphhh.. pakkk…” kemudian jilatan panjang, menjilat seluruh bagian luar vagina dewi. dewi mendesah semakin keras. Akhirnya Pak Joko memulai emutan di vagina dewi, lidahnya menjulur masuk menjilat-jilat bagian dalam.
“aaacchhh… ennakkk pakk.. eehhhmmpphhh…”
Slurrppp… slurrppp.. jilatan, hisapan, dan emutan Pak Joko bersuara semakin keras. Tubuh
dewi tidak sanggup menahan kenikmatan dari vaginanya. Ia mengangkat pantatnya, mendorong vaginanya ke mulut Pak Joko yang sedari tadi menempel, seakan menginginkan lebih. Pak Joko paham betul, Ia mengangkat wajahnya, kemudian meletakkan jari jemarinya di bibir vagina dewi.

“Haahhh… aahhh..” nafas dewi memburu, “Iya begitu pakk.. eemmppphhh…” dewi menengadahkan wajahnya sambil mendesah saat jari tengah Pak Joko menekan dan mengelus klitorisnya. Pak Joko mendekatkan wajahnya ke dewi, dewi menyambut dengan ciuman begitu ganas. Nafsu telah menguasai tubuhnya.

Tangan Pak Joko sudah terjepit kuat paha dewi. Hanya jari jemarinya yang masih bisa bermain-main di vagina dewi. dewi terus menggelinjang kuat dengan suara desahan yang tertahan akibat berciuman dengan Pak Joko, merapatkan tangannya di punggung Pak Joko.
“Acchhhh… Pakkk, enakkk.. mmpphhhh..” lenguh Windy melepaskan ciumannya. Pak Joko semakin bersemangat ketika melihat ekspresi wajah dewi dipenuhi nafsu. Membayangkan seorang wanita yang usianya belum mencapai setengah usia Pak Heri, dipenuhi nasfu ingin bersetubuh. Pak Joko mempercepat gesekan jarinya di vagina dewi.
“Aaaaccchhhhh….” Desahan panjang dewi disertai tubuhnya yang tiba-tiba menjadi kaku. Pahanya mencengkram kuat tangan Pak Joko hingga tidak bisa bergerak. Cairan bening keluar dari vagina dewi. Wajahnya meringis.

Ia melonggarkan pahanya, melepaskan tangan Pak Joko. Sesekali tubuhnya masih mengejang, sementara dari vaginanya masih mengeluarkan cairan kenikmatan. Wajahnya masih dipenuhi ketegangan, hingga akhirnya senyum kepuasan menghiasi wajahnya.
“Enak banget, pak.” Ucap dewi dengan vagina yang masih menetesnya cairannya.
“Iya, bapak suka liat kamu lagi nafsu begitu.” Pak Joko mendiamkan dewi untuk beristirahat sejenak.

5 menit berlalu, mereka berbincang-bincang tertutama mengenai pengalaman dewi bersetubuh dengan lelaki lain.  dewi merasa malu membicarakan hal tersebut, tetapi karena nafsunya masih tinggi membuatnya tidak lagi peduli.
“Pak Joko ga nikah?” Tanya dewi sambil mengelus-elus penis Pak Joko.
“Ada yang muda-muda kayak Neng dewi buat apa nikah.” Jawab Pak Joko membiarkan penisnya tetap mengeras. Mendengar jawaban tersebut, dewi teringat Mbak Wulan dan 3 mahasiswi lainnya yang dulu menempati kosan ini.

“Mmm.. Pantesan Mbak Wulan sama yang lain dulu betah banget ya ngekos disini. Jadi gara-gara ini.” Ucap dewi sambil mengocok penis Pak Joko,
“Enak ya pak. Bisa ngentotin mahasiswi cantik terus.” Ketus dewi. Selain dirinya masih ada 2 mahasiswi yang saat ini menempati kosan tersebut. Apa Sasha dan Nadya pernah begini juga ya? Tanya dewi dalam pikirannya.

Pak Joko merubah posisinya, jari tangannya menyentuh bibir vagina dewi yang masih basah. “Udah ga sabar ya neng dimasukin kontol bapak?” dewi hanya mengangguk pelan, wajahnya tidak mampu menutupi kegembiraan atas pertanyaan Pak Joko.
dewi mengambil kondom di laci meja belajarnya. Dengan penuh kasih sayang, ia mengelus-elus penis Pak Heri kemudian mengulum, memastikan penis itu telah mengeras kuat. Kondom tipis dengan perlahan disarungkan ke penis Pak Joko. dewi tersenyum tipis, membayangkan kenikmatan yang akan didapatnya.

Pak Joko memposisikan diri di atas tubuh dewi . Dengan paha terbuka, dewi tidak sabar menanti penis memasuki liang vaginanya. Kepala penis Pak Joko menempel dan menggesek-gesek bibir vagina dewi. “Neng, ga mau masuk nih. Mesti dibujuk dulu.” Ucap Pak Joko menahan jegolak nafsunya menyetubuhi dewi.

dewi paham maksud Pak Joko, Ia menggenggam pinggul Pak Joko. Tetapi bukannya langsung menarik pinggul tersebut agar penis Pak Joko masuk, dewi mengawalinya dengan raut wajah penuh nafsu. “Pakkk… Masukin kontolnya ke memek aku yah.” Ucap dewi dengan nada memohon, “Aku udah ga kuat. Pengen ngentot, pakk.” dewi mulai menarik pinggul Pak Joko. Nafsu Pak Joko meningkat mendengar permintaan dewi, Ia pun mulai mendorong penisnya.
Penis Pak Joko mulai menjelajahi liang vagina dewi. “Uughhh.. Neng, enak banget memeknya. Mmpphhh..”
“Dorong terus pak. Masukin semuanya. Kontol bapakk kerr..ass bangett.. mmpphhhh..” Ucap dewi diakhiri desahan.

Perlahan seluruh penis Pak Joko masuk ke dalam vagina dewi. Mereka berdua bercium seperti sepasang kekasih. “Ayo, pak. Kocokin ke dalem. Aku suka kontol bapak.” Rajuk dewi. Pak Joko tersenyum senang, kemudian mulai menarik penisnya. Mmpphhhh… keduanya berdesah.
Pak Joko memulai persetubuhannya dengan tempo perlahan. Ia menarik dan mendorong penisnya perlahan untuk menikmati betul vagina dewi yang masih sempit. Sesekali Pak Joko mendorong dalam penisnya, hingga dewi mendesah panjang. Perlahan Pak Joko meningkatkan kecepatannya menggesek vagina dewi .
“Accchhhh… iya pak. Terus pak.. enakkk.. eeuuhhhh.. mmpphhhh.. kontol bapak ennaaakkk…”

Windy mulai merancau saat gesekan penis Pak joko semakin cepat. Nafas keduanya semakin menggebu.
“Memek neng sempit banget.. aaccchhhh… mmppphhhh…”
“Iya pakkk… teruss.. uugghhhh… kocok terus pakkk..” Pak Joko semakin cepat mengeluar-masukkan penisnya.
“Tengkurep neng. Aahhhh…”
“Iyah pakkk… accchhh… jangan dilepas pak kontolnya.. enak bangettt…” dewi membalik tubuhnya tanpa melepas penis dari vaginanya. Pak Joko memandangi bongkahan pantat putih bersih dengan penisnya yang keluar-masuk vagina dewi. Nafsunya menggila. Ia mengocok semakin cepat.

“Accchhhh, enakan pake jari ato kontol, nenggg?” Tanya Pak Joko dengan nafas menggebu.
“Kontol… dewi suka pakkeee konn.. toll bapak.. aaaahhhh.. terus pak..”
Pak Joko mengangkat pinggul dewi, ingin dewi menungging. Pak Joko terus mengocok vagina dewi yang semakin basah hingga terdengar suara kecipak air.
“Uuughhhh… ga kuat pakkk… aacccchhhhh.. oooghhhh…” Tubuh dewi bergetar, ada lelehan cairan keluar dari vaginanya. Pak Joko menahan penisnya di dalam tanpa gerakan. Menidurkan dewi dalam posisi terkelungkup. Pak Joko menindih tubuh dewi , sambil menggoyang-goyangkan penisnya perlahan.
“hhaaahhhh… enak banget pak.” Pak Joko mengecup pipi dewi.
“Mau lagi neng?”
“Sampe bapak puas. Memek aku buat kontol bapak.” Ucap dewi sambil mencium bibir Pak Joko.

Pak Joko mulai kembali mengocok vagina dewi dengan penisnya. Tangannya menyelusup ke payudara dewi. Meremas kuat tetapi lembut. Nafas dewi kembali meningkat. Ia melirik kebelakang, melihat pantat Pak Joko yang hitam bergoyang naik-turun. Sementara pantatnya sendiri tertindih Pak Joko. dewi menjulurkan tangannya, mengelus pantat Pak Joko. “Uuughhhh.. mmppphhh.. terusss pakk. Entotin akuuu..” rancau dewi sambil memejamkan matanya menikmati hujaman penis Pak Joko.

Pak Heri kembali mengangkat pinggul dewi . Menginginkan posisi itu kembali. “aacchhh… pakkk udah mau keluuarr?” Tanya dewi dengan nafsu terus menggebu. “Iya neng.. accchhh… sebentar lagii…” Pak Joko mempercepat kocokannya.
dewi menggigit bantal di depan wajahnya. Menahan kenikmatan di sekujur tubuhnya. Sementara tangannya meremas-remas kain sprei hingga sangat berantakan. “Ooohhhh,,, ooogghhh…. Pakkk ga kuaattt. Mau keluar lagiii.. oouugghhhh…” lenguh dewi tidak mampu menahan diri. “Iya, nengg. Bareng sama bapak.. aacchhhh…”

Pak Joko menekan dalam penisnya ke vagina dewi. Spermanya keluar tertahan kondom yang dikenakan. Sementara vagina dewi kembali mengeluarkan cairan bening. Keduanya melenguh bersamaan. Panjang. Terdengar penuh kenikmatan.

dewi kembali tertidur dengan posisi terkelungkup, sementara Pak Joko menindih di atasnya. Penisnya tetap berada di dalam vagina dewi yang masih berkedut. Tubuh keduanya dibasahi keringat yang keluar dari pori-pori.
“Enak, neng?”
“Enak banget pak. Makasih ya.” Jawab dewi sambil mencium bibir Pak Joko.
“Bapak ke kamar ya neng.” Ucap Pak Joko sambil mencabut penisnya. Melepaskan kondomnya kemudian membuangnya di tempat sampah.

“Iya pak. Aku mau langsung mandi. Ada kuliah pagi.” Jawab dewi. Pak Joko segera mengenakan pakaiannya kemudian kembali ke kamarnya setelah sebelumnya mencium dewi.
dewi mengambil handuknya di atas rak. Menuju kamar mandi, menutup rapat pintunya. Ia melihat tumpukan pakaian dalam yang kotor. Celana dalam Pak Joko ada di sana. dewi meremas celana dalam itu. Ia memikirkan apa yang baru saja selesai Ia dan Pak Joko lakukan. Memalukan, tetapi dirinya sendiri tidak mampu menahan gejolak nafsu. dewi mendekatkan celana dalam itu ke hidungnya, teringat saat-saat hidungnya menyentuh ujung kepala penis Pak Joko dewi tersenyum.


Para Pembaca PanenCersex Ingin Membaca cerita sebelum nya"Selingkuh Dengan Pembantu HyperSeks "Klik..... Di Sini Ya Para Pembaca Cerita Sex..

Para Pembaca PanenCersex Ingin Mendaftar Dan Mencoba Keberuntungan Klik... Di Sini Yah

 AGEN JUDI BOLA TERBAIK DAN TERPERCAYA


Minggu, 12 November 2017

Tante Linda Calon Ibu Tiriku Yang Semok

Tante Linda Calon Ibu Tiriku Yang Semok

PANENCERSEX |



Hampir 12 tahun ibuku meninggal dunia, akupun sudah terbiasa tanpa kehadiran sesosok ibu dalam hidupku. Tapi tidak bagi papaku, dia merasa sangat kesepian, papa selalu saja meminta izin padaku untuk menikah lagi dan dengan terpaksa aku mengiyakan permintaan dari papaku. Karena aku juga kasian pada papa bagaimana perasaan batinnya tanpa kehadiaran seorang istri sebagai pelengkap hidupnya.

Selang beberapa bulan setelah mendapat izin dariku untuk menikah lagi, akhirnya papa memberanikan diri mengajak calon ibu tiriku ke rumah, Sebut saja namanya Linda. Umurnya sekitar 40 tahun lebih muda dari papaku 8 tahun. Tubuhnya agak semok dan wajahnya terlihat masih muda. Dia bekerja sebagai staff di kantor papaku. Aku memanggilnya dengan sebutan tante Linda.

Saat tante Linda main ke rumah, aku sering melihat papa dan tante Linda berpelukan saat sedang menonton tv, terkadang tangan papa dengan nakalnya mengelus buah dada tante Linda dengan penuh gairah. Bagaimana tidak bergairah, tubuh tante Linda sangat semok dan mempunyai buah dada yang besar bak gunung. Semenjak papa sering membawa tante linda ke rumah, aku menjadi hobi coli dengan membayangkan tanta Linda.

Pada hari minggu pagi aku bangun karena kaget mendengar suara gelas pecah di dapur, saat kulihat ada tanet Linda sedang membersihkan serpihan kaca.

“Awas jangan mendekat ada banyak pecahan kaca, tadi tak sengaja aku menjatuhkan gelas dan pecah…” kata Tante Linda sambil jongkok mengambil serpihan kaca.

Aku yang masih sedikit mengantuk dengan seketika mataku jadi terbuka lebar karena melihat pemandangan pantat yang besar tante Linda yang saat itu memakai daster tipis.

“Kak, tolong deh tante diambilkan sapu…” ujarnya memerintahku.

“Baik tante akan aku ambilkan, tunggu sebentar…” kataku lantas berjalan mencari sapu yang ada di halaman depan.

Sembari berjalan aku membayangkan bulatan empuk yang kulihat tadi, kontolku pun langsung menegang dibalik celana kolor yang kupakai. Saat sudah mendapatkan sapu dan berjalan kembali ke dapur, tanganku mengelus-elus kontolku dari luar celana kolorku.

“Ini tan sapunya…oya papa mana tan?” tanyaku.

“papamu sudah berangkat kerja dari subuh tadi, dia dapet tugas mendadak dan harus ke kantor pusat yang ada di Jakarta, tante disuruh diem disini nemenin kamu dan disuruh memasak juga…oya kamu mau dimasakin apa biar nanti tante masakin…” katanya sambil menyapu serpihan kaca.

“Aku mau nasi goreng aja tan…” kataku dan lalu aku berjalan menuju kamar mandi.

Aku semakin bernafsu ketika kulihat lagi pantatnya yang bergoyang ketika sedang menyapu, ditambah buah dadanya yang ikut bergoyang mengimpangi pantatnya. Di kamar mandi aku langsung saja coli seperti biasa tanpa sabun dan saat sudah mencapai punjak aku langsung mandi.

Usai mandi dengan hanya melilitkan handuk seperti rok wanita aku menuju dapur bermaksud menanyakan apakah nasi goreng pesananku sudah jadi apa belum. tapi ketika sampai di dapur aku malah melihat pemandangan lain yang lebih indah, kulihat bongkahan pantat tante linda yang terlihat menggairahkan ketika sedang masak.

Entah kemasukan setan dari mana, aku memberanikan diri memeluk tante Linda dari belakang, kuelus pantatnya dan kuciumi lehernya dari belakang. Tanta Linda mencoba berontak, tapi aku semakin brutal.

“Iiihhh…kakak ngapain sih…jangan perkosa tante donk…aku ini calaon ibu tirimu…” katanya.

“Udah diam aja tante…kamu gak cocok jadi ibuku…kamu cocoknya jadi pelucur papa…” kataku geram.

“Kamu ngomong apa sih kak…aku mohon hentikan kak…” katanya semakin pelan sepertinya dia sudah terangsang juga karana lehernya terus kuciumi.

“Tante diam aja ya…nurut sama aku…aku lagi nafsu banget nih…lagian di rumah cuma ada kita berdua ja kog…oya aku juga tau kalau tadi malem tante habis ngentot sama papa kan…aku dengar erangan papa tapi aku sama sekali tak mendengar erangan tante, pasti tante gak terpuaskan oleh papa yah ?” bisikku pelan di telinganya sambil terus kuelus pantat dan buah dadanya dari belakang.

“Aku mohon kak, lepasin tante…” pintanya memohon sambil mengerang dan menolak elusanku.

Tak kupedulikan omongan tante. aku terus saja mencumbu tante Linda. Aku tahu kalau tante Linda sangat liar kalau ngentot hanya saja saat ini dia belum begitu nafsu,Tante Linda hanya butuh waktu sebentar saja untuk membangkitkan gairah nafsunya.

Terus saja kuciumi dan kujilati lehernya sambil tanganku meremas-remas buah dadanya dari belakang. Setan yang merasukiku menginginkan aku lebih dari sekedar meremas dan menciuminya saja. Secara naluri aku segera membuka dasternya dengan cara merobeknya dari belakang.

Dan terlihatlah punggungnya yang putih mulus, juga pantatnya yang saat itu tak memakai CD membuatnya menjadi semakin cantik dan otomatis membuat kontolku semakin mengeras.

Tak berlama-lama, kupaksa dia untuk menungging, dia terus saja meronta memberikan perlawanan. Tapi aku tak memperdulikannya dan malah membuatku semakin liar. Kumulai memasukkan kontolku dari belakang.

“Hentikan kak…aku calon ibumu…” jeritnya lagi.

“Sudah diam saja tante…kamu belum jadi ibuku…” kataku sambil menyodokan kontolku dan kupegang punggungnya agar kontolku bisa masuk lebih dalam.

Kurasakan memek tante Linda belum terlalu basah, nampaknya dia belum begitu terangsang dengan apa yang sudah kulakukan tadi. Kemudian kucabut kontolku lalu kuposisikan badanku berjongkok dari belakang pantatnya dan kujilati memeknya dari bawah.

“Aahhh…mau kamu apain lagi…” katanya dengan suara khas wanita yang sedang menahan nikmat.

Kujilati memeknya seperti layaknya anjing yang sedang kehausan. Aku mencium bau memek yang khas. Aku bisa merasa kalau dia sudah mulai bernafsu, dia tak lagi berontak bahkan dia malah berpegangan ke meja kompor menahan nikmat karena jilatanku yang liar. Dan akhirnya dia pun ikut kerasukan setan.

Dia semakin menunggingkan pantatnya dan mengoyangkannya kearah mukaku. Aku benar-benar menikmatinya apa yang dia lakukan, sesekali kujilati bongkahan pantatnya yang bulat seksi.

“Aku menyerah kak, kalau niatmu ingin menikmati tubuhku dan memuaskan aku, aku persilakan tapi tolong jaga rahasia ini ya…jangan sampai papamu tahu…aku sayang papamu…aku tak mau pernikahan kita batal, aku mau tetap mau jadi ibu tirimu…tapi aku minta ini hanya sekali ini saja ya…aku tak mau mengkhianati papamu…” keluhnya.

Kemudian tante Linda membalikan badan dan aku berdiri dihadapannya sambil kutatap tajam matanya. Tak kusangka dia tiba-tiba menciumi bibirku dengan liarnya seolah tak ada hari esok lagi. AKupun lantas membalas ciumanya sambil meremas buah dadanya. Tak lama setelah itu langsung saja menganngkat tubuhnya kududukkan diatas meja makan, lalu aku mulai memasukan kontolku ke dalam lubang memeknya.

“Sssttthhhh…aaahhh…nikmat kak…kontolmu benar-benar besar dan keras beda sama punya papamu…” rancunya keenakan.

Genjotankupun semakin ganas. Hampir 10menit aku menggenjotnya hingga akhirnya dia meraih orgasme. Tapi aku belum juga mencapai klimaksku.

“Tante aku belum bisa keluar….” keluhku padanya.

Seperti orang kelaparan dia langsung turun dari meja dan menjilati kontolku dengan ganasnya. Dia benar-benar mahir spong in kontol. Kontolku hampir habis ditelannya. Tak lama kemudian kutekan kepalanya dan…

“Ooooohhh…tanteee aku keluaaaarrr….aahhh…” erangku. Kumuntahkan semua spermaku ke dalam tenggorokannya.

Singkat cerita diapun akhirnya menikah dengan papaku juga. Aku sangat senang sekali karena hampir sebulan sekali aku selalu mengajaknya ngentot diapun mau karena menurutnya aku yang bisa memuaskannya. Katanya kontolku papaku tak sekeras kontolku,
Nikmat yang luar biasa sekali.

Para Pembaca PanenCersex Ingin Membaca cerita sebelum nya"Berselingkuh Dengan Pembantuku Yang Semok dan Bohai"Klik..... Di Sini Ya Para Pembaca Cerita Sex..

Para Pembaca PanenCersex Ingin Mendaftar Dan Mencoba Keberuntungan Klik... Daftar Poker

 AGEN JUDI BOLA TERBAIK DAN TERPERCAYA


Minggu, 08 Oktober 2017

Ibu Kost Yang Selalu Membuat Merangsang

Ibu Kost Yang Selalu Membuat Merangsang

PANENCERSEX |



Namaku heru...,aq adalah seorang karyawan yang tinggal di kota Bandung,aku tinggal bersama paman dan bibiku. Sampai suatu waktu bibi dan paman ku pindah rumah tapi rumah yang sekarang aku tinggali tetep tidak dijual, karena sayang untuk di tinggal sendiri bibiku menyarankan untuk di kontrakan saja rumah itu. Rumah itu ada 2 tingkat , ditingkat dasar di kontrakan, sampai akhirnya ada wanita yang ingin ngontrak dan bibiku menyetujui nya.

Konsep pembayaran nya bulanan, 1 bulan, 300rb.
Wanita itu bernama Bu Anggun, perlu diketahui Bu Anggun adalah seorang janda berumur 42 thn ditinggal oleh suaminya karena selingkuh, dia menceritakan kenapa suaminya selingkuh karena dia marah tidak mendapatkan keturunan dari Bu Anggun.

Bu Anggun orangnya baik, tutur katanya sopan serta gaya berpakaian nya pun terbilang sopan. Sudah hampir 3 bulan dia ngontrak di rumah bibiku, aku senang karena ada teman untuk ngobrol di rumah, lama-kelaman aku dan Bu Anggun makin akrab sampai-sampai aku sempat ketiduran di ruangan dimana bu Anggun mengontrak.

Singkat cerita, karena keakraban kami, gaya berpakaian Bu Anggun menjadi beda, sekarang dia berani memakai baju yang ketat, celana pendek sebatas paha atau hanya memakai daster terusan sebatas paha sehingga paha putih nya yang mulus serta toket nya yang sekel terpampang dengan indah.

Perlu diketahui Bu Anggun orang nya lumayan cantik bertubuh putih, lekuk tubuh nya aduhai, pantatnya semok, toket nya besar dan padat, paha nya putih mulus,ukuran toketnya 36 cup F. Kadang2x aku suka curi2x pandang pada toket, paha ataupun pantatnya, mengetahui hal itu Bu Apong hanya tersenyum tp senyuman yang binal.

Sampai pada hari sabtu siang ketika kami mengobrol sambil duduk di karpet, dia hanya memakai daster terusan sebatas paha, aku iseng menggodanya

“bu, pake baju nya seksi amat, ga takut di perkosa sama saya….?”, sambil tanganku mengelus paha putih nya.
Bu Anggun menjawab di luar dugaan, “ooh, gitu yaa….tp suka kan…???”, lalu Bu Anggun meneruskan kata2x nya

“ga, ga takut koq..,silahkan aja mau perkosa ibu mah, paling ibu teriak keenakan….!”. Mendengar hal itu, tanpa basa-basi tanganku langsung meremas memek nya dan aku tubruk dia sehingga dia jatuh terlentang dan tubuhnya aku tindih serta aku mengesek-gesekan kontolku ke memek nya masih memakai celana dalam. Kejadian itu membuat Bu Anggun kaget dan meronta tetapi rontaan lemah seorang wanita yang ingin di entot, lalu bu Anggun berkata,
“eeits…tapi ada syarat nya…!!!”

“apa syarat nya….??”kataku sambil tanganku terus meremas toket nya
“bayarin kontrakan ibu bulan ini…, maka kamu bebas perkosa ibu sampai puas…”
“ok, setuju…dan ibu harus siap diperkosa sama saya kapanpun dan dimanapun…”kataku, lalu aku cium dengan buas bibir nya, dia hanya bisa melenguh “eeemmhh…..emmmhhh..”. Bu Anggun melepaskan ciumanku lalu dia berkata

“ambil dulu uangnya,dong…nanti dah itu perkosahh ibuhh….”kata Bu Anggun sambil mendesah
Aku bangkit lalu mengambil uang sejumlah 300rb lalu aku serahkan kepada Bu Anggun.
“jadi sekarang gimana…??, mau perkosa ibu…??”kata Bu Anggun sambil membuka lebar2 paha nya, terlihatlah gundukan memek nya yang tembem yang masih menggunakan celana dalam serta paha putihnya yang mulus.

“lagian ibu juga dah lama ga ngerasain kontol dan dah lama memek ibu enggak di entot…”sambungnya.

“woooww…,ibu sekarang bicaranya jadi kotor,yaaa…”kataku
“biarin aja, supaya tambah binal dan supaya kamu makin nafsu sama ibu…!!!”katanya
“gimana, mau ga perkosa ibu….??”tanya bu Anggun
“enggak aacch, ga mau…..tapi saya akan entot memek ibu sampai lecet….!!!!”kataku

Sejurus dengan itu, aku sergap dia dengan melumat bibirnya, kami berciuman, saling melumat bibir, air liur kami saling bersatu dan saling lilit lidah. Tangan ku pun tidak tinggal diam,menyusup ke balik celana dalam nya, mengelus memek dan itil nya. Mendapat serangan spt itu, Bu Anggun mendesah
“aacchh…emmhh….eeeemmmmhhh…aaaacchhh, oohh nikmat banget…!!”serunya
“oohhhh….teeeruuuuss, iyaa itu itil ibu, oooocchhh….elus teruuuuss…”

Tangan Bu Anggun langsung meremas kontol ku yang sudah ngaceng

“aaacchh, nikmat bu….”kataku
Tanganku tak hanya mengelus tp jari telunjuk dan jari tengah ku mencoba untuk mengobok2x ke dalam memeknya, ternyata memek nya sudah basah bahkan karena banyak nya, cairan pelumas sampai meleleh keluar.

“memek mu udah banjir, bu…,dah ga tahan nya pengen di entot…?”bisikku pada bu Anggun
“ooohhh….eeemmhhmm,iya Her….ibu pengen di ewe sama kontol kamu….aaaacchh”balasnya
Mendengar hal itu tanganku langsung mengobok2x memek tembemnya dengan kecepatan tinggi
“aaacchhh…..aacchhh…ooohhmmmm….aaacchh, yang kenceng Her….!!”
“öoooowwwwhhhh……aaacchch…terus kocok memek ibu…ooohhhh, entot pake jari kamu…..oooohhhh”

Tidak hanya memek yang aku mainkan, susu nya pun tak lepas dari jamahan tangan ku, puting nya aku pilin2 lalu berganti meremas susu besar nya, Bu Anggun kewalahan mendapat perlakuaan spt itu, akhirnya dia mendapatkan orgasme nya yg pertama, tubuh nya mengejan, meliuk spt cacing kepanasan

“aaaaccchhhhcchh…..mmmhhmmmh, ibu ngecret…..aaaccchhhhhhh……ooooommmhhmm….aaa aaaaaccchh”lirih bu Anggun

Aku biarkan sejenak dia tuk menikmati kepuasan nya

“bu, pindah ke atas yu…supaya ibu bebas teriak, tapi kunci dulu pintunya…”kataku

Lalu bu Anggun bangkit dan berjalan ke arah pintu, aku tak kuasa melihat pemandangan yg seksi ini, segera aku peluk dia dari belakang sambil mengesek2x kan kontol ku yang sudah tegang ke belahan pantat nya, tak lupa tanganku bergerilya ke arah toket nya yang ranum, aku remas toketnya dengan gemas, dia hanya mendesah..

“aaacchh…aacchh”

Setelah dia mengunci pintu, aku balikan badan nya aku ciumi lagi bibir nya sambil tanganku meremas memeknya yang basah, Bu Anggun hanya bisa pasrah lalu aku pegang tangannya dan aku arah kan ke kontol ku,dia tau apa yg harus dilakukan, segera dia remas kontolku kemudian dia berjongkok dan membuka celana dalam ku serta langsung mengulum kontolku. Bu Anggun dengan rakus menyepong kontolku….srruullpp….srruulpp….srlluupp, suara indah ketika dia memaju-mundurkan kontolku ke dalam mulut nya.

“eeemmmmhhhh…..eemmhhhmmhh…anget banget mulutmu, bu…..oooohhhh niikkmmaaaattt”seruku.

Kenikmatan yang tiada tara ini sedang ku rasakan, aku sedang mengentot mulut janda bahenol. Lalu aku pegang kepalanya dengan kedua tanganku lalu aku bantu dia untuk mempercepat sepongan nya, dia tampak kewalahan, air liur nya menetes di sela2x bibirnya

“oooooommhh….ooommmhhh……ooommmhh…ooommhhh. …ssrruulluupp…..ssrruulluupp”
Ternyata tangan Bu Anggun tidak tinggal diam, dia mencolok2x sendiri memeknya
“aaaccchhh….aaaccckkkhhhhh…nikmaaattt”seru ku

Segera aku hentikan aktifitas ini lalu aku ajak dia ke atas tuk menuntaskan birahiku.”Yu, ke atas, bu….”

Lalu kami berjalan ke arah tangga sambil ku peluk di dari belakang tak lupa tanganku aktif meremas toket dan kontol ku aku gesekan ke pantatnya, sebelum menaiki tangga dengan segera aku loloskan celana dalam bu Anggun sehingga sekarang bu Anggun hanya mengenakan daster mini sebatas paha tanpa celana dalam dan bra. Aku suruh dia naik duluan, di luar dugaan bu Anggun menggoda ku dengan menggoyang2xkan pantat nya, melihat hal itu dengan gemas aku remas dengan kuat pantat nya dan aku tampar buah pantatnya…plllaaakk….pllaaakkk…

“aaaccchhh….ooowwwwwwwww….ssshhhhhmmmmm”se ru bu Anggun
“nakal nya…nich pantat…”kataku sambil meremas pantat bahenol bu Anggun
Sampai di kamar aku suruh bu Anggun nungging atau dalam posisi sujud, dengan segera dia melakaukannya lalu dia berkata

“ayo cepetan,….entot memek ibu, memek ibu udah gatel pengen di entot….aaacchh”
“tenang bu Anggun ada saatnya, sekarang saya masih ingin bermain2x dulu sama memek dan itil ibu…..”

Dengan segera aku remas pantatnya silih berganti lalu aku sapukan lidah ku pada lubang memeknya, trus aku masukan lidahku pada memek nya, mendapat perlakuan itu bu Anggun bingsatan tubuhnya bergetar. Aku terus menjilati lubang memek nya kadang2x aku gigit dengan gemas bibir dalam memek nya

“ooooccchhh….mmmhhhmhhhhhcchh…..aaaaccchhh h”
“diapain lagi memek ibu, Her…???oooccchhh….enaaaakkkksskk”
“mmmmhhhmmm….aaaaccchhhh…..”

Tangan ku tidak diam, aku elus2x lobang pantatnya, trus aku ludahi lubang pantat nya dan dengan jari telunjuk, aku masukan ke dalam lubang pantatnya. Bu Anggun mengerang kenakan dan
“aaaaaaaaaaaaaacccccccccchhhhhhhhhhhh…………. …..ooooooooooooocchhhhhhhhh….ibu keluar…oooohhhhh…memek ku enaaakk….ooohhh koooonntttollll”teriak bu Anggun.

Bu Anggun mendapatkan orgasme nya yang kedua, tubuh nya ambruk tertelungkup di kasur, tanpa membuang waktu karena kontolku dan ngaceng banget, aku tunggingkan lagi tubuh nya segera ku masukan kontolku ke dalam memek nya yang sudah sangan banjir lalu aku entot memek nya dalam posisi sujud.

“oohhh…rasanya kontolmu makin keras dan besar dalam memekku…oh…setubuhi aku…oh entotanmu…oh enaknya…eeewwee teruuss memek ku…aaaccchh”

“memek ibu tebal..memek ibu enak dientot…kontolku keenakan bu…”
“ohhh..Herruu…aku bisa ketagihan dientoti kontolmu Herruu,,,ohh…enak herr…”
“aku juga bu anggun….enak sekali mengentoti memek bu anggun….aku juga pasti ketagihan ngentot sama kamu…”

“ohhh.. Herrruuu aku ketagihan kontol mu…”
“Ohh anggunnn aku ketagihan memek dan ittiill mu…”
“ooohhhh memek mu enak dientttoott…”
“aaaacchhh….mmmhhhh….yyyaaahh….entoottt teruuss”
Dengan buas aku genjot memek nya dengan cepat, pantat nya aku remas dengan keras kadang aku tampar sehingga bu Anggun memekik

“aaaaaaaaaaaaacccchhhhhhhhhhhhh…….ooooohhhhhhh ”
“ooohhhhh anggunnn, aku haamiili kamu…nggun”
“akan ku buat kamu bunting,bu…ooocchhh….memek kamu sedapp….memmeeeekkk…..aacchhh mmeemeeeeeekkkk….”sedikit ku berteriak

Bu anggun pun tak kalah, dia menjawab dengan kata2 kotor
“iiyyaherr…hamili…buntingin….memek aq enaaakk….oooccchhh….aaaammmhhhh….memek sama itiil ibu buat kamu smuaaa…aaaacchh”jeritnya

Aku terus memompa memek bu anggun dan bu anggun mengimbanginya dengan menggoyang2xkan pantatnya, kontolku terasa ennaak seperti di pijit oleh memek nya.
“aaaaaaaaaaaaachhhhhhhhhhhhhhhhh…………….aa ngggunnn dapett……….acccccchhhhhhhhh”
Mendengar hal itu semakin cepat dan semakin dalam aku hujamkan kontolku ke dalam memek nya…dia mendapatkan orgasme nya yang ke tiga

Lalu aku balikan tubuh semok nya, sekarang posisi bu anggun terlentang dan dengan posisi konvensional aku masukan kontolku ke dalam memek nya. Dengan kecepatan tinggi aku entot memek bu anggun,bu anggun telihat pasrah munging karena tubuh nya sudah lemas, aku terus mengewe memek janda ini sampai puas.

Sekarang dalam posisi yang sama aku repatkan kakinya sehingga terasa sempit sekali lubang memek nya dan aku miringkan tubuh bu anggun dengan begitu aku leluasa meremas pantat bahenolnya dan memilin puting toket nya. Rupanya birahi bu apong naik lagi ditandai dengan desahan dan erangan erotis serta mengimbangi nya dengan menyedot2x kontol ku dengan otot2x memek nya. Tubuh sekel ini meliuk2x bagaikan ular, kepalanya menengadah ke atas, mata nya merem melek merasakan kenikmatan yang tiada tara dalam memek tembem nya.

“ooohhhh bu enak sekali ngewe sama kamu…..aku ingin memek kamu poong….oooaaahhhhcchh…ooohhhh memeeekkk…ooohhh…memek enaaakk”desah ku
“aacchh kontol kamu panjaang dan besaarr…enak memek akuu….enttoot truuuss….ewe…..ee..wweeee truuus memek aahkkuu…oooohh”
“oooccchhhh konttolll….enak banget kamuuu kontttooollll…..ooohhhhoohhhhhhhhh……kkonnnnt ttooolllll…..mmmeeemmmekkk aku di eeenttooottt…oooohhh”

“ooohhh… Bu anggun aku keenakan bu…oh…kontolku rasanya mentok bu…oh…enaknya bu….ohhhh…bu… Bu anggun…maniku juga lagi banyak bu…….oookkkhhh…bu…”
“oookkkkhhh Heerrrii …oh… Heerrii…aq suka Heerrii…aku suka manimu banyak Heerrii…”
Lalu tiba-tiba aku merasa kontolku diperas dan dihisap lobang memek bu anggun…
“oookkkhhh…..bu…oookkkkhhh…”erangku tak kuasa menahan nikmat.
“Iya sayang…okhh. Heerrii…enaknya…”

“Ohh.. enak sekali, sayang..”, kataku sambil mempercepat gerakan kontolku karena sudah mulai terasa ada sesuatu yang ingin keluar seiring rasa nikmat yang aku rasakan. “Buuuu…aku mau keluar bu…”
“keluarkan saja di dalam memekku, sayang..semprot rahimku…aaaahh Heerii…”, kata bu anggun sambil mempercepat goyangan pantatnya.

“ohhh akan kusembur rahimmu bu apoong…aku akan semprot maniku sebanyak-banyaknya dalam rahimmu bu…ooohhh…ohhh…bu…ohhh aapoong..aku akn membuatmu hamil aappoong…aku akan membuntingimu aappooong…oookkkhhhh…”

“iya Herri…entoti…okkhhh…entotin memekkku…..keluarkan manimu sebanyaknya….sirami rahimku…oh…hamili aku….entoti sampai aku bunting…aku pasti hamil oleh manimu…oookkkhhh….aku rela kamu entot sampai hamil…”
Kupercepat kontolku keluar masuk memeknya sambil meremas buah dadanya, lalu tak lama kemudian kudesakkan kontolku sedalam-dalam ke memeknya..
Croott…! Croott….! Croott…!

Air maniku menyembur sangat banyak di dalam memeknya seiring rasa nikmat dan nyaman kurasakan. Aku terus desakkan kontolku dalam-dalam ke dalam rahim bu Anggun sambil kukerahkan otot dan nafasku agar maniku keluar sebanyak-banaykanya… sampai kurasakan air maniku habis keluar….Aku lakukan semua itu sambil mengulum bibirnya….

“ookkkkkhhh…Heru banyak sekali spermamu…oohhh….rahimku merasa hangat oleh manimu…ookkk…semprot terus pejuhmu yang banyak….aaahhh iya…oookkkhh iya..”, kata bu Anggun sambil meliukkan pinggulnya.. Aku merasa lobang memeknya meremasi dan menghisap batang kontolku…kepala kontolku serasa diemut-emut oleh memeknya…Bu Anggun seolah ingin memeras spermaku sebanyak-banyaknya..

“okkkhhhh….aku juga keluar Herrii….”desahnya…
“okkhhh…..aku enak …memek aku puas…akkkhh…enaknya memek ku…”
lalu akhirnya irama pergelutan badan kami berhenti…Ia mendesah dan memeluk kepalaku dalam dadanya…

Nafas kami memeburu…. Lalu bisikkanya terdengar lirih…
“Kontol kamu enak…kontolmu besar dan panjang sayang…aku suka ngentot sama kamu…”
“ibu juga hebat, memek ibu tebal dan tembem…susumu besar bu…tubuh Bu Anggun semok dan mulus…memek ibu enak dientot..”, kataku lirih.

“Kapan pun kamu mau, aku mau dientoti kamu….aku suka birahimu…Kontol kamu besar dan panjang…aku bisa ketagihan ngentot sama kamu..”, kata bu Anggun sambil tersenyum lalu mengecup bibirku.

“Aku juga suka sama bu Anggun…aku juga suka birahimu…aku juga suka ngentoti ibu kapan saja…oohhh….”, kataku sambil meremas toketnya.
Di sela2 kenikmatan yang kita raih, aku bertanya padanya
“bu, kenapa ibu berubah binal seperti ini…?”kata ku

“ooohh, memang dari dulu pertama liat kamu, ibu dah suka dan nafsu sama kamu, ibu sering berandai2x bisa ngentot sama kamu, malahan ibu sering onani pake jari ibu sambil menbayangin sedang di entot sama kontol kamu…”

“oohh gitu yaa…”
“mulai sekarang aku bisa ngentotin memek ibu kapan pun ibu mau…”kataku sambil ngegerayangin memek nya
“ok…mulai saat ini tubuh ibu milik kamu sepenuhnya, kamu bebas ngelakuian apa aja sama tubuh ibu…”balasnya

“susu ibu, bibir ibu, memek ibu, itil ibu, pantat ibu, bahkan kalo kamu mau lubang pantat ibu bebas kamu mau apa2in…”desah bu Anggun sambil meremas kontolku.
“ibu rela kamu perkosa…..ibu rela kamu enttoottin memek ibu….ibu rela kamu ewe pantat ibu….”sambung bu anggun

“mulai saat ini ibu harus telanjang di rumah ini supaya klo aku mo ngentot tinggal masukin aza ke memek ibu…ok”perintahku

“trus klo mau pake baju ato celana harus yang bikin kontol aku ngaceng…spt cuma pake bra sama celana dalam aja, pake baju yang ketat tnpa pake bra supaya puting susu ibu tercetak,pokok nya klo pake baju ga usah pake bra..”kataku

“lalu kalo pake celana sama harus yang ketat tanpa pake celana dalam, klo pake legging harus ketat banget, klo pake daster harus yang pendek banget lebih seksi pake celana pendek yang sebatas memek…”sambungku

“iyaa decch, akan ibu lakukan apa mau kamu, demi kontol kamu ngaceng terus stiap hari dan bisa ngentotin memek ibu….”goda nya
“satu lagi bu, aku ingin liat ibu onani di depan aku….aku ingin liat ibu mencolok2x memek ibu pake tangan ibu sendiri…!”pintaku

“ok…sayang…akan ku lakukan smua permintaan kamu tp dengan 1 syarat….ibu ingin kamu slamanya ngentotin memek ibu…ok”balasnya
“ok…memek ku yang tembem…”kataku sambil memasukan 2 jari ku ke dalam memeknya lalu mengobel2x isi memek bu Anggun
“aaacchhh…ooohhh…udah dong kontolku…memekku lemes banget….”lirihnya

Akhirnya karena kelelahan kami pun tertidur dan tak terasa waktu sdh menujukan pukul 16.30, aku pun terbangun lalu menyandarkan tubuhku pada dinding sambil mengelus2s kontol, pas menoleh ke samping bu Anggun sudah tidak ada di tempat tidur lalu aku memanggil nya

“buuu, buuu, bu Anggun…..”panggil ku
“iyaaa, bentar lagi ke atas”serunya

Tak lama kemudian bu Anggun kembali ke kamarku sambil membawa nampan berisi secangkir kopi susu dan segelas teh hangat serta pisang goreng tp yang membuat kontolku ngaceng lagi adalah dia memakai tanktop putih super ketat sehingga toket nya membentuk sempurna dan puting susu nya tercetak dengan jelas serta terlihat dengan jelas belahan toket nya. Sedangkan bawahannya memakai legging ketat sebetis terlihat pula gundukan memek tembemnya serta belahan memek nya tercetak pula. Dengan lenggokan erotis dia menghampiriku yang sedang duduk lalu menyimpan nampan di sebelahku

“nich ibu buatkan kopi susu sama pisang goreng…”
“waah, makasih bu….”seruku
“bu, pake baju nya seksi amat, bikin kontol saya ngaceng….”
“yaaa, iyaa lah kan supaya kamu terangsang trus bisa ngentotin memek ibu lagi…”jawabnya
“eemmhh, sini dong, saya pengen susu nich..”kataku sambil menyalakan sebatang rokok
“ibu, boleh ngerokok ga….?”tanya bu apong
“jangan dong bu, bahaya buat ibu…”jawabku
“ini, rokok yg bisa ngeluarin pejuh….”balasnya sambil meremas kontolku lalu langsung menyepong nya
“aaacchhh, dasar binal kamu, nggun…”kataku keenakan

Aku pun tak kalah tangan ku langsung mengelus2x memek bu anggun dari luar legging. lalu bu Anggun bergeser sehingga sekarang posisi nya spt 69. Bu Anggun mash menyepong kontolku kadang2 biji pelirku dia hisap2x ato dia kulum, aku sungguh sangat keenakan, hanya desahan yang terdengar, lama2x memek bu Anggun basah juga karena aku terus mengobel2 terlihat di bagian legging tempat memeknya basah kuyup. Tanpa membuang waktu aku telanjangi bu Anggun dan langsung aku ewe memek nya, bu Anggun mendesah keenakan

“aaacchhh….eeemmmhhh…..ooohhhh kontttoolll entot memek ibuuuu….aaaccch”ceracau nya
“ooooohhhhhhhh…..aaa…a…..cccc..hhhhh…..ent ooot yang kenceng Her…ooohhhh, memek aku milik kamu…..oooohhh”

“bu, enak bangeet ngewe sama ibuuuu…..ooohhhh….ooohhh memek anggun…..memeeeekk”teriaku
“iyyaaaahhh…..kontol kamu juga eannnaakkk….anggunnn penggeenn tiiaap hari kamu entttooott”
“setubuhi ibu….her…ooohhh….remaass susu ibu….”pengennya

Aku pun segera meremas toketnya, bu Anggun semakin tak karuan, lalu aku kangkangkan paha nya supaya kontolku bisa masuk lebih dalam, terus aku kilik2x itil nya terlihat itil bu Anggun semakain mengembang karena terstimulasi, saat aku elus2x itil nya, bu anggun mengejan dengan hebat dan sampailah dia ke puncak kenikmatan…

“aaacccchhhhhhhhhhh……oooooooooooooohhhhhhhhhhh hh…………ibuuuuu……..keeeluuuaarr”
“oooooooooohhhhhhhhhhhhhhhhhhh……………..eee naaakkk meemeeeekuuu……oooooooooohhhhhhhhhh memek anggun di entttoooott sama kontttollll….oooohh”jritnya histeris

Pertahanan ku akan jebol, segera aku cabut kontol ku lalu aku masukan ke dalam mulut bu Anggun dan bu anggun dengan cepat memaju-mundurkan kontolku di dalam mulut nya tak lupa tangan bu anggun meremas2x biji pelirku…aku sudah di ambang batas karena keenakan dan akhirnya aku sesakkan kontolku dalam2 di dalam mulutnya serta menahan kepala bu anggun supaya jangan terlepas dann

Croott…! Croott….! Croott…!
pejuhku keluar di dalam mulut bu apong,bu anggun gelagapan karena tak menyangka akan spt itu dan mau tak mau pejuhku ditelan oleh bu anggun….

Setelah kurasa smua pejuh keluar, aku keluarkan kontolku dari mulut nya, bu anggun tersenyum nakal dan mengeluarkan sesuatu dan ternyata pejuhku

“yang tadi jatah buat mulut ibu, yang ini buat memek dan itil ibu…”katanya sambil mengeluskan pejuhku ke memek dan itilnya
Karena kelelahan akhirnya kami pun tertidur sambil berpelukan….ooohhh indah nya hidup ini.

Para Pembaca PanenCersex Ingin Membaca cerita sebelum nya"Berselingkuh Dengan Pembantuku Yang Semok dan Bohai"Klik..... Di Sini Ya Para Pembaca Cerita Sex..

Para Pembaca PanenCersex Ingin Mendaftar Dan Mencoba Keberuntungan Klik... Daftar Poker Ya

 AGEN JUDI BOLA TERBAIK DAN TERPERCAYA

Minggu, 01 Oktober 2017

Party Seks Di Usia Muda Sangatlah Nikmat





Party Seks Di Usia Muda Sangatlah Nikmat

PANENCERSEX |



Aku adalah gadis berusia 19 tahun. kawan-kawan mengatakan aku cantik, tinggi 170, kulit putih dengan rambut lurus sebahu. Aku termasuk populer diantara kawan-kawan, pokoknya gaul abis

Namun demikian aku masih mampu menjaga kesucianku sampai.. Suatu saat aku dan enam orang kawan Susi (19), Andra (20), Kelvin (22), Vito (22), Toni (23) dan Andri (20). menghabiskan liburan dengan menginap di villa keluarga Andri di Puncak.

Susi walaupun tidak terlalu tinggi (160) memiliki tubuh padat dengan kulit putih, sangat sexy apalagi dengan ukuran payudara 36b-nya, Susi telah berpacaran cukup lama dengan Kelvin. Diantara kami bertiga Andra yang paling cantik, tubuhnya sangat proporsi tidak heran kalau sang pacar, Vito, sangat tergila-gila dengannya.

Sementara aku, Andri dan Toni masih jomblo, Andri yang berdarah India sebenarnya suka sama aku, dia lumayan ganteng hanya saja bulu-bulu dadanya yang lebat terkadang membuat aku ngeri, karenanya aku hanya menganggap dia tidak lebih dari sekedar teman.

Acara ke Puncak kami mulai dengan hang-out disalah satu kafe terkenal di kota kami. Larut malam baru tiba di Puncak dan langsung menyerbu kamar tidur, kami semua tidur dikamar lantai atas. Udara dingin membuatku terbangun dan menyadari hanya Susi yang ada sementara Andra entah kemana.

Rasa haus membuatku beranjak menuju dapur untuk mengambil minum. Sewaktu melewati kamar belakang dilantai bawah, telingaku menangkap suara orang yang sedang bercakap-cakap.

Kuintip dari celah pintu yang tidak tertutup rapat, ternyata Vito dan Andra. Niat menegur mereka aku urungkan, karena kulihat mereka sedang berciuman, awalnya kecupan-kecupan lembut yang kemudian berubah menjadi lumatan-lumatan. Keingintahuan akan kelanjutan adegan itu menahan langkahku menuju dapur.

Adegan ciuman itu bertambah panas mereka saling memagut dan berguling-gulingan, lidah Vito menjalar bagai bagai ular ketelinga dan leher sementara tangannya menyusup kedalam t-shirt meremas-remas payudara yang menyebabkan Andra mendesah-desah, suaranya desahannya terdengar sangat sensual.

Disibakkannya t-shirt Andra dan lidahnya menjalar dan meliuk-liuk di putingnya, menghisap dan meremas-remas payudara Andra. Setelah itu tangannya mulai merayap kebawah, mengelus-elus bagian sensitif yang tertutup g-string. Vito berusaha membuka penutup terakhir itu, tapi sepertinya Andra keberatan.

Lamat-lamat kudengan pembicaraan mereka.
“Jangan To” tolak Andra.
“Kenapa sayang” tanya Vito.
“Aku belum pernah.. gituan”
“Makanya dicoba sayang” bujuk Vito.
“Takut To” Andra beralasan.
“Ngga apa-apa kok” lanjut Vito membujuk
“Tapi To”
“Gini deh”, potong Vito, “Aku cium aja, kalau kamu ngga suka kita berhenti”
“Janji ya To” sahut Andra ingin meyakinkan.
“Janji” Vito meyakinkan Andra.

Vito tidak membuang-buang waktu, ia membuka t-shirt dan celana pendeknya dan kembali menikmati bukit kenikmatan Andra yang indah itu, perlahan mulutnya merayap makin kebawah.. kebawah.. dan kebawah. Ia mengecup-ngecup gundukan diantara paha sekaligus menarik turun g-string Andra.

Dengan hati-hati Vito membuka kedua paha Andra dan mulai mengecup kewanitaannya disertai jilatan-jilatan. Tubuh Andra bergetar merasakan lidah Vito.
“Agghh.. To.. oohh.. enakk.. Too”
Mendengar desahan Andra, Vito semakin menjadi-jadi, ia bahkan menghisap-hisap kewanitaan Andra dan meremas-remas payudaranya dengan liar. Hentakan-hentakan birahi sepertinya telah menguasai Andra, tubuhnya menggelinjang keras disertai desahan dan erangan yang tidak berkeputusan, tangannya mengusap-usap dan menarik-narik rambut Vito, seakan tidak ingin melepaskan kenikmatan yang ia rasakan.

Andra semakin membuka lebar kedua kakinya agar memudahkan mulut Vito melahap kewanitaannya. Kepalanya mengeleng kekiri-kekanan, tangannya menggapai-gapai, semua yang diraih dicengramnya kuat-kuat. Andra sudah tenggelam dan setiap detik belalu semakin dalam ia menuju ke dasar lautan birahi. Vito tahu persis apa yang harus dilakukan selanjutnya, ia membuka CDnya dan merangkak naik keatas tubuh Andra.

Mereka bergumul dalam ketelanjangan yang berbalut birahi. Sesekali Vito di atas sesekali dibawah disertai gerakan erotis pinggulnya, Andra tidak tinggal diam ia melakukan juga yang sama. Kemaluan mereka saling beradu, menggesek, dan menekan-nekan. Melihat itu semua membuat degup jantung berdetak kencang dan bagian-bagian sensitif di tubuhku mengeras.. Aku mulai terjangkit virus birahi mereka.

Vito kemudian mengangkat tubuhnya yang ditopang satu tangan, sementara tangan lain memegang kejantannya. Vito mengarahkan kejantanannya keselah-selah paha Anggie. “Jangan To, katanya cuma cium aja” sergah Andra.
“Rileks An” bujuk Vito, sambil mengosok-gosok ujung penisnya di kewanitaan Andra.
“Tapi.. To.. oohh.. aahh” protes Andra tenggelam dalam desahannya sendiri.
“Nikmatin aja An”
“Ehh.. akkhh.. mpphh” Andra semakin mendesah
“Gitu An.. rileks.. nanti lebih enak lagi”
“He eh To.. eesshh”
“Enak An..?”
“Ehh.. enaakk To”
Aku benar-benar ternganga dibuatnya. Seumur hidup belum pernah aku melihat milik pria yang sebenarnya, apalagi adegan live seperti itu.

Tidak ada lagi protes apalagi penolakan hanya desahan kenikmatan Andra yang terdengar.
“Aku masukin ya An” pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban.
Vito langsung menekan pinggulnya, ujung kejantanannya tenggelam dalam kewanitaan Andra.
“Aakhh.. To.. eengghh” erang Andra cukup keras, membuat bulu-bulu ditubuhku meremang mendengarnya.

Vito lebih merunduk lagi dengan sikut menahan badan, perlahan pinggulnya bergerak turun naik serta mulutnya dengan rakus melumat payudara Andra.
“Teruss.. Too.. enak banget.. ohh.. isep yang kerass sayangg” Andra meracau.
“Aku suka sekali payudara kamu An.. mmhh”
“Aku juga suka kamu isep To.. ahh” Andra menyorongkan dadanya membuat Vito bertambah mudah melumatnya.

Bukan hanya Andra yang terayun-ayun gelombang birahi, aku yang melihat semua itu turut hanyut dibuatnya. Tanpa sadar aku mulai meremas-remas payudara dan memainkan putingku sendiri, membuat mataku terpejam-pejam merasakan nikmatnya.

Vito tahu Andra sudah pada situasi point of no return, ia merebahkan badannya menindih Andra dan memeluknya seraya melumat mulut, leher dan telinga Andra dan.. kulihat Vito menekan pinggulnya, dapat kubayangkan bagaimana kejantanannya melesak masuk ke dalam rongga kenikmatan Andra.

“Auuwww.. To.. sakiitt” jerit Andra.
“Stop.. stop To”
“Rileks An.. supaya enak nanti” bujuk Vito, sambil terus menekan lebih dalam lagi.
“Sakit To.. pleasee.. jangan diterusin”

Terlambat.. seluruh kejantanan Vito telah terbenam di dalam rongga kenikmatan Andra. Beberapa saat Vito tidak bergerak, ia mengecup-ngecup leher, pundak dan akhirnya payudara Andra kembali jadi bulan-bulanan lidah dan mulutnya. Perlakuan Vito membuat birahi Andra terusik kembali, ia mulai melenguh dan mendesah-desah, lama kelamaan semakin menjadi-jadi. Bagian belakang tubuh Vito yang mulai dari punggung, pinggang sampai buah pantatnya tak luput dari remasan-remasan tangan Andra.

Vito memahami sekali keadaan Andra, pinggulnya mulai digerakan memutar perlahan sekali tapi mulutnya bertambah ganas melahap gundukan daging Andra yang dihiasi puting kecil kemerah-merahan.

“Uhh.. ohh.. To” desah kenikmatan Andra, kakinya dibuka lebih melebar lagi.

Vito tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dipercepat ritme gerakan pinggulnya.
“Agghh.. ohh.. terus Too” Andra meracau merasakan kejantanan Vito yang berputar-putar di kewanitaannya, kepalanya tengadah dengan mata terpejam, pinggulnya turut bergoyang. Merasakan gerakannya mendapat respon Vito tidak ragu lagi untuk menarik-memasukan batang kemaluannya.
“Aaauugghh.. sshh.. Too.. ohh.. Too” Andra tak kuasa lagi menahan luapan kenikmatan yang keluar begitu saya dari mulutnya.

Pinggul Vito yang turun naik dan kaki Andra yang terbuka lebar membuat darahku berdesir, menimbulkan denyut-denyut di bagian sensitifku, kumasukan tangan kiri kebalik celana pendek dan CD. Tubuhku bergetar begitu jari-jemariku meraba-raba kewanitaanku.
“Ssshh.. sshh” desisku tertahan manakala jari tengahku menyentuh bibir kemaluanku yang sudah basah, sesaat life show Vito dan Andra terlupakan. Kesadaranku kembali begitu mendengar pekikan Andra.
“Adduuhh.. Too.. nikmat sekalii” Andra terbuai dalam birahinya yang menggebu-gebu.
“Nikmati An.. nikmati sepuas-puasnya”
“Ssshh.. ahh.. ohh.. ennaak Too”
“Punya kamu enaakk sekalii An.. uugghh”
“Ohh.. Too.. aku sayang kamu.. sshh” desah Andra seraya memeluk, pujian Vito rupanya membuat Andra lebih agresif, pantatnya bergoyang mengikuti irama hentakan-hentakan turun-naik pantat Vito.
“Enaak An.. terus goyang.. uhh.. eenngghh” merasakan goyangan Andra Vito semakin mempercepat hujaman-hujaman kejantanannya.

“Ahh.. aahh.. Too.. teruss.. sayaang” pekik Andra.
Semakin liar keduanya bergumul, keringat kenikmatan membanjir menyelimuti tubuh mereka.
“Too.. tekan sayangg.. uuhh.. aku mau ke.. kelu.. aarrghh” erang Andra.
Vito menekan pantatnya dalam-dalam dan tubuh keduanya pun mengejang. Gema erangan kenikmatan mereka memenuhi seantero kamar dan kemudian keduanya.. terkulai lemas.

Dikamar aku gelisah mengingat-ingat kejadian yang baru saja kulihat, bayang-bayang Vito menyetubuhi Andra begitu menguasai pikiranku. Tak kuasa aku menahan tanganku untuk kembali mengusap-usap seluruh bagian sensitif di tubuhku namun keberadaan Susi sangat mengganggu, menjelang ayam berkokok barulah mataku terpejam. Dalam mimpi adegan itu muncul kembali hanya saja bukan Andra yang sedang disetubuhi Vito tetapi diriku.

Jam 10.00 pagi harinya kami jalan-jalan menghirup udara puncak, sekalian membeli makanan dan cemilan sementara Susi dan Kelvin menunggu villa. Belum lagi 15 menit meninggalkan villa perutku tiba-tiba mulas, aku mencoba untuk bertahan, tidak berhasil, bergegas aku kembali ke villa.

Selesai dari kamar mandi aku mencari Susi dan Kelvin, rupanya mereka sedang di ruang TV dalam keadaan.. bugil. Lagi-lagi aku mendapat suguhan live show yang spektakuler. Tubuh Susi setengah melonjor di sofa dengan kaki menapak kelantai,

Kelvin berlutut dilantai dengan badan berada diantara kedua kaki Susi, Mulutnya mengulum-ngulum kewanitaan Susi, tak lama kemudian Kelvin meletakan kedua tungkai kaki Susi dibahunya dan kembali menyantap segitiga venus yang semakin terpampang dimukanya. Tak ayal lagi Susi berkelojotan diperlakukan seperti itu.

“Ssshh.. sshh.. aahh” desis Susi.
“Oohh.. Kel.. nikmat sekalii.. sayang”
“Gigit.. Kel.. pleasee.. gigitt”
“Auuwww.. pelan sayang gigitnyaa”
Melengkapi kenikmatan yang sedang melanda dirinya satu tangan Susi mencengkram kepala Kelvin, tangan lainnya meremas-remas payudara 36b-nya sendiri serta memilin putingnya.

Beberapa saat kemudian mereka berganti posisi, Susi yang berlutut di lantai, mulutnya mengulum kejantanan Kelvin, kepalanya turun naik, tangannya mengocok-ngocok batang kenikmatan itu, sekali-kali dijilatnya bagai menikmati es krim. Setiap gerakan kepala Susi sepertinya memberikan sensasi yang luar biasa bagi Kelvin.

“Aaahh.. aauugghh.. teruss sayangg” desah Kelvin.
“Ohh.. sayangg.. enakk sekalii”
Suara desahan dan erangan membuat Susi tambah bernafsu melumat kejantanan Kelvin.
“Ohh.. Susii.. ngga tahann.. masukin sayangg” pinta Kelvin.

Susi menyudahi lumatannya dan beranjak keatas, berlutut disofa dengan pinggul Kelvin berada diantara pahanya, tangannya menggapai batang kenikmatan Kelvin, diarahkan kemulut kewanitaannya dan dibenamkan.

“Aaagghh” keduanya melenguh panjang merasakan kenikmatan gesekan pada bagian sensitif mereka masing-masing. Dengan kedua tangan berpangku pada pahanya Susi mulai menggerakan pinggulnya mundur maju, karuan saja Kelvin mengeliat-geliat merasakan batangnya diurut-urut oleh kewanitaan Susi. Sebaliknya, milik Kelvin yang menegang keras dirasakan oleh Susi mengoyak-ngoyak dinding dan lorong kenikmatannya. Suara desahan, desisan dan lenguhan saling bersaut manakala kedua insan itu sedang dirasuk kenikmatan duniawi.

Tontonan itu membuat aku tidak dapat menahan keinginanku untuk meraba-raba2 sekujur tubuhku, rasa gatal begitu merasuk kedalam kemaluanku. Kutinggalkan live show bergegas menuju kamar, kulampiaskan birahiku dengan mengesek-gesekan bantal di kewanitaanku. Merasa tidak puas kusingkap rok miniku, kuselipkan tanganku kedalam CD-ku membelai-belai bulu-bulu tipis di permukaan kewanitaanku dan.. akhirnya menyentuh klitorisku.

“Aaahh.. sshh.. eehh” desahku merasakan nikmatnya elusan-elusanku sendiri, jariku merayap tak terkendali ke bibir kemaluanku, membuka belahannya dan bermain-main ditempat yang mulai basah dengan cairan pelancar, manakala kenikmatan semakin membalut diriku tiba-tiba pintu terbuka.. Susi! masih dengan pakaian kusut menerobos masuk, untung aku masih memeluk bantal, sehingga kegiatan tanganku tidak terlihat olehnya.

“Ehh Ver.. kok ada disini, bukannya tadi ikut yang lain?” sapa Susi terkejut.
“Iya Si.. balik lagi.. perut mules”
“Aku suruh Kelvin beli obat ya”
“Ngga usah Si.. udah baikan kok”
“Yakin Ver?”
“Iya ngga apa-apa kok” jawabku meyakinkan Susi yang kemudian kembali ke ruang tengah setelah mengambil yang dibutuhkannya. Sirna sudah birahiku karena rasa kaget.

Malam harinya selesai makan kami semua berkumpul diruang tengah, Andri langsung memutar VCD X-2. Adegan demi adegan di film mempengaruhi kami, terutama kawan-kawan pria, mereka kelihatan gelisah. Film masih setengah main Susi dan Kelvin menghilang, tak lama kemudian disusul oleh Andra dan Vito.

Tinggal aku, Toni dan Andri, kami duduk dilantai bersandar pada sofa, aku di tengah. Melihat adegan film yang bertambah panas membuat birahiku terusik. Rasa gatal menyeruak dikewanitaanku mengelitik sekujur tubuh dan setiap detik berlalu semakin memuncak saja, aku jadi salah tingkah. Toni yang pertama melihat kegelisahanku.

“Kenapa Ver, gelisah banget horny ya” tegurnya bercanda.
“Ngga lagi, ngaco kamu Ton” sanggahku.
“Kalau horny bilang aja Ver.. hehehe.. kan ada kita-kita” Andri menimpali.
“Rese nih berdua, nonton aja tuh” sanggahku lagi menahan malu.

Toni tidak begitu saja menerima sanggahanku, diantara kami ia paling tinggi jam terbangnya sudah tentu ia tahu persis apa yang sedang aku rasakan. Toni tidak menyia-nyiakannya, bahuku dipeluknya seperti biasa ia lakukan, seakan tanpa tendensi apa-apa.

“Santai Ver, kalau horny enjoy aja, gak usah malu.. itu artinya kamu normal” bisik Toni sambil meremas pundakku.

Remasan dan terpaan nafas Toni saat berbisik menyebabkan semua bulu-bulu di tubuhku meremang, tanpa terasa tanganku meremas ujung rok. Toni menarik tanganku meletakan dipahanya ditekan sambil diremasnya, tak ayal lagi tanganku jadi meremas pahanya.

“Remas aja paha aku Ver daripada rok” bisik Toni lagi.

Kalau sedang bercanda jangankan paha, pantatnya yang geboy saja kadang aku remas tanpa rasa apapun, kali ini merasakan paha Toni dalam remasanku membuat darahku berdesir keras.

“Ngga usah malu Ver, santai aja” lanjutnya lagi.

Entah karena bujukannya atau aku sendiri yang menginginkan, tidak jelas, yang pasti tanganku tidak beranjak dari pahanya dan setiap ada adegan yang wow kuremas pahanya. Merasa mendapat angin, Toni melepaskan rangkulannya dan memindahkan tangannya di atas pahaku, awalnya masih dekat dengkul lama kelamaan makin naik, setiap gerakan tangannya membuatku merinding.

Entah bagaimana mulainya tanpa kusadari tangan Toni sudah berada dipaha dalamku, tangannya mengelus-elus dengan halus, ingin menepis, tapi, rasa geli-geli enak yang timbul begitu kuatnya, membuatku membiarkan kenakalan tangan Toni yang semakin menjadi-jadi.

“Ver gue suka deh liat leher sama pundak kamu” bisik Toni seraya mengecup pundakku.
Aku yang sudah terbuai elusannya karuan saja tambah menjadi-jadi dengan kecupannya itu.
“Jangan Ton” namun aku berusaha menolak.

“Kenapa Ver, cuma pundak aja kan” tanpa perduli penolakanku Toni tetap saja mengecup, bahkan semakin naik keleher, disini aku tidak lagi berusaha jaim.
“Ton.. ahh” desahku tak tertahan lagi.
“Enjoy aja Ver” bisik Toni lagi, sambil mengecup dan menjilat daun telingaku.
“Ohh Ton” aku sudah tidak mampu lagi menahan, semua rasa yang terpendam sejak melihat live show dan film, perlahan merayapi lagi tubuhku.

Aku hanya mampu tengadah merasakan kenikmatan mulut Toni di leher dan telingaku. Andri yang sedari tadi asik nonton melihatku seperti itu tidak tinggal diam, ia pun mulai turut melakukan hal yang sama. Pundak, leher dan telinga sebelah kiriku jadi sasaran mulutnya.

Melihat aku sudah pasrah mereka semakin agresif. Tangan Toni semakin naik hingga akhirnya menyentuh kewanitaanku yang masih terbalut CD. Elusan-elusan di kewanitaanku, remasan Andri di payudaraku dan kehangatan mulut mereka dileherku membuat magma birahiku menggelegak sejadi-jadinya.

“Agghh.. Tonn.. Drii.. ohh.. sshh” desahanku bertambah keras.
Andri menyingkap tang-top dan braku bukit kenyal 34b-ku menyembul, langsung dilahapnya dengan rakus. Toni juga beraksi memasukan tangannya kedalam CD meraba-raba kewanitaanku yang sudah basah oleh cairan pelicin. Aku jadi tak terkendali dengan serangan mereka tubuhku bergelinjang keras.

“Emmhh.. aahh.. ohh.. aagghh” desahanku berganti menjadi erangan-erangan.
Mereka melucuti seluruh penutup tubuhku, tubuh polosku dibaringkan dilantai beralas karpet dan mereka pun kembali menjarahnya. Andri melumat bibirku dengan bernafsu lidahnya menerobos kedalam rongga mulutku, lidah kami saling beraut, mengait dan menghisap dengan liarnya.

Sementara Toni menjilat-jilat pahaku lama kelamaan semakin naik.. naik.. dan akhirnya sampai di kewanitaanku, lidahnya bergerak-gerak liar di klitorisku, bersamaan dengan itu Andri pun sudah melumat payudaraku, putingku yang kemerah-merahan jadi bulan-bulanan bibir dan lidahnya.

Diperlakukan seperti itu membuatku kehilangan kesadaran, tubuhku bagai terbang diawang- awang, terlena dibawah kenikmatan hisapan-hisapan mereka. Bahkan aku mulai berani punggung Andri kuremas-remas, kujambak rambutnya dan merengek-rengek meminta mereka untuk tidak berhenti melakukannya.

“Aaahh.. Tonn.. Drii.. teruss.. sshh.. enakk sekalii”
“Nikmatin Ver.. nanti bakal lebih lagi” bisik Andri seraya menjilat dalam-dalam telingaku.

Mendengar kata lebih lagi aku seperti tersihir, menjadi hiperaktif pinggul kuangkat-angkat, ingin Toni melakukan lebih dari sekedar menjilat, ia memahami, disantapnya kewanitaanku dengan menyedot-nyedot gundukan daging yang semakin basah oleh ludahnya dan cairanku. Tidak berapa lama kemudian aku merasakan kenikmatan itu semakin memuncak, tubuhku menegang, kupeluk Andri-yang sedang menikmati puting susu-dengan kuatnya.

“Aaagghh.. Tonn.. Drii.. akuu.. oohh” jeritku keras, dan merasakan hentak-hentakan kenikmatan didalam kewanitaanku. Tubuhku melemas.. lungai.

Toni dan Andri menyudahi hidangan pembukanya, dibiarkan tubuhku beristirahat dalam kepolosan, sambil memejamkan mata kuingat-ingat apa yang baru saja kualami. Permainan Andri di payudara dan Toni di kewanitaanku yang menyebarkan kenikmatan yang belum pernah kualami sebelumnya, dan hal itu telah kembali menimbulkan getar-getar birahi diseluruh tubuhku.

Aku semakin tenggelam saja dalam bayang-bayang yang menghanyutkan, dan tiba-tiba kurasakan hembusan nafas ditelingaku dan rasa tidak asing lagi.. hangat basah.. Ahh.. bibir dan lidah Andri mulai lagi, tapi kali ini tubuhku seperti di gelitiki ribuan semut, ternyata Andri sudah polos dan bulu-bulu lebat di tangan dan dadanya menggelitiki tubuhku. Begitupun Toni sudah bugil, ia membuka kedua pahaku lebar-lebar dengan kepala sudah berada diantaranya.

Mataku terpejam, aku sadar betul apa yang akan terjadi, kali ini mereka akan menjadikan tubuhku sebagai hidangan utama. Ada rasa kuatir dan takut tapi juga menantikan kelanjutannya dengan berdebar.

Begitu kurasakan mulut Toni yang berpengalaman mulai beraksi.. hilang sudah rasa kekuatiran dan ketakutanku. Gairahku bangkit merasakan lidah Toni menjalar dibibir kemaluanku, ditambah lagi Andri yang dengan lahapnya menghisap-hisap putingku membuat tubuhku mengeliat-geliat merasakan geli dan nikmat dikedua titik sensitif tubuhku.

“Aaahh.. Tonn.. Drii.. nngghh.. aaghh” rintihku tak tertahankan lagi.
Toni kemudian mengganjal pinggulku dengan bantal sofa sehingga pantatku menjadi terangkat, lalu kembali lidahnya bermain dikemaluanku.

Kali ini ujung lidahnya sampai masuk kedalam liang kenikmatanku, bergerak-gerak liar diantara kemaluan dan anus, seluruh tubuhku bagai tersengat aliran listrik aku hilang kendali. Aku merintih, mendesah bahkan menjerit-jerit merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Lalu kurasakan sesuatu yang hangat keras berada dibibirku.. kejantanan Andri! Aku mengeleng-gelengkan kepala menolak keinginannya, tapi Andri tidak menggubrisnya ia malah manahan kepalaku dengan tangannya agar tidak bergerak.

“Jilat.. Ver” perintahnya tegas.
Aku tidak lagi bisa menolak, kujilat batangnya yang besar dan sudah keras membatu itu, Andri mendesah-desah merasakan jilatanku.
“Aaahh.. Verr.. jilat terus.. nngghh” desah Andri.
“Jilat kepalanya Ver” aku menuruti permintaannya yang tak mungkin kutolak.
Lama kelamaan aku mulai terbiasa dan dapat merasakan juga enaknya menjilat-jilat batang penis itu, lidahku berputar dikepala kemaluannya membuat Andri mendesis desis.
“Ssshh.. nikmat sekali Verr.. isep sayangg.. isep” pintanya diselah-selah desisannya.

Aku tak tahu harus berbuat bagaimana, kuikuti saja apa yg pernah kulihat di film, kepala kejantanannya pertama-tama kumasukan kedalam mulut, Andri meringis.
“Jangan pake gigi Ver.. isep aja” protesnya, kucoba lagi, kali ini Andri mendesis nikmat.
“Ya.. gitu sayang.. sshh.. enak.. Ver”

Melihat Andri saat itu membuatku turut larut dalam kenikmatannya, apalagi ketika sebagian kejantanannya melesak masuk menyentuh langit-langit mulutku, belum lagi kenakalan lidah Toni yang tiada henti-hentinya menggerayangi setiap sudut kemaluanku. Aku semakin terombang-ambing dalam gelombang samudra birahi yang melanda tubuhku, aku bahkan tidak malu lagi mengocok-ngocok kejantanan Andri yang separuhnya berada dalam mulutku.

Beberapa saat kemudian Andri mempercepat gerakan pinggulnya dan menekan lebih dalam batang kemaluannya, tanganku tak mampu menahan laju masuknya kedalam mulutku. Aku menjadi gelagapan, ku geleng-gelengkan kepalaku hendak melepaskan benda panjang itu tapi malah berakibat sebaliknya, gelengan kepalaku membuat kemaluannya seperti dikocok-kocok. Andri bertambah beringas mengeluar-masukan batangnya dan..
“Aaagghh.. nikmatt.. Verr.. aku.. kkeelluaarr” jerit Andri, air maninya menyembur-nyembur keras didalam mulutku membuatku tersedak, sebagian meluncur ke tenggorokanku sebagian lagi tercecer keluar dari mulutku.

Aku sampai terbatuk-batuk dan meludah-ludah membuang sisa yang masih ada dimulutku. Toni tidak kuhiraukan aku langsung duduk bersandar menutup dadaku dengan bantal sofa.
“Gila Andri.. kira-kira dong” celetukku sambil bersungut-sungut.

“Sorry Ver.. ngga tahan.. abis isepan kamu enak banget” jawab Andri dengan tersenyum.
“Udah Ver jangan marah, kamu masih baru nanti lama lama juga bakal suka” sela Toni seraya mengambilkan aku minum dan membersihkan sisa air mani dari mulutku.

Toni benar, aku sebenarnya tadi menikmati sekali, apalagi melihat mimik Andri saat akan keluar hanya saja semburannya yang membuatku kaget. Toni membujuk dan memelukku dengan lembut sehingga kekesalanku segera surut.

Dikecupnya keningku, hidungku dan bibirku. Kelembutan perlakuannya membuatku lupa dengan kejadian tadi. Kecupan dibibir berubah menjadi lumatan-lumatan yang semakin memanas kami pun saling memagut, lidah Toni menerobos mulutku meliuk-liuk bagai ular, aku terpancing untuk membalasnya. Ohh.. sungguh luar biasa permainan lidahnya, leher dan telingaku kembali menjadi sasarannya membuatku sulit menahan desahan-desahan kenikmatan yang begitu saja meluncur keluar dari mulutku.

Toni merebahkan tubuhku kembali dilantai beralas karpet, kali ini dadaku dilahapnya puting yang satu dihisap-hisap satunya lagi dipilin-pilin oleh jari-jarinya. Dari dada kiriku tangannya melesat turun ke kewanitaanku, dielus-elusnya kelentit dan bibir kemaluanku. Tubuhku langsung mengeliat-geliat merasakan kenakalan jari-jari Toni.

“Ooohh.. mmppff.. ngghh.. sshh” desisku tak tertahan.
“Teruss.. Tonn.. aakkhh”

Aku menjadi lebih menggila waktu Toni mulai memainkan lagi lidahnya di kemaluanku, seakan kurang lengkap kenikmatan yang kurasakan, kedua tanganku meremas-remas payudaraku sendiri.
“Ssshh.. nikmat Tonn.. mmpphh” desahanku semakin menjadi-jadi.

Tak lama kemudian Toni merayap naik keatas tubuhku, aku berdebar menanti apa yang akan terjadi. Toni membuka lebih lebar kedua kakiku, dan kemudian kurasakan ujung kejantanannya menyentuh mulut kewanitaanku yang sudah basah oleh cairan cinta.

“Aauugghh.. Tonn.. pelann” jeritku lirih, saat kepala kejantanannya melesak masuk kedalam rongga kemaluanku.

Toni menghentikan dorongannya, sesaat ia mendiamkan kepala kemaluannya dalam kehangatan liang kewanitaanku. Kemudian-masih sebatas ujungnya-secara perlahan ia mulai memundur-majukannya. Sesuatu yang aneh segera saja menjalar dari gesekan itu keseluruh tubuhku. Rasa geli, enak dan entah apalagi berbaur ditubuhku membuat pinggulku mengeliat-geliat mengikuti tusukan-tusukan Toni.
“Ooohh.. Tonn.. sshh.. aahh.. enakk Tonn” desahku lirih.

Aku benar-benar tenggelam dalam kenikmatan yang luar biasa akibat gesekan-gesekan di mulut kewanitaanku. Mataku terpejam-pejam kadang kugigit bibir bawahku seraya mendesis.
“Enak.. Ver” tanya Toni berbisik.
“He ehh Tonn.. oohh enakk.. Tonn.. sshh”
“Nikmatin Ver.. nanti lebih enak lagi” bisiknya lagi.
“Ooohh.. Tonn.. ngghh”

Toni terus mengayunkan pinggulnya turun-naik-tetap sebatas ujung kejantanannya-dengan ritme yang semakin cepat. Selagi aku terayun-ayun dalam buaian birahi, tiba-tiba Toni menekan kejantanannya lebih dalam membelah kewanitaanku.

“Auuhh.. sakitt Tonn” jeritku saat kejantanannya merobek selaput daraku, rasanya seperti tersayat silet, Toni menghentikan tekanannya.

“Pertama sedikit sakit Ver.. nanti juga hilang kok sakitnya” bisik Toni seraya menjilat dan menghisap telingaku.

Entah bujukannya atau karena geliat liar lidahnya, yang pasti aku mulai merasakan nikmatnya milik Toni yang keras dan hangat didalam rongga kemaluanku.

Toni kemudian menekan lebih dalam lagi, membenamkan seluruh batang kemaluannya dan mengeluar-masukannya. Gesekan kejantanannya dirongga kewanitaanku menimbulkan sensasi yang luar biasa! Setiap tusukan dan tarikannya membuatku menggelepar-gelepar.

“Ssshh.. ohh.. ahh.. enakk Tonn.. empphh” desahku tak tertahan.
“Ohh.. Verr.. enak banget punya kamu.. oohh” puji Toni diantara lenguhannya.
“Agghh.. terus Tonn.. teruss” aku meracau tak karuan merasakan nikmatnya hujaman-hujaman kejantanan Toni di kemaluanku.

Peluh-peluh birahi mulai menetes membasahi tubuh. Jeritan, desahan dan lenguhan mewarnai pergumulan kami. Menit demi menit kejantanan Toni menebar kenikmatan ditubuhku. Magma birahi semakin menggelegak sampai akhirnya tubuhku tak lagi mampu menahan letupannya.

“Tonii.. oohh.. tekan Tonn.. agghh.. nikmat sekali Tonn” jeritan dan erangan panjang terlepas dari mulutku.

Tubuhku mengejang, kupeluk Toni erat-erat, magma birahiku meledak, mengeluarkan cairan kenikmatan yang membanjiri relung-relung kewanitaanku.

Tubuhku terkulai lemas, tapi itu tidak berlangsung lama. Beberapa menit kemudian Toni mulai lagi memacu gairahku, hisapan dan remasan didadaku serta pinggulnya yang berputar kembali membangkitkan birahiku.

Lagi-lagi tubuhku dibuat mengelepar-gelepar terayun dalam kenikmatan duniawi. Tubuhku dibolak-balik bagai daging panggang, setiap posisi memberikan sensasi yang berbeda. Entah berapa kali kewanitaanku berdenyut-denyut mencapai klimaks tapi Toni sepertinya belum ingin berhenti menjarah tubuhku.

Selagi posisiku di atas Toni, Andri yang sedari tadi hanya menonton serta merta menghampiri kami, dengan berlutut ia memelukku dari belakang. Leherku dipagutnya seraya kedua tangannya memainkan buah dadaku. Apalagi ketika tangannya mulai bermain-main diklitorisku membuatku menjadi tambah meradang.

Kutengadahkan kepalaku bersandar pada pundak Andri, mulutku yang tak henti-hentinya mengeluarkan desahan dan lenguhan langsung dilumatnya. Pagutan Andri kubalas, kami saling melumat, menghisap dan bertukar lidah. Pinggulku semakin bergoyang berputar, mundur dan maju dengan liarnya. Aku begitu menginginkan kejantanan Toni mengaduk-aduk seluruh isi rongga kewanitaanku yang meminta lebih dan lebih lagi.

“Aaargghh.. Verr.. enak banget.. terus Ver.. goyang terus” erang Toni.
Erangan Toni membuat gejolak birahiku semakin menjadi-jadi, kuremas buah dadaku sendiri yang ditinggalkan tangan Andri.. Ohh aku sungguh menikmati semua ini.

Andri yang merasa kurang puas meminta merubah posisi. Toni duduk disofa dengan kaki menjulur dilantai, Akupun merangkak kearah batang kemaluannya.
“Isep Ver” pinta Toni, segera kulumat kejantanannya dengan rakus.
“Ooohh.. enak Ver.. isep terus”
Bersamaan dengan itu kurasakan Andri menggesek-gesek bibir kemaluanku dengan kepala kejantanannya.

Tubuhku bergetar hebat, saat batang kemaluan Andri-yang satu setengah kali lebih besar dari milik Toni-dengan perlahan menyeruak menembus bibir kemaluanku dan terbenam didalamnya. Tusukan-tusukan kejantanan Andri serasa membakar tubuh, birahiku kembali menggeliat keras. Aku menjadi sangat binal merasakan sensasi erotis dua batang kejantanan didalam tubuhku. Batang kemaluan Toni kulumat dengan sangat bernafsu. Kesadaranku hilang sudah naluriku yang menuntun melakukan semua itu.

“Verr.. terus Verr.. gue ngga tahan lagi.. Aaarrgghh” erang Toni.
Aku tahu Toni akan segera menumpahkan cairan kenikmatannya dimulutku, aku lebih siap kali ini. Selang berapa saat kurasakan semburan-semburan hangat sperma Toni.

“Aaagghh.. nikmat banget Verr.. isep teruss.. telan Verr” jerit Toni, lagi-lagi naluriku menuntun agar aku mengikuti permintaan Toni, kuhisap kejantananya yang menyemburkan cairan hangat dan.. kutelan cairan itu. Aneh! Entah karena rasanya, atau sensasi sexual karena melihat Toni yang mencapai klimaks, yang pasti aku sangat menyukai cairan itu. Kulumat terus itu hingga tetes terakhir dan benda keras itu mengecil.. lemas.

Toni beranjak meninggalkan aku dan Andri, sepeninggal Toni aku merasa ada yang kurang. Ahh.. ternyata dikerjai dua pria jauh lebih mengasikkan buatku. Namun hujaman-hujaman kemaluan Andri yang begitu bernafsu dalam posisi \’doggy\’ dapat membuatku kembali merintih-rintih. Apalagi ditambah dengan elusan-elusan Ibu jarinya dianusku. Bukan hanya itu, setelah diludahi Andri bahkan memasukan Ibu jarinya ke lubang anusku. Sodokan-sodokan dikewanitaanku dan Ibu jarinya dilubang anus membuatku mengerang-erang.
“Ssshh.. engghh.. yang keras Drii.. mmpphh”
“Enak banget Drii.. aahh.. oohh”
Mendengar eranganku Andri tambah bersemangat menggedor kedua lubangku, Ibu jarinya kurasakan tambah dalam menembus anusku, membuatku tambah lupa daratan.

Sedang asiknya menikmati, Andri mencabut kejantanan dan Ibu jarinya.
“Andrii.. kenapa dicabutt” protesku.
“Masukin lagi Dri.. pleasee” pintaku menghiba.

Sebagai jawaban aku hanya merasakan ludah Andri berceceran di lubang anusku, tapi kali ini lebih banyak. Aku masih belum mengerti apa yang akan dilakukannya. Saat Andi mulai menggosok kepala penisnya dilubang anus baru aku sadar apa yang akan dilakukannya.

“Andrii.. pleasee.. jangan disitu” aku menghiba meminta Andri jangan melakukannya.

Andri tidak menggubris, tetap saja digosok-gosokannya, ada rasa geli-geli enak kala ia melakukan hal itu. Dibantu dengan sodokan jarinya dikemaluanku hilang sudah protesku. Tiba-tiba kurasakan kepala kemaluannya sudah menembus anusku. Perlahan namun pasti, sedikit demi sedikit batang kenikmatannya membelah anusku dan tenggelam habis didalamnya.

“Aduhh sakitt Drii.. akhh..!” keluhku pasrah karena rasanya mustahil menghentikan Andri.
“Rileks Ver.. seperti tadi, nanti juga hilang sakitnya” bujuknya seraya mencium punggung dan satu tangannya lagi mengelus-elus klitorisku.

Separuh tubuhku yang tengkurap disofa sedikit membantuku, dengan begitu memudahkan aku untuk mencengram dan mengigit bantal sofa untuk mengurangi rasa sakit. Berangsur-angsur rasa sakit itu hilang, aku bahkan mulai menyukai batang keras Andri yang menyodok-nyodok anusku. Perlahan-lahan perasaan nikmat mulai menjalar disekujur tubuhku.

“Aaahh.. aauuhh.. oohh Drii” erang-erangan birahiku mewarnai setiap sodokan penis Andri yang besar itu.
Andri dengan buasnya menghentak-hentakan pinggulnya. Semakin keras Andri menghujamkan kejantananya semakin aku terbuai dalam kenikmatan.

Toni yang sudah pulih dari \’istirahat\’nya tidak ingin hanya menonton, ia kembali bergabung. Membayangkan akan dijarah lagi oleh mereka menaikan tensi gairahku. Atas inisiatif Toni kami pindah kekamar tidur, jantungku berdebar-debar menanti permainan mereka.

Toni merebahkan diri terlentang ditempat tidur dengan kepala beralas bantal, tubuhku ditarik menindihinya. Sambil melumat mulutku-yang segera kubalas dengan bernafsu-ia membuka lebar kedua pahaku dan langsung menancapkan kemaluannya kedalam vaginaku.

Andri yang berada dibelakang membuka belahan pantatku dan meludahi lubang anusku. Menyadari apa yang akan mereka lakukan menimbulkan getaran birahi yang tak terkendali ditubuhku. Sensasi sexual yang luar bisa hebat kurasakan saat kejantanan mereka yang keras mengaduk-aduk rongga kewanitaan dan anusku. Hentakan-hentakan milik mereka dikedua lubangku memberi kenikmatan yang tak terperikan.

Andri yang sudah lelah berlutut meminta merubah posisi, ia mengambil posisi tiduran, tubuhku terlentang diatasnya, kejantanannya tetap berada didalam anusku. Toni langsung membuka lebar-lebar kakiku dan menghujamkan kejantanannya dikemaluanku yang terpampang menganga.

Posisi ini membuatku semakin menggila, karena bukan hanya kedua lubangku yang digarap mereka tapi juga payudaraku. Andri dengan mudahnya memagut leherku dan satu tangannya meremas buah dadaku, Toni melengkapinya dengan menghisap puting buah dadaku satunya. Aku sudah tidak mampu lagi menahan deraan kenikmatan demi kenikmatan yang menghantam sekujur tubuhku. Hantaman-hantaman Toni yang semakin buas dibarengi sodokan Andri, sungguh tak terperikan rasanya. Hingga akhirnya kurasakan sesuatu didalam kewanitaanku akan meledak, keliaranku menjadi-jadi.

“Aaagghh.. ouuhh.. Tonn.. Drii.. tekaann” jerit dan erangku tak karuan.
Dan tak berapa lama kemudian tubuhku serasa melayang, kucengram pinggul Toni kuat-kuat, kutarik agar batangnya menghujam keras dikemaluanku, seketika semuanya menjadi gelap pekat. Jeritanku, lenguhan dan erangan mereka menjadi satu.

“Aduuhh.. Tonn.. Drii.. nikmat sekalii”
“Aaarrghh.. Verr.. enakk bangeett”
Keduanya menekan dalam-dalam milik mereka, cairan hangat menyembur hampir bersamaan dikedua lubangku. Tubuhku bergetar keras didera kenikmatan yang amat sangat dahsyat, tubuhku mengejang berbarengan dengan hentakan-hentakan dikewanitaanku dan akhirnya kami.. terkulai lemas.
Sepanjang malam tak henti-hentinya kami mengayuh kenikmatan demi kenikmatan sampai akhirnya tubuh kami tidak lagi mampu mendayung. Kami terhempas kedalam mimpi dengan senyum kepuasan. Dihari-hari berikutnya bukan hanya Andri dan Toni yang memberikan kepuasan, tapi juga pria-pria lain yang aku sukai. Tapi aku tidak pernah bisa meraih kenikmatan bila hanya dengan satu pria.. aku baru akan mencapai kepuasan bila \’dijarah\’ oleh dua atau tiga pria sekaligus.

Main setiap hari menang setiap hari buktikan sendiri di www.panen1.com


 AGEN JUDI BOLA TERBAIK DAN TERPERCAYA